![]() |
| Sofyan Basir |
Jakaerta JMI - Sofyan Basir, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menilai pembangkit yang cocok untuk bisa dibangun di Indonesia Timur adalah pembangkit hybrid. menurutnya pembangkit dengan mengedepankan energi terbarukan jauh lebih efisien apabila dikembangkan di Indonesia Timur seperti NTT, Maluku dan Papua.
Sofyan menjelaskan apabila menggunakan pembangkit berbasis batubara maka ada ongkos yang lebih besar yang harus dikeluarkan PLN. Sebab sumber batubara banyak berada di Kalimantan dan Sumatera. Jika harus membawa bahan baku ini sampai ke Indonesia Timur maka perlu ongkos biaya angkut.
"Aksesnya memang sulit, kita enggak bisa semua pakai PLTU, karena ada ongkos transportasi lagi. Dominasi hybrid yang paling bagus. Atau kita upayakan resource lokal seperti biomass. Ini bisa dikembangkan," ujar Sofyan di Energy Building, Selasa (6/3).
Sofyan mengatakan investasi untuk pembangkit yang mengedepankan energi terbarukan di wilayah Timur inilah yang akan menjadi prioritas PLN ke depan. Ia mengatakan akan bekerja sama dengan Direktorat EBTKE dan untuk sementara pemenuhan LTHSE menjadi salah satu solusi jangka pendek untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia Timur ini.
"Jadi ini fokus kami ke depan. Tentu ini juga dalam rangka untuk meningkatkan ratio elektrifikasi dan meningkatkan ratio bauran energi," ujar Sofyan.
Sofyan mengatakan PLN akan tetap menjalankan proyek 35 ribu megawatt dengan cara bertahap. Hal ini akan direalisasikan dengan juga memperhitungkan pertumbuhan konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi. "Kita akan tetap selesaikan proyek 35 ribu MW, tetapi juga dengan realistis dengan melihat demand yang ada," ujar Sofyan.
Sumber : Republika

0 komentar :
Posting Komentar