WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Sempat Protes Invasi Ukraina di Acara TV, Jurnalis Rusia Ditahan Oleh Kepolisian Ukraina

Marina Ovsyannikova, jurnalis Rusia yang sempat ditahan beberapa kali karena memprotes invasi Moskow ke Ukraina di sebuah acara berita utama televisi nasional. (Foto: AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)

JAKARTA, JMI  --  Polisi Rusia kembali menahan jurnalis, Marina Ovsyannikova, pada Senin (18/7) setelah sempat memprotes invasi militer Moskow di Ukraina dalam sebuah acara berita di televisi nasional.

Pihak berwenang menahan Ovsyannikova saat ia menyampaikan orasi protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina di dekat Istana Kepresidenan Kremlin. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi terkait penahanan perempuan ini.

"Marina telah ditahan. Tak ada informasi di mana dia berada sekarang," kata tim Ovsyannikova dalam akun Telegramnya dikutip AFP.

Dalam pesan itu, tertera pula tiga foto yang menunjukkan Ovsyannikova dibawa polisi masuk ke dalam mobil van putih.

Pengacara Ovsyannikova, Dmitri Zakhvatov, mengonfirmasi penangkapan kliennya itu. Ia mengaku tak mengetahui keberadaan perempuan tersebut.

"Saya berasumsi, itu berkaitan dengan satu atau cara lain atas tindakan protesnya," ucap Zkahvathov kepada Ria Novosti.

Meski begitu, beberapa jam kemudian Ovsyannikova menyatakan telah dibebaskan polisi. 

"Saya di rumah. Semuanya baik-baik saja," tulisnya di Facebook semalam seperti dikutip AFP.

"Sekarang saya tahu lebih baik meninggalkan rumah dengan paspor dan tas saya," tambahnya.

Zakhvatov mengatakan kliennya ditahan karena dia dicurigai telah "mendiskreditkan" tentara Rusia dalam pidatonua di luar pengadilan Moskow pekan lalu untuk mendukung aktivis oposisi Ilya Yashin. Yashin dituduh menyebarkan informasi palsu tentang tentara Rusia.

Penahanan terhadap Ovsyannikova bukan kali pertama. Pada Maret lalu, ia juga ditahan gegara tindakan serupa meski akhirnya dibebaskan.

Kala itu Ovsyannikova menerobos masuk ke lokasi program berita malam Vremya (Waktu) yang populer. Ia menerobos masuk dan berdiri menghadap kamera sambil memegang poster bertuliskan "No War."

Ovsyannikova juga sempat mengunggah foto di Telegram. Gambar itu menunjukkan dia sedang berada di dekat Kremlin. Jurnalis itu juga membawa poster protes yang mengangkat kematian anak-anak dan mencela Presiden Vladimir Putin sebagai "pembunuh".

Deklarasi semacam ini membawa Ovsyannikova dituntut secara pidana. Ia bisa dikenai hukuman karena menerbitkan informasi yang dianggap Rusia palsu dan merendahkan tentara.

Seketika nama Ovsyannikova mendunia usai insiden itu. Gambar saat ia menyelinap ke siaran langsung juga menuai perhatian. Sejumlah pengamat memuji tindakan dia.

Dia sempat ditahan dan kemudian dibebaskan dengan kondisi baik-baik saja.

Beberapa bulan setelah protes itu, Ovsyannikova menghabiskan waktu di luar negeri, termasuk bekerja sementara di surat kabar Jerman, Die Welt.

Pada awal Juli, dia mengumumkan akan kembali ke Rusia untuk menyelesaikan perselisihan tentang hak asuh anak-anaknya.


Sumber : CNN Indonesia

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Ayo Buruan Daftarkan Diri Anda! Bawaslu Subang Rekrutmen Pengawas ADHOC Khusus Panwaslu Kecamatan di Pilkada 2024

Koordinator Divisi SDM organisasi Diklat Bawaslu, ketua Pokja Rekrutmen panwascam pilkada Subang 2024 Imanuddin Subang, JMI – D...