 |
Presiden Jokowi percaya diri neraca perdagangan RI surplus dari China pada tahun ini, setelah minus sejak 2014 silam. (bjtiport.co.id)
|
JAKARTA, JMI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi)
percaya diri neraca perdagangan Indonesia dengan China
akan surplus pada tahun ini karena hilirisasi produk tambang yang
dilakukan pemerintah.
Ia menjelaskan hilirisasi tambang memang sudah
dilakukan pemerintah sejak tiga tahun lalu. Saat itu, pemerintah berhenti
ekspor bijih nikel dan hanya memperbolehkan produk olahan.
Pemerintah juga akan membangun smelter Gresik yang
bisa beroperasi pada 2024 nanti. Jokowi menilai dengan proyek ini masyarakat
dapat melihat nilai tambah dari tembaga yang sudah lebih dari 50 tahun diekspor
oleh Indonesia.
Setelah itu, Jokowi memastikan pemerintah akan
menyetop ekspor bauksit mentah. "Dari sini kelihatan neraca perdagangan
dengan China yang dahulu selalu minus di 2014 sampai minus US$13 miliar, 2021
minusnya sudah US$2,4 miliar," kata Jokowi dalam Sarasehan 100 Ekonom
Indonesia, Rabu (7/9).
"Tahun ini, kita pastikan sudah surplus
dengan RRT (China), saya pastikan. Karena raw material (bahan mentah) yang
tidak kita ekspor mentahan," terang dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan posisi neraca
perdagangan Indonesia juga tercatat surplus dengan Amerika Serikat (AS) hingga
US$14,4 miliar.
Namun, Jokowi meminta hal ini tidak diungkap
sering-sering. Sebab, fakta ini akan membuat AS mencabut fasilitas generalized
system of preferences (GSP) yang diterima Indonesia.
"Tapi ini jangan sering disampaikan, tapi ini
terlanjur sudah karena bisa-bisa nanti dicabut fasilitas GSP kita, jangan
didiskusikan masalah kita," imbuh Jokowi.
GSP merupakan program penurunan tarif bea masuk
yang diberikan oleh AS kepada negara berkembang, termasuk Indonesia.
Fasilitas GSP diberikan kepada sejumlah produk RI
yang dinilai kurang berdaya-saing di pasar AS dibanding produk yang sama atau
sejenis dari negara lain.
Jokowi juga menambahkan surplus dagang Indonesia
dengan India saat ini tembus US$5,6 miliar. Adapun surplus dagang RI dengan
India sudah terjadi selama 27 bulan berturut-turut.
"Dengan India kita surplus US$5,6 miliar,
sudah 27 bulan neraca kita surplus," tandas Jokowi.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar