Ungkapan PETANI tentang harga cabai mengapa mahal (ilustrasi)
UNGARAN JMI,. --
Menyusul naiknya harga cabai di
sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Semarang, petani di wilayah
penghasil cabai turut kecipratan berkah. Karena karena harga di tingkat petani
juga tinggi.
Untuk saat ini mereka bisa menikmati harga
jual hasil panen yang sangat menggembirakan. Hanya saja produktivitas tanaman cabai
saat ini memang berkurang, karena tanaman cabai saat ini butuh perawatan
ekstra.
Hal ini ada kaitan nya dengan kondisi cuaca akhir-
akhir ini yang tidak menentu. “Terkadang curah hujan masih cukup tinggi, meski sebenarnya
sudah masuk musim kemarau,” ungkap Cahyono (44), salah seorang petani di Dusun
Geblog, Desa Sidomukti, Kabupaten Bandungan, Kabupaten Semarang.
Ia mengakui, harga cabai di tingkat petani
–untuk saat ini—sedang bagus, namun produktivitasnya memang sedang berkurang.
Untuk cabai rawit merah di tingkat petani bisa mencapai Rp 85.000 per kilogram
dan cabai merah keriting mencapai Rp 55.000 per kilogram.
Karena faktor cuaca yang tidak menentu,
cenderung hujan dengan intensitas lebat yang kadang juga disertai dengan angin
kencang. Sehingga cuaca rentan merusak tanaman cabai yang ada di ladang.
Selain itu, perawatan tanaman cabai juga
tergolong rumit dan membutuhkan tenaga ekstra agar produksinya optimal. Danlagi para petani di Desa Sidomukti -umumnya- tidak hanya menanam cabai
saja.
Tetapi juga menanam beberapa jenis sayuran
lainnya seperti daun sawi, selada dan lainnya. “Kalau tenaganya hanya
difokuskan untuk merawat tanaman cabai saja, yang lainnya tidak akan maksimal,”
lannjutnya.
Di sisi lain, lanjut Cahyono, permintaan
cabai –untuk saat ini-- juga terus meningkat dari bakul yang besar yang biasa
memasok para pedagang di sejumlah pasar tradisional, baik yang ada di Kabupaten
Semarang maupun daerah lain di sekitarnya.
Karena adanya kelonggaran yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat untuk menggelar acara hajatan, seperti acara pernikahan
dan lainnya.
“Sekarang ini kan orang sudah diberikan izin
untuk menggelar pesta pernikahan dan hajat lainnya, sehingga permintaan dari
katering atau dari masyarakat sendiri juga meningkat,” tembahnya.
Cahyono mengaku sudah beberapa kali mendapatkan
‘order’ dari bakul besar yang menginginkan pasokan cabai dalam jumlah lebih.
Hanya saja,kata Cahyono, produksi cabai saat ini memang tidak dapat
optimal.
“Sehingga harga cabai sekarang menjadi ‘terdongkrak’ dan lebih mahal, karena kapasitas produksinya tidak sebanding dengan permintaannya yang memang tinggi,” pungkasnya.
Sumber : Republika
Editor : GOFARIO AGUSTHIA
0 komentar :
Posting Komentar