WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Kabut Asap Sudah Berbahaya, Warga Gelar Doa Bersama Minta Hujan

Alat ISPU di Bundaran Besar Palangka Raya, Kalteng
PALANGKARAYA, JMI -- Peristiwa bencana kabut asap pada 2015 tampaknya akan terulang. Banyaknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akhir-akhir ini menyebabkan kabut asap semakin tebal. Mata terasa pedas. Tenggorokan tidak nyaman. Kualitas udara segar menurun, sehingga berbahaya bagi pernapasan.

Minggu sore (11/8), alat indeks standar pencemar udara (ISPU) yang dipasang di Bundaran Besar Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), sudah menunjukkan kategori berbahaya. Berbahaya bagi semua populasi tentunya.

Konsentrasi partikulat (PM10) sudah di atas angka 300, jauh dari batas sedang PM10 50-100. PM10 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer).

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng Norliani tak menampik bahwa ISPU sudah menunjukkan kategori berbahaya. “Udara tak hanya dicemari asap dari karhutla, melainkan sudah bercampur debu atau partikel abu,” katanya.

Wilayah terdampak karhutla juga hingga kini belum turun hujan. Pemadaman oleh satgas gabungan melalui jalur darat dan udara seperti tak terbendung. Kondisi ini membuat banyak pihak prihatin. Warga setempat pun menggelar doa bersama kepada Sang Pencipta agar diturunkan hujan. Pada Sabtu pagi (10/8), masyarakat melaksanakan salat Istiska di halaman Pondok Pesantren Darul Amin, Jalan Yakut, Palangka Raya.

Salat tersebut diikuti santri Pondok Pesantren Darul Amin dan Al Wafa, kalangan majelis dari Masjid Raya Darussalam, NU, dan Muhammadiyah. Ahmad Sayuti ditunjuk sebagai imam sekaligus menyampaikan khotbah. Kegiatan tersebut berlangsung dari pukul 07.00 WIB sampai dengan Pukul 08.00 WIB. Jamaah pun banyak yang menggunakan masker karena kabut asap mengepung Kota Cantik itu.

Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amin Abdul Rahman mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. “Sehingga, kami merasa terpanggil untuk melaksanakan salat Istiska, salat minta hujan dalam ajaran agama Islam. Kalau ada kesulitan kemarau panjang, dianjurkan untuk melaksanakan salat Istiska,” katanya.

Abdul Rahman menuturkan, dengan salat tersebut diharapkan Allah SWT memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan memberikan jalan keluar dari kesulitan kondisi asap dan kemarau panjang, sehingga Kota Cantik dapat diguyur hujan. “Kami ingin warga di kota dapat menikmati kembali kehidupan seperti biasa dengan baik serta tidak terganggu oleh kabut asap yang sekarang sedang terjadi di Kota Palangka Raya,” jelasnya.

JAWAPOS/JMI/RED
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar