WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Kenalkan Ulfa, Anak Kondektur yang Keren dan Berprestasi

Usai wisuda, Ulfa nampang di depan salah satu outlet Cumi Krispy miliknya yang dibawa ke arena wisuda. (foto : Liputan6.com/edhie prayitno ige)
Semarang Ini kisah mahasiswa berprestasi, anak seorang kondektur bus yang sukses lulus memuaskan dan sukses secara ekonomi. Namanya Ulfa Nurjanah. Usianya 21 tahun.

Dari sisi materi, ia tak beruntung karena tidak berasal dari keluarga berada. Bahkan, ia harus menyiasati waktu agar bisa kuliah dan membiayai kuliahnya.

Jangan menyepelekan dulu. Ulfa sekarang menjelma menjadi gadis cantik, cerdas, dan bahkan pebisnis sukses. Gadis asal Brebes, Jawa Tengah ini bahkan mampu membelikan rumah untuk Sunjoyo dan Mafrikhatun, kedua orangtuanya.

Tak cukup sampai di situ, pada Rabu 12 Juli 2017, wajah cantiknya berbinar ketika ia dinyatakan lulus dengan sangat memuaskan alias cum laude, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,69.

Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan belajar di Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang Unnes adalah tiga tahun sembilan bulan.

Ulfa masuk kuliah tahun 2013. Anak bungsu itu masuk melalui program Bidik Misi. Sejak masuk hingga lulus, tak serupiah pun ia membebani orangtuanya yang sudah pensiun dari pekerjaannya sebagai kondektur bus AKDP Tegal-Semarang.

"Saya harus bisa menghasilkan uang untuk menopang perekonomian keluarga, bersama kakak-kakak saya," kata Ulfa.

Usia ayahnya yang menua, membulatkan tekad keempat anaknya agar bapaknya pensiun dari pekerjaan berat itu. Konsekuensinya, anak-anak harus menopang kehidupan orangtuanya, tak terkecuali si bungsu Ulfa yang masih kuliah.

Ulfa kemudian mencoba menjadi reseller sepatu dan menjualnya lewat Facebook dan BlackBerry Messenger. Ketelatenannya mulai berbuah, sedikitnya ia menerima order 10 pasang sepatu per minggu.

"Jangan dilihat nominalnya, tapi niat anak perempuan yang ingin bahagiakan ibunya, karena restu ibu adalah restu Allah," kata Ulfa.

Dari pendapatannya yang mepet itu, Ulfa mulai menabung Rp 10 ribu per hari untuk modal usaha berikutnya. Persaingan pedagang online makin ketat. Ulfa mencoba menambah item dagangannya, seperti jaket, jilbab, dan lainnya. Untuk modal penambahan item itu, alhasil pendapatannya malah menurun.

"Saya harus putar otak kembali, kira-kira apa yang bisa dijual dengan sedikit modal yang saya miliki," kata Ulfa.

Tiga tahun berjualan online, Ulfa mencoba hal lain. Ia mulai mencoba passion di dunia kecantikan dengan belajar make-up. Dasarnya sederhana, neneknya adalah tukang rias pengantin top pada zamannya di desanya.

"Kata ibuku, dulu nenek adalah dukun manten dan bakatnya menurun. Mulailah saya dengan menggunakan teman-teman kos sebagai model portofolio untuk promosi," kata Ulfa.

Kembali, sukses menghampirnyai karena tekun. Ulfa dipercaya menjadi salah satu agen produk kecantikan. Ia kemudian makin sibuk membagi waktu antara belajar, bekerja, dan berorganisasi di BEM KM Unnes.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar