WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Mantan Wapres JK Minta Tarif Pulau Komodo Bisa Ditekan Sampai Rp1 Juta


JAKARTA, JMI
 -- Mantan Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla mengaku prihatin dengan kondisi Labuan Bajo, khususnya Pulau Komodo, yang saat ini tengah menjadi sorotan akibat kenaikan harga tiket Rp3,75 juta.

Dia pun menyarankan agar harga tiket yang sudah berlaku sejak 1 Agustus kemarin itu diturunkan menjadi Rp1 Juta, dengan dibarengi skema pengaturan pengunjung yang dibatasi.

"Jadi itu kita turunkan tarif Rp1 juta dan kita batasi jumlah pengunjung sampai 500 tiap hari," kata pria yang akrab disapa JK itu melalui keterangan tertulis, Sabtu (6/8).

JK sendiri mengaku prihatin. Sebab, akibat kenaikan tiket masuk itu, ketenangan wisatawan untuk menikmati keindahan Pulau Komodo terusik. Ini juga berkaitan dengan munculnya aksi demonstrasi para pelaku wisata di wilayah tersebut.

Kata JK, yang pernah menjadi Duta pemenangan Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia yang baru The New Seven Wonders 2012-2013, pemberlakuan tarif baru yang tinggi secara signifikan dapat memengaruhi jumlah kunjungan wisata ke Labuan Bajo. Padahal, saat ini Pulau Komodo telah mendunia.

"Yang terkena imbasnya adalah dunia wisata," kata dia.

Tentunya ini juga berdampak langsung pada masyarakat. Mengingat pada sektor inilah masyarakat di Pulau Komodo menggantungkan hidupnya.

Mulai dari bisnis perhotelan, kuliner, pelayaran, unit usaha kecil masyarakat hingga nelayan penangkap ikan yang membantu memenuhi kebutuhan warga sekitar ikut terkena imbasnya. Demikian halnya dengan penerbangan yang sebelumnya ramai, juga terancam kehilangan penumpang.

"Karena itu tarif ini perlu dievaluasi. Dan saya usulkan tarifnya diturunkan, katakanlah Rp1 juta dan pengunjung dibatasi dengan kuota, misalnya 500 orang per hari. Jadi angka tersebut terukur dapat 500 juta tiap hari, dan sebulan bisa 15 milyar. Lebih pasti," kata JK.

Jika hal ini diterapkan, tentunya masyarakat masih bisa meraup keuntungan. Sebab, bisnis mereka masih berjalan misalnya hotel tetap hidup, restoran hidup, kota Labuan Bajo pun bisa hidup kembali.

"Kalau orang wisata seperti komodo itu orang datangnya mungkin hanya sekali seumur hidupnya. Yang penting sudah pernah lihat. Jadi wisata itu harus memberikan ketenangan. Kalau di daerah wisata tidak tenang, ramai aksi demo, maka wisatawan tidak akan datang," kata dia.


CNNI/JMI/RED

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Sempat Tawarkan Daging Korban ke Tetangga

Ciamis, JMI - Seorang pria di Dusun Sindangjaya, Desa Cisontol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, membunuh dan memutilasi istrinya. Pela...