JAKARTA, JMI -- Korea Utara membuat persiapan untuk uji coba nuklir selama enam bulan pertama tahun ini. Menurut kutipan dari laporan rahasia PBB yang dilihat oleh Reuters pada Kamis (4/8/2022), lokasi uji coba nuklir Punggye-ri membuka jalan bagi uji coba nuklir tambahan untuk pengembangan senjata nuklir.
"DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea atau nama resmi Korea Utara) terus mengembangkan kemampuannya untuk produksi bahan fisil di situs Yongbyon," ujar para pemantau sanksi independen melaporkan kepada komite sanksi Dewan Keamanan PBB untuk Korea Utara.
Yongbyon adalah fasilitas
nuklir utama Korea Utara, yang mengoperasikan reaktor nuklir pertamanya. Misi
PBB Korea Utara di New York tidak menanggapi permintaan komentar atas laporan
PBB tersebut.
“DPRK melakukan persiapan di lokasi uji coba nuklirnya, meskipun
tidak melakukan uji coba perangkat nuklir. Pada paruh pertama tahun 2022,
negara itu melanjutkan percepatan (yang dimulai pada September 2021) dari
program misilnya,” kata para pemantau.
Para pemantau mengatakan, Korea Utara meluncurkan 31 rudal yang
menggabungkan teknologi balistik dan panduan. Termasuk enam uji coba rudal
balistik antarbenua (ICBM) dan dua rudal yang secara eksplisit digambarkan
sebagai senjata balistik. Korea Utara terus mengimpor minyak dan ekspor
batu bara secara ilegal, untuk menghindari sanksi.
Amerika Serikat telah lama memperingatkan bahwa, Korea Utara
siap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh. Washington akan kembali mendorong
untuk memperkuat sanksi PBB terhadap Pyongyang, jika mereka melakukan uji coba
nuklir.
Pemantau PBB mengatakan, penyelidikan menunjukkan bahwa
Pyongyang harus disalahkan karena mencuri aset crypto senilai ratusan juta
dolar dalam satu peretasan besar. Para pemantau sebelumnya menuduh Korea Utara
melakukan serangan siber untuk mendanai program
nuklir dan misilnya.
"Aktivitas dunia maya lainnya yang berfokus pada pencurian
informasi dan cara yang lebih tradisional untuk memperoleh informasi dan materi
berharga untuk program terlarang DPRK, termasuk WMD (senjata pemusnah massal),
terus berlanjut," tulis para pemantau.
Korea Utara selama bertahun-tahun dilarang melakukan uji coba
nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan PBB. Dewan juga telah
memperkuat sanksi terhadap Pyongyang. Pembicaraan internasional yang bertujuan
meyakinkan Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dan rudal balistiknya
sebagian besar terhenti sejak 2019.
Dalam beberapa tahun terakhir, Cina dan Rusia telah mendorong
pelonggaran sanksi terhadap Korea Utara atas dasar kemanusiaan, dengan harapan
Pyongyang dapat diyakinkan untuk kembali berunding. Pemantau PBB melaporkan,
ada sedikit keraguan bahwa sanksi PBB secara tidak sengaja mempengaruhi situasi
kemanusiaan di Korea Utara.
RPBLK/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar