WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Sebagai Cagar Budaya kini Kondisi Rumah Tahanan Hatta dan Sjahrir di Sukabumi Memprihatinkan


Sukabumi JMI, 
 Rumah bergaya twin-house berdiri kokoh di pinggir Jalan Bhayangkara No. 156 A, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi. Lokasinya menyatu dengan komplek Setukpa Lemdiklat Polri.

Diketahui bangunan itu dibangun pada tahun 1926. Kemudian ditempati oleh dua pahlawan nasional Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir saat menjalani masa pengasingan selama satu setengah bulan sejak 3 Februari-22 Maret 1942.

Beberapa waktu lalu, Kepala Setukpa Lemdiklat Polri Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto memberi kesempatan salah satu media online untuk melihat bagian dalam rumah tahanan. Kabarnya, rumah tahanan itu sudah teregister sebagai cagar budaya di bawah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP) wilayah kerja Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Lampung.

Sayangnya tak banyak yang dapat dinikmati di dalam rumah tahanan tersebut. Saat memasuki rumah tahanan Sjahrir hanya terpajang foto Sjahrir di sisi kanan dan dinding bagian depan terpasang foto Bung Karno.

Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah mengatakan, pada saat rumah tahanan itu ditempati oleh Hatta dan Sjahrir, fasilitasnya sangat lengkap sebagimana mestinya.

"Ya barang-barang yang digunakan oleh Hatta dan Sjahrir ada di dalam rumah tahanan tersebut," kata Irman kepada detikJabar, Jumat (23/12/2022).

Dia mengatakan, di kamar muka rumah tahanan Hatta terdapat tempat tidur besi lengkap kelambu, ada zitje. Kemudian di ruang tamu ada meja segi 8 lengkap dengan 4 kursinya dan satu dipan.

"Di bagian kamar Sjahrir ada tempat tidur dan zitje, di ruang tegah ada satu kamar tidur untuk dua orang lengkap dengan tempat tidur. Sjahrir konon bawa radio sedangkan Hatta bawa banyak buku yang dipaketkan (dari Banda Neira)," ujarnya.

Selain itu, di setiap ruangan dan kamar tidur Hatta dan Sjahrir sudah dilengkapi lampu listrik, bukan lagi lampu minyak. Fasilitas dapur, kamar mandi dan toiletnya pun berderetan terletak di bangunan belakang. Kebutuhan air tersedia dari air ledeng, tak ada sumur di rumah itu.

Pihaknya sangat menyayangkan kondisi rumah tersebut. Padahal, kata dia, rumah tersebut sarat sejarah.

"Dari rumah ini banyak kisah sejarah terkuak terutama detik-detik pengambilalihan sekolah polisi oleh Jepang hingga strategi kedua tokoh pahlawan tersebut dalam menghadapi Jepang. Salah satu sejarah besar adalah keberanian Hatta untuk meminta janji merdeka jika Jepang ingin merekrutnya, kisah kecil yang memberi dampak yang luar biasa bagi sejarah nasional," tutupnya.



dtk/Zr/JMI/Red.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Lelang Khas Tanah Desa Sambung 2024 Penuh Dengan Antusias Warga

GROBOGAN, JMI - Dalam upaya memenuhi anggaran pandapatan dan belanja desa tahun 2024,Pemerintah Desa Sambung Kecamatan Godong K...