JAKARTA, JMI -- Pemimpin Al Qaeda, Ayman Al Zawahiri, tewas dalam serangan drone Amerika Serikat di Afghanistan pada 31 Juli.
Lalu, siapa yang akan duduk di kursi kepemimpinan
kelompok itu?
CNNI/JMI/RED
Lalu, siapa yang akan duduk di kursi kepemimpinan
kelompok itu?
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, sebelumnya
mengumumkan pasukan Washington telah berhasil membunuh Zawahiri. Dia merupakan
satu teroris yang paling dicari di dunia dan menjadi dalang serangan 11
September 2001.
"Dia sangat terlibat dalam perencanaan
serangan 11 September 2001, salah satu yang paling bertanggung jawab atas
serangan yang menewaskan 2.977 jiwa di Amerika," kata Biden saat
konferensi pers di Gedung Putih.
Biden juga menyatakan selama beberapa dekade,
Zawahiri merupakan dalang serangan terhadap warga Amerika.
"Saya setuju serangan tepat memusnahkan dia
dari medan perang," ucap dia lagi.
Pengamat terorisme, Colin Clarke, dan Asfandyar
Mir mengatakan selama memimpin Zawahiri menghindari upaya membangun negara
berbasis syariat Islam sebagaimana yang dilakukan ISIS.
Mereka juga menunjukkan dia memelihara hubungan
dengan banyak afiliasi kunci di seluruh dunia. Zawahiri juga disebut
mempertahankan hubungan dengan sekutu lama, Taliban Afghanistan. Meskipun,
muncul penolakan karena terikat negosiasi damai.
Beberapa pendahulu Zawahiri menilai dia
bertele-tele dan tak punya karisma bak pendahulunya, Osama bin Laden.
Selama memimpin, Al Qaeda disebut tak melakukan
serangan teroris spektakuler di AS atau Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Terlepas dari cara memimpin Zawahiri, siapa
pengganti yang tepat untuk menjadi ketua Al Qaeda?
Menurut laporan International Center for Counter
Terrorism sudah lama muncul spekulasi pengganti Zawahiri yakni Saif al Adel. Ia
merupakan komandan veteran Mesir dan anggota senior Al Qaeda yang bekerja sama
dengan Abu Musab Al Zarqawi.
Mengingat pengalaman dia yang luas soal operasi
militer dan perannya dalam perencanaan operasional, kemungkinan Adel bisa
menduduki kursi tertinggi Al Qaeda.
Namun, secara historis Adel lebih memilih tak
menonjolkan diri dalam peran militer dan intelijen. Hal ini menunjukkan
kemungkinan dia bisa menjadi boneka.
Sejauh ini, hanya sedikit informasi soal aktivitas
Adel. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai, ia mencoba pindah ke
Afghanistan. Namun, ia mungkin menghadapi perlawanan pemerintah Taliban,
menyusul tekanan internasional terhadap milisi itu.
Selain nama Adel, beberapa pihak juga berspekulasi
bahwa Abdul Rahman Al Maghribi menggantikan posisi Zawahiri.
Sekilas Tentang Abdul Rahman Al Maghribi
Abdul Rahman Al Maghribi merupakan kepala Komite
Media Al Qaeda. Ia juga menantu Zawahiri.
Ikatan kekeluargaan ini serta pengalamannya
menjalankan media global Al Qaeda mungkin memberinya bonafide bagi dia untuk
mengambil peran kepemimpinan ini.
Namun bagi mereka tak penting memprediksi
nama-nama yang muncul untuk memimpin Al Qaeda. Baginya, terpenting adalah
membaca potensi arah kepemimpinan kelompok itu di masa depan.
Sementara itu, menurut laporan Brooking, tak
mencatat ada penerus yang jelas sebagai pengganti Zawahiri.
Kemungkinan pemimpin baru disebut lebih karismatik
dari Zawahiri. Namun, mereka tak menyebut nama dengan jelas pengganti pentolan
Al-Qaeda itu.
Pemimpin baru memiliki tugas yang cukup berat
dengan memastikan loyalitas afiliasi lokal. Misalnya cabang Al Qaeda di Yaman,
mereka mengaku bakal setia dan menjaga nama kelompok ini.
Namun, jika Al Qaeda pusat lemah, akan ada lebih
banyak afiliasi untuk membelot dan hanya ada sedikit kelompok baru yang
bergabung.
Untuk meningkatkan statusnya, pemimpin baru
mungkin berusaha melakukan serangan teroris tingkat tinggi di Barat atau
melakukan sesuatu untuk meraih perhatian.
Hal-hal tersebut akan membantu membuktikan bahwa
pemimpin baru itu layak.
CNNI/JMI/RED
Tangerang, JMI - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah digelar Pengurus Ranting NU Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar ...
0 komentar :
Posting Komentar