Ilustrasi |
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penguatan rupiah seiring dengan sentimen positif dari China yaitu membaiknya indeks manufaktur Negeri Tirai Bambu tersebut. "Membaiknya indeks manufaktur ini seiring dengan sentimen positif dari potensi adanya kesepakatan perang dagang antara AS-China yang sampai saat ini pembahasannya masih berlangsung," ujar Lana di Jakarta, Senin (1/4).
Indeks manufaktur China yang diumumkan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik China untuk Maret 2019 kembali di atas level 50, yaitu 50,2 sebagai level ekspansi. Level tersebut juga di atas ekspektasi konsensus pasar yaitu 49,5.
Pada tiga bulan sebelumnya secara berturut-turut indeks manufaktur tersebut berada di bawah level 50 yaitu level kontraksi. Indeks manufaktur ini turun dari level tertingginya 51,9 pada Mei 2018, dan mulai turun sesudahnya pascadiberlakukannya pengenaan tarif tahap satu pada 1 Juli 2018 dan mencapai terendahnya pada Februari 2019.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 14.231 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.244 per dolar AS.
0 komentar :
Posting Komentar