Selasa 12 Juli 2016 | 15:42 WIB
 |
| Pedagang ketupat raup untung |
Surabaya, JMI - Di Surabaya dan sekitarnya,
ketupat belum bisa ditemui saat lebaran. Penganan khas lebaran ini baru akan
ditemui seminggu setelah lebaran. Orang menyebutnya lebaran ketupat.
Momen tersebut dimanfaatkan para pedagang dengan menjual baik janur, selongsong, maupun ketupat matang. Keuntungan pun mereka dapatkan meski waktu berjualan mereka relatif pendek.
Seperti yang dilakukan Nurul, warga Jalan Tembok Dukuh ini. Pada hari-hari biasa, Nurul berjualan sayur di Pasar Tembok Dukuh. Tapi seminggu belakangan ini, Nurul mengganti dagangannya dengan janur, selongsong ketupat, dan ketupat matang.
"Banyak orang yang cari, makanya setiap lebaran ketupat saya selalu berjualan ini," ujar Nurul kepada wartawan di Pasar Tembok Dukuh, Selasa (12/7/2016).
Untuk janur, Nurul menjualnya seharga Rp 5.000-7.500 per 10 ikat. Untuk selongsong ketupat, Nurul menjualnya Rp 10 ribu per 10 buah. Nurul juga menyediakan ketupat yang sudah matang dan siap konsumsi.
Untuk satu ketupat ukuran kecil, Nurul menjualnya seharga Rp 3 ribu dan untuk ketupat ukuran besar, ibu tiga anak tersebut menjualnya seharga Rp 5 ribu. Nurul juga menjual lepet matang yang dibanderolnya seharga Rp 3.500 per buahnya.
Nurul yang mengaku sudah lima tahun berjualan ketupat cukup kerepotan menjual 'pernak-pernik' ketupat ini. Dalam sehari, Nurul bisa menual 150-200 ketupat matang dan sekitar 600 lepet matang. Itu berarti Nurul setidaknya bisa mengantungi keuntungan hingga 2 juta setiap harinya.
"Saya harus bolak-balik ke rumah untuk mengambil ketupat dan lepet yang sedang dimasak. Untung saya dibantu tiga anak saya," kata Nurul.
Feriyanti, salah satu pembeli mengaku membeli ketupat matang karena dia tidak ingin repot. Feriyanti mengaku bisa membuat ketupat, namun dia tidak mau repot sehingga dia senang saat ada yang menjual ketupat matang.
"Harganya juga tidak mahal amat. Langsung beli dan bisa langsung disajikan. Saya juga pesan untuk pas lebaran ketupatnya nanti," kata Feriyanti.
Momen tersebut dimanfaatkan para pedagang dengan menjual baik janur, selongsong, maupun ketupat matang. Keuntungan pun mereka dapatkan meski waktu berjualan mereka relatif pendek.
Seperti yang dilakukan Nurul, warga Jalan Tembok Dukuh ini. Pada hari-hari biasa, Nurul berjualan sayur di Pasar Tembok Dukuh. Tapi seminggu belakangan ini, Nurul mengganti dagangannya dengan janur, selongsong ketupat, dan ketupat matang.
"Banyak orang yang cari, makanya setiap lebaran ketupat saya selalu berjualan ini," ujar Nurul kepada wartawan di Pasar Tembok Dukuh, Selasa (12/7/2016).
Untuk janur, Nurul menjualnya seharga Rp 5.000-7.500 per 10 ikat. Untuk selongsong ketupat, Nurul menjualnya Rp 10 ribu per 10 buah. Nurul juga menyediakan ketupat yang sudah matang dan siap konsumsi.
Untuk satu ketupat ukuran kecil, Nurul menjualnya seharga Rp 3 ribu dan untuk ketupat ukuran besar, ibu tiga anak tersebut menjualnya seharga Rp 5 ribu. Nurul juga menjual lepet matang yang dibanderolnya seharga Rp 3.500 per buahnya.
Nurul yang mengaku sudah lima tahun berjualan ketupat cukup kerepotan menjual 'pernak-pernik' ketupat ini. Dalam sehari, Nurul bisa menual 150-200 ketupat matang dan sekitar 600 lepet matang. Itu berarti Nurul setidaknya bisa mengantungi keuntungan hingga 2 juta setiap harinya.
"Saya harus bolak-balik ke rumah untuk mengambil ketupat dan lepet yang sedang dimasak. Untung saya dibantu tiga anak saya," kata Nurul.
Feriyanti, salah satu pembeli mengaku membeli ketupat matang karena dia tidak ingin repot. Feriyanti mengaku bisa membuat ketupat, namun dia tidak mau repot sehingga dia senang saat ada yang menjual ketupat matang.
"Harganya juga tidak mahal amat. Langsung beli dan bisa langsung disajikan. Saya juga pesan untuk pas lebaran ketupatnya nanti," kata Feriyanti.
(dtk/red)
0 komentar :
Posting Komentar