WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Bela Jokowi, SBY Minta Masyarakat Beradab Kritisi Pemerintah soal Covid-19

Ketua Umum Partai Demokrat SBY bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019). (Foto: Antara/Puspa Perwitasari).
JAKARTA, JMI -- Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membela Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari serangan alias kritikan masyarakat terkait penanganan pandemi covid-19 (virus corona). Mantan ketua umum Partai Demokrat ini meminta masyarakat beradab dan tidak berlebihan ketika mengkritisi kebijakan pemerintah.

SBY khawatir sejumlah pejabat pemerintah tidak bisa menerima kata-kata yang keras dan kasar, karena merasa sudah berupaya dan berbuat dalam mengatasi krisis akibat covid-19 saat ini. "Karena merasa dihina, beliau-beliau (di pemerintahan) ingin mengganjar para 'penghina' itu dengan penalti hukuman," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/4/2020).

Pemerintah, menurut SBY, telah berupaya menanggulangi pandemi covid-19 secara serius dengan segala keterbatasan yang dimiliki, seperti keuangan negara. "Pemerintah telah berupaya untuk serius menanggulangi wabah Corona ini," ujarnya.

Masyarakat, dia meminta, tidak terlalu cepat menuduh pemerintah tidak serius bahkan tidak berbuat apa-apa dalam menanggulangi pandemi global itu. SBY mengingat, dulu juga pernah mengalami hal yang sama sewaktu menduduki jabatan Presiden RI. Saat itu, Indonesia juga sedang berada dalam krisis ekonomi global.

"Saat itu saya tegang, letih, dalam suasana seperti itu, secara bertubi-tubi dan di banyak tempat saya diserang dan dihina. Di parlemen, di media massa, dan di jalanan dengan macam-macam unjuk rasa. Kata-katanya sangat kasar dan menyakitkan," katanya.

Saat itu, SBY mengaku, beberapa kali almarhum Ani Yudhoyono menangis. Terkadang, SBY juga hampir tidak kuat dengan hinaan-hinaan yang melampaui batas yang ditujukan kepadanya. Namun, SBY berkata, sebagai nakhoda, dia harus kuat, tegar, dan sabar.

"Saya menghibur diri saya sendiri, saya dibeginikan karena saya pemimpin, karena saya presiden. Semua menjadi tanggung jawab saya, kodrat saya. Kalau saya tidak kuat dan patah di tengah jalan, justru negara akan kacau. Rakyat justru akan menderita. Karenanya saya tetap fokus pada tugas dan kewajiban saya. Saya yakin bahwa badai pasti berlalu," tuturnya.

SBY pun meminta masyarakat agar apa yang dialaminya dulu tidak lagi dilakukan kepada pemimpin-pemimpin Indonesia yang lain. "Bagaimanapun cacian dan hinaan yang melampaui batas itu tidak baik. Tidak baik jika terjadi di negara Pancasila ini. Di negara yang berke-Tuhanan ini," ujarnya.

Terakhir, SBY mengajak semua pihak bersama-sama mengontrol atau mengendalikan ucapan dan pandangan dengan niat yang baik. "Kita sampaikan pandangan kita apa adanya, tanpa harus menghina pemimpin kita," katanya.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Peringatan Hari Santri 2024, Tingkat Kabupaten Subang Bertempat di Alun-alun Subang

Subang, JMI  - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Subang, H. Asep Nuroni, S.Sos., M.Si., didampingi oleh Ketua Dharma Wanita Pe...