Hujan Es dan Angin Kencang Masih Akan Terjadi Hingga Mei

Hujan ES di daerah Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. (twitter @BPBDJakarta)

Jakarta, JURNALMEDIAIndoensia.com – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Andi Eka Sakya mengingatkan kepada masyarakar khususnya di Jabodetabek mengenai terjadinya hujan es akhir-akhir ini. Diprediksi fenomena tersebut masih akan terus terjadi hinggi akhir bulai Mei mendatang.

“Terjadinya hujan es biasanya akan disertai dengan angin kencang, hujan lebat, puting beliung, serta banyaknya petir,” katanya di sela-sela Seminar dan Perjanjian Kerjasama (PKS) Sistem Prakiraan dan Peringatan Dini Banjir Pesisir/Rob antara pihak BMKG, Kemen PUPR, KKP, BNPB, serta BIG, Rabu (29/3).

Menurut Andi, fenomena hujan es sebenarnya hal yang biasa. Namun diakui hujan es yang terjadi akhir-akhir ini relatif lebih besar dan masif dibanding kejadian sebelumnya.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya didampingi perwakilan WMO Sarah Grimes

Karena itulah dia mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati dengan fenomena ini. Terutama mereka yang tinggal di sekitar bangunan atau pohon besar yang rawan roboh.

Menyinggung soal kerjasama dengan sejumlah instansi dia menyatakan akan memberikan peringatan dini soal kemungkinan terjadinya sejumlah banjir pantai/rob. Hal ini diperlukan agar program kerja yang mereka lakukan tidak menjadi sia-sia.

Contohnya, kepada Kementerian PUPR akan diinformasikan daerah mana saja yang rawan rob. Ini diperlukan agar infrastruktur dan bangunan yang mereka buat tidak menjadi sia-sia akibat diterjang rob.

Disamping itu kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan diinformasikan tentang daerah yang rawan rob. Dengan informasi ini diharapkan program yang dikerjakan seperti pembuatan tambak di pesisir bisa direncanakan dengan baik.

Sedangkan bagi BNPB informasi yang cepat dan akurat tentang terjadinya rob sangat dibutuhkan demi kecepatan dan ketepatan bantuan yang akan dilakukan.

“Apalagi sekitar 60 persen penduduk Indonesia tinggal di pesisir pantai. Dengan demikian informasi yang tepat dan akurat sangat dibutuhkan,” kata Andi.

Dalam kegiatan ini dilibatkan juga perwakilan dari Badan Meteorologi Dunia (WMO) mengingat keadaan iklim di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan keadaan di belahan dunia lain. Salah seorang perwakilan yang dihadirkan menjadi narasumber dalam seminar adalah Dr. Sarah Grimes. (Faisal/win (Pos Kota))

Share on Google Plus