WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Toyota dan Daihatsu Dirikan Perusahaan Baru

RABU 05 OKTOBER 2016 | 10:35 WIB
Daihatsu Kini Sepenuhnya Anak Perusahaan Toyota
Jakarta, JURNALMEDIAIndonesia.com - Toyota Motor Corp. (TMC) akan mendirikan perusahaan patungan baru bersama Daihatsu Motor Co. (DMC) untuk mengembangkan dan memasarkan mobil kompak.

Rencananya, produk ini dipasarkan di negara berkembang sebagai upaya memperluas penguasaan pasar di Asia. Perusahaan baru itu rencananya dibentuk pada Januari tahun depan, di mana Daihatsu akan menjadi pemimpin proyek dan berperan sebagai penanggung jawab pengembangan, pengadaan, dan produksi.

Mobil kompak atau compact car merupakan mobil berukuran kecil dengan kapasitas penumpang maksimal 5 orang dan memiliki mesin berukuran 1.000cc—1.500cc.

Selain memperluas pasar, proyek ini juga ditujukan untuk lebih mengenalkan Daihatsu di pasar global, mengingat selama ini merek tersebut lebih dikenal sebagai produsen mobil kecil, dan sebatas hanya di negara berkembang.

Daihatsu yang telah diakuisisi oleh Toyota memang dikenal sebagai perusahaan yang fokus pada kendaraan kompak. Merek tersebut memiliki penguasaan pangsa pasar cukup besar untuk beberapa negara di kawasan regional. Di Malaysia, perusahaan tersebut menguasai pangsa pasar mobil penumpang sebesar 32,5%.

Adapun di Indonesia, Daihatsu menguasai pasar 16% pasar mobil penumpang. “Dengan pembentukan perusahaan patungan secara internal, Toyota ingin banyak belajar dengan Daihatsu terkait fundamental bisnis dan cara kerja menghadapi persaingan,” kata Executive Vice President Toyota Shigeki Terashi, Selasa (4 Oktober 2016).

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hingga bulan lalu, total penjualan Daihatsu mencapai 116.999 unit, naik tipis di bandingkan dengan capaian pada periode Januari-Agustus tahun lalu yang sebanyak 113.431 unit.

Namun demikian, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia belum bersedia memberikan penjelasan secara rinci. Perusahaan itu juga masih bungkam terkait kemungkinan kebijakan serupa akan diterapkan di Indonesia. “Saat ini belum ada kebijakan untuk Indonesia,” kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono.

Dia menambahkan, Toyota Motor Corp. dan Daihatsu Motor Co. masih fokus membahas rencana pendirian perusahaan patungan tersebut. Di Indonesia, pendirian usaha patungan bukan hal baru bagi kedua perusahaan itu. Melalui usaha patungan dengan PT Astra International Tbk., duet Daihatsu dan Toyota telah menghasilkan sejumlah produk untuk pasar domestik.

Antara lain kendaraan segmen low multi purpose vehicle(LMPV) Xenia-Avanza, Terios-Rush yang masuk di segmen sport utility vehicle (SUV), serta Ayla-Agya dan Sigra-Calya di segmen low cost green car (LCGC). Produk tersebut diproduksi di pabrik yang dikelola oleh Daihatsu.

Namun terkait rencana pendirian unit usaha baru dengan Toyota, Daihatsu Indonesia masih belum bersedia memberikan keterangan. “Saya tidak mempunyai informasi mengenai hal ini,” kata Rudy Ardiman, Division Head Cor porate Planning PT Astra Daihatsu Motor.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menilai, tren aliansi yang dibangun oleh sejumlah perusahaan otomotif merupakan tuntutan yang harus dilakukan untuk memperluas penguasaan pasar. Tak hanya di sektor otomotif, langkah serupa juga umum dilakukan perusahaan di sektor lain.

Menurutnya, aliansi atau pendirian usaha patungan baru akan efektif mengerek laju penjualan jika produk yang dihasilkan sesuai dengan minat pasar. “Ini upaya bisnis saja, dan memang sudah menjadi tren sejak lama. Tujuannya untuk memperbesar cakupan bisnis, tapi hasil akhir tergantung penerimaan pasar,” ujarnya.

Tren koalisi dan kerja sama yang dilakukan oleh perusahaan otomotif dunia saat ini, memang tengah menjadi tren. Dalam ajang Paris Motor Show, tiga produsen mobil raksasa yakni BMW, Daimler dan VW mengaku akan meluncurkan teknologi layanan pemantauan lalu lintas terpadu pada tahun depan. Ketiga perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan jasa pemetaan navigasi SINI.

“Hal ini adalah respons industri otomotif untuk melawan ancaman bahwa Apple dan khususnya Google yang telah berambisi mengembangkan teknologi kemudi otomatis dan kendaraan model baru,” kata analis investasi teknologi Richard Windsor.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Prof H Amran Suadi Optimis Kaspudin Nor Lolos Menjadi Dewas KPK

JAKARTA, JMI – Sebanyak 146 calon Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dinyatakan lolos pada seleksi admi...