WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Tak Perlu Jenius untuk Bikin Robot

JUMAT, 21 OKTOBER 2016 16:37 WIB
Jayanto Halim (depan, berbatik merah) saat mengikuti World Robot Games 2016 di Bandung.
Foto: dok pribadi
JURNALMEDIAIndonesia.com - Matahari belum lama muncul di ufuk timur Desa Beji, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, pada Sabtu, 8 Agustus tujuh tahun lalu. Sekelompok polisi bersenjata lengkap mengepung sebuah rumah di tengah sawah.

Suasana sangat tegang dan senyap, seolah-olah detak jantung orang di sebelah pun bisa didengar. Konon, di rumah milik Muhzahri itu, bersembunyi buron teroris yang sudah lama dicari polisi, Noor Din M. Top. Reporter stasiun televisi dari Jakarta melaporkan langsung detik demi detik pengepungan rumah Muhzahri.

Bukan operasi penyerbuan itu yang menyedot perhatian Jayanto Halim. Pemuda itu malah terkesima menyaksikan robot pengintai buatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dipakai polisi. Segera terlintas tekad di benak Jayanto untuk membuat robot antiteror tapi dengan spesifikasi yang lebih canggih.

“Pokoknya saya ingin buat robot seperti itu. Bukan hanya pengintai, tapi juga bisa digunakan untuk melumpuhkan target,” kata Jayanto kepada detikX. Angan-angan Jayanto mungkin terdengar mustahil. Apalagi pada waktu itu ia masih duduk di bangku SMP.

Namun tekad Jayanto membuat robot antiteror tidak lagi terbendung. Ia pun nekat merakit robot sendiri. Untungnya, ada Yohanes Kurnia, mentor ekstrakurikuler robotik di sekolah sekaligus pendiri Sekolah Robot Indonesia atau Sari Teknologi, yang ikut mengarahkan. “Beliau yang mengarahkan saya ke dunia robot sebenarnya,” kata Jayanto.


Jayanto Halim (kedua dari kanan) bersama rekannya menyabet medali emas untuk kategori Senior Inventor dalam WRMC 2010 di Singapura.
Foto: dok pribadi

VIPER-IRS meraih medali emas kategori Senior Inventor di WRMC 2010 di Jurong, Singapura.
Foto: dok pribadi
Frogbot berhasil menyabet Technical Award dalam 
International Robotic Olympiad 2010 di Gold Coast, Australia. 
Foto: dok pribadi
















Frogbot berhasil menyabet Technical Award dalam
 International Robotic Olympiad 2010 di Gold Coast, Australia. 

Foto: dok pribadi
















Pengembangannya sebatas kita beli modul yang lebih bagus. Jadi enggak ada kreativitasnya, mana kreasi saya?"

Jayanto Halim
Meski harus merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah, Jayanto merasa puas dengan robot yang diberi nama Very Intelligent Paired Enhanced-Robot Indonesia Robot Shooter (VIPER-IRS) ini. Robot buatan Jayanto didesain agar bisa bergerak cepat, dapat dikontrol dari jarak hingga 300 meter, dan bisa dipasangi senjata asli.

“Pada prinsipnya, robot yang saya buat harus bisa diaplikasikan, bukan cuma berfungsi sebagai mainan,” katanya. Jayanto mengirim robot rakitannya dalam lomba World Robot Masters Cup (WRMC) 2010 di Singapura. Dalam lomba tersebut, robot Jayanto bertugas menggantikan manusia dalam olimpiade tembak. Kecanggihan robot Jayanto diakui oleh para juri, ia pun berhasil menyabet medali emas.

Sebelum mengenal dunia robot, sebetulnya Jayanto berkutat dengan mainan Lego dan kendali jarak jauh. Hanya, menurut Jayanto, kedua mainan itu monoton sehingga membuatnya cepat bosan.

“Saya sampai di titik jenuh. Okelah, dengan kendali jarak jauh obyeknya bisa bergerak, tapi tidak ada pengembangannya. Karena pengembangannya sebatas kita beli modul yang lebih bagus. Jadi enggak ada kreativitasnya, mana kreasi saya?” dia menuturkan.

Jayanto bertemu dengan dunia robotika saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robot di sekolah. Pada saat itu, ia tidak menganggap robot sebagai hobi serius. Robot tak ubahnya mainan yang dapat dirangkai dan dibongkar-pasang.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar