Arsad Hidayat (tengah) paparkan update persiapan puncak haji
di Jeddah
Jurnal
Media Indonesia
- Jelang puncak haji 2025, Kementerian Agama (Kemenag) RI memastikan seluruh
jemaah haji Indonesia akan ditata pergerakannya dengan sistematis dan
terstruktur. Kemenag menyiapkan tiga skema utama untuk perjalanan Arafah,
Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Kita telah melakukan pengelompokan jemaah menuju Arafah, Muzdalifah, dan
Mina berdasarkan syarikah dan markas yang sudah dimodifikasi dengan pembentukan
kafilah ad-hoc," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
(PHU) Kemenag, Hilman Latief, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di
YouTube Kemenag RI, Senin (2/5/2025).
Selain itu, untuk memastikan kelancaran dan pengawasan pergerakan, Kemenag juga
membentuk war room atau ruang operasi bersama yang melibatkan Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), penyedia layanan (syarikah), serta berbagai
pihak terkait. Semua proses ini diawasi langsung oleh Kementerian Haji dan
Umrah Arab Saudi.
3 Skema Pergerakan Jemaah
Hilman Latief memaparkan tiga skema mobilisasi utama yang disiapkan untuk fase
krusial ini:
1. Skema Reguler (Taraddudi)
Skema ini akan diikuti sekitar 67 persen jemaah atau setara 136.000 orang.
Jemaah akan mengikuti rute normal dari Makkah ke Arafah, kemudian ke Muzdalifah
untuk mabit (bermalam), lalu menuju Mina.
2. Skema Murur
Diperuntukkan bagi lebih dari 60.000 jemaah, skema ini memungkinkan mereka
langsung bergerak dari Arafah ke Mina tanpa turun di Muzdalifah. Hilman
menyebut skema ini sebagai bentuk kemudahan bagi jemaah tertentu.
3. Skema Tanazul
Lebih dari 30.000 jemaah akan menggunakan skema ini. Mereka melontar jumrah
pada 10 Zulhijah lalu kembali ke hotel masing-masing tanpa mabit di Mina.
Jemaah ini sebagian besar tinggal di wilayah Shishah dan Raudhah.
Safari Wukuf Khusus untuk Lansia dan Disabilitas
Bagi jemaah lansia, penyandang disabilitas, penderita penyakit penyerta
(komorbid), serta yang masih dirawat di rumah sakit, Kemenag menyiapkan safari
wukuf khusus. Skema ini didukung oleh pengawasan medis dan pendamping ibadah,
serta tempat tinggal di hotel transit untuk memastikan keselamatan dan
kenyamanan mereka.
Jadwal Pergerakan Armuzna
Kemenag juga telah merinci skenario pergerakan jemaah di Armuzna:
Dari Makkah ke Arafah: Pergerakan dilakukan dalam tiga trip, dengan
keberangkatan terakhir pukul 00.00 waktu Saudi Arabia pada 9 Zulhijah.
Dari Arafah ke Muzdalifah: Dimulai pukul 19.00 untuk jemaah program murur, dan
pukul 22.00 untuk jemaah reguler.
Dari Muzdalifah ke Mina: Dilayani melalui sistem tarodudi atau shuttle hingga
menjelang Subuh.
Kembali ke Makkah: Setelah pelaksanaan nafar awal dan nafar tsani, jemaah akan
diberangkatkan kembali ke Makkah secara bertahap.
"Semua pergerakan ini kami sesuaikan dengan kapasitas layanan syarikah dan
realitas di lapangan," tegas Hilman.
Kemenag terus memperkuat konsolidasi data untuk memastikan tidak ada jemaah
yang tertinggal, tercecer, atau terabaikan. Hilman Latief juga memohon doa dan
dukungan dari seluruh pihak agar jemaah haji Indonesia diberikan kekuatan dan
kemudahan dalam menuntaskan ibadah.
"Semoga mereka kembali ke tanah air sebagai haji mabrur yang manfaatnya
terasa sepanjang hayat," pungkasnya.
Sumber: detikhikmah
0 komentar :
Posting Komentar