 |
(voi.id) |
JAKARTA, JMI -- Peneliti keamanan siber dari
Vaksin.com, Alfons Tanujaya, mengungkapkan dugaan muasal 1,3 miliar data
registrasi kartu SIM yang dijual hacker di internet.
Menurut Alfons, penyedia operator seluler (Opsel)
diam-diam melanggar aturan dengan mendaftarkan satu Nomor Induk Kependudukan
(NIK) untuk lebih dari tiga, bahkan ribuan SIM.
"Ternyata diam-diam satu nomor NIK bisa
digunakan untuk mendaftarkan lebih dari 1 kartu SIM," ujar Alfons lewat
keterangan tertulis, Selasa (6/9).
Menurut aturan Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo), lewat Surat Edaran Badan Regulasi Telekomunikasi
Indonesia (BRTI) Nomor 01/2018 dan Surat Ketetapan BRTI No. 3/2008, pengguna
hanya bisa melakukan registrasi NIK untuk tiga nomor kartu SIM pada satu
operator.
Namun, kata Alfons yang sudah meneliti 1 juta
sampel database yang dibagikan hacker, dapat diketahui registrasi lebih dari
tiga nomor itu dilakukan oleh operator swasta maupun pelat merah.
"Baik operator yang dimiliki oleh swasta
maupun operator plat merah semuanya melanggar ketentuan ini," ujarnya.
"Operator lain juga mendaftarkan 1.287 kartu
SIM untuk satu NIK dengan nomor 73160547****," sambungnya.
Kemudian kata dia, operator terakhir yang di cek
tercatat mendaftarkan NIK dengan nomor 3215236*** untuk registrasi pada 1.368
kartu SIM.
Alfons mengatakan usai mengecek acak NIK yang
terdapat pada sampel data hacker, hampir 100 persen merupakan NIK otentik.
Nomor telepon yang terkait NIK tersebut aktif dan digunakan oleh pemilik NIK
yang bersangkutan.
Lebih lanjut dia juga menjelaskan apakah klaim 1,3
miliar data yang diunggah akun Bjorka itu valid.
Ia membedah dengan asumsi pengukuran data dari 87
GB (87.000 MB) file dalam format CSV (Comma Separated Value) mengandung 1,3
milyar database.
Merujuk kepada data sampel yang diberikan peretas,
ada file berukuran 143,2MB, yang isinya dua juta pendaftar kartu SIM.
Dengan asumsi ukuran data adalah text, maka
berdasarkan ukuran sampel data bisa diperkirakan data sebesar 87 GB akan memuat
data sebanyak 1.215.083.799, menurut laporan Vaksin.com.
"Dapat disimpulkan angka 1,3 milyar data
registrasi SIM yang di klaim cukup masuk akal dengan toleransi perbedaan data
kurang lebih 10 persen," tutur Alfons.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar