WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Polemik Rutin September Komunisme, Pembongkaran Patung 3 Tokoh Penumpas G.30.S PKI Mau Pakai Kacamata Syariah Atau NKRI ?

* Kembali Kerahmatan Lilalamin Perekat NKRI
* Pat Gulipat Lompat2 Identitas
* Museum Nasional Perlu diPerluas lagi ?

EDITORIAL: BOY TANAYA

JAKARTA, JMI - Menyusul ramainya gonjang ganjing pembongkaran patung tiga tokoh penumpasan G.30 S.PKI di museum Darma Bhakti Kostrad di Jl.Merdeka Timur Jakarta , September 2021 ini cukup mengundang polemik antar elite politik dan jd suguhan berita viral dimasyarakat. 

Di Era Reformasi terlebih dimasa pemerintahan Jokowi seperti tiada hentinya setiap tahun menginjak bulan September para elite khususnya kelompok oposisi dg koalisi rezim berpolemik dg Issue Bangkit atau tidaknya PKI dibumi Nusantara ini. 

Menjadi hal yang sensitif karena mantan Panglima TNI Jend.Purn. Gatot Nurmantio , setelah dg ngototnya wajib menonton film penghianatan G30S.PKI , September inipun mengungkapkan, bahwa pembongkaran ketiga tokoh itu Patung Jend.Soeharto , Jend.AH Nasution dan Letjend.Sarwo Edhy , menurut Gatot adalah menjadi indikasi bahwa PKI sudah menyusup ketubuh TNI,hal didukung komentar kelompok oposisi lainnya seperti Fadli Jon dan Rocky Gerung yg senada dg Gatot.

Dibagian lain Mantan Pangkostrad Priode 2011-2012 Letjend.Purn.AY Nasution sebagai penggagas pertama berdirinya tiga patung tokoh itu justru mengatakan persepsi Gatot dan kelompoknya terlalu dangkal , hanya karena membongkar patung itu dari museum Kostrad lantas menandakan PKI sdh merambah ke tubuh TNI , 

"Saya saat ini karena sudah usia uzur lebih kepada ibadah dan berketepatan agama Islam saya melarang pendirian patung2 , maka lahir batin saya meminta Pangkostrad Letjend Dudung untuk mbongkarnya, walaupun saya adalah penggagas ide pendirian patung2 dimaksud ".

Dibagian lainpun mantan Pangkostrad Jend.Agum Gumelar mengingatkan , hendaknya lebih bijak lagilah bicara tentang TNI , tidak semudah yang dibayangkan jika paham komunis masuk keinstitusi pertahanan negara.

Fadly Zon dalam kaitan ini menegaskan , pembongkaran ketiga patung bersejarah itu tdk bs hanya dikarenakan permintaan perseorangan, ini kesalahan yg sangat fatal , ungkap Fadly , sama dg sikap yg bertentangannya dg aturan negara .

Editorial kali ini mengajak bagaimana kita melihat secara profesional dan proporsional masalah adanya pembongkaran patung itu dg memakai kacamata apa yang akan digunakan ?

Jangan pat gulipat dg kepentingan politik pereseorangan atau kelompok. Artinya sebentar bicara aturan syariah , dan sebentar bicara Nasionalis . Hingga tidak sadar semata2 hanya kepentingan politik saja , bisa berganti ganti identitas tergantung situasi dan kondisinya .

Dlm persfektif pandangan Akidah dan kaidah Islam , memang pendirian patung diharamkan karena malaikatpun enggan masuk pada bangunan/rumah yang didalamnya terdapat patung dan hiasan atau gambar 
Sebagaimana dikisahkan saat nabi Ibrahim AS yang menghancurkan patung2 berhala ada dibeberapa ayat Alquran diantaranya QS.Alanbiya.58 dan terdapat di Hadist riwayat Bukhari dan Muslim.

Namun konteks perekat persatuan dan kesatuan bangsa dg beragam agama sebagai bentuk toleransi terbatas, itupun ada dlm Alquran dari beberapa ayat seperti Albaqarah dan Alan'am. 

Artinya memepersilahkan umat beragama non Islam utk bebas mendirikan patung dibangunan atau dirumahnya sekalipun.

Maka seyogyanya Museum Nadional Gajah yang ada di Jl.Merdeka Barat dapat diperluas lagi arealnya , atau mencari lahan baru , sehingga museum yang bersifat umum itu menyuguhkan apapun yang bersejarah dengan deorama patung apapun itu untuk umum dengan keberagaman agama , suku adat apapun pengunjung dpt masuk .

Jadi tidak ada lagi museum umum dengan panorama ekslusif. Jadi marilah kita lebih melihat dari sudut pandang apa tentang kejadian pembongkaran patung dimuseum Kostrad itu yang berketepatan momentumnya terjadi di bulan September 2021

Kronologis polemik tentang patung bersejaran itu saat AY Nasution 30 Agustus lalu berkunjung ke Kostrad dan kunjungan itu lebih kepada silaturahmi senior mantan Pangkostrad kepada Pangkostrad yan menjabat sekarang, dan sesaat beberapa hari kemudian terjadi pembongkaran tiga patung tokoh penumpasan PKI dimuseum itu. Hingga tak ayal Pangkostrad Dudungpun jadi bahasan .

Hingga polemikpun terjadi dari yang dihubungkan akidah dan kaidah Islam , dan disisi lain berpendapat tidak nasionalis , bahkan ada pola pemikiran ekstreem yg menduga kejadian pembongkaran tsb sebagai bentuk antipatinya terhadap rezim orde baru saat Presiden Soeharto berkuasa . Allahualam Bisawab mari kita memakai kacamata obyektif bijak dan netral dan sll berbaik sangka.J

Tb.Boy Tanaya.P.Sip
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Apel Besar dan Halal Bihalal Perumda Air Minum Tirta Rangga Kab.Subang Tahun 2024

Subang, JMI - Pj. Bupati Subang Bertindak sebagai pembina Apel Besar yang bertempat di Halaman Kantor Perumda air minum Tirta R...