Jakarta, JURNAL MEDIA Indonesia – Para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat menjaga dan mendorong lingkungan yang kondusif bagi perundingan CoC (pedoman tata prilaku) di Laut China Selatan dengan salah satunya menegakkan Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) 1982.
“Kami
menekankan pentingnya melakukan upaya membangun kepercayaan dan langkah-langkah
pencegahan untuk meningkatkan, antara lain, kepercayaan dan keyakinan di antara
pihak-pihak, dan kami menegaskan kembali pentingnya menegakkan hukum
internasional, termasuk UNCLOS 1982," kata para pemimpin ASEAN dalam
pernyataan bersama para pemimpin pada KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Kamis 7
September 2023.
UNCLOS 1982
merupakan rezim hukum dan ketertiban yang komprehensif di lautan dan lautan
dunia, serta menetapkan aturan-aturan yang mengatur semua penggunaan lautan dan
sumber dayanya.
Tepat
sebelum KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, China merilis Peta Standar China Edisi
2023, yang dinilai banyak pihak menunjukkan klaim sepihak China atas Laut China
Selatan. Malaysia, Vietnam, dan Filipina telah menyatakan penentangannya
terhadap peta baru China itu.
Para
pemimpin menggarisbawahi pentingnya penerapan Deklarasi Perilaku Para Pihak (DOC)
secara penuh dan efektif secara keseluruhan, juga menyambut baik kemajuan yang
dicapai dalam negosiasi tata perilaku (CoC) di Laut China Selatan. Mereka
menekankan perlunya menjaga dan mendorong lingkungan yang kondusif bagi
perundingan CoC, dan menyambut baik langkah-langkah praktis yang dapat
mengurangi ketegangan dan risiko bencana, kesalahpahaman, dan salah
perhitungan.
Dalam
pernyataan bersama, para pemimpin ASEAN menggarisbawahi pentingnya memperkuat
kerja sama maritim dan perlunya mengeksplorasi inisiatif-inisiatif baru guna
mencapai tujuan tersebut.
Pernyataan
itu muncul di tengah kekhawatiran beberapa negara anggota ASEAN terhadap
reklamasi lahan, aktivitas, dan berbagai insiden serius di Laut China Selatan,
termasuk tindakan yang membahayakan keselamatan semua orang, kerusakan
lingkungan laut, demikian bunyi pernyataan bersama para pemimpin ASEAN.
Aktivitas
itu disebut yang telah mengikis kepercayaan, meningkatkan ketegangan, dan dapat
merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan.
"Kami menegaskan kembali perlunya meningkatkan rasa saling percaya … menahan diri dalam melakukan aktivitas yang dapat memperburuk atau meningkatkan perselisihan dan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas, serta menghindari tindakan yang dapat semakin memperumit situasi,” kata para pemimpin ASEAN.
Sumber : Ant/Antara
0 komentar :
Posting Komentar