WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Mohammad Nasir: Saya Berharap Pesawat N219 Karya Anak Bangsa Bisa Uji Terbang Januari 2017

JUM'AT, 30 DESEMBER 2016 | 11:11 WIB
Mohammad Nasir - Menristekdikti
Jakarta, JURNALMEDIAIndonesia.com - Bekas Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menilai salah satu penyebab mandeknya industrial­isasi teknologi di dalam negeri, di antaranya terletak pada regulasi dan mindset peneliti. Padahal, Indonesia memiliki stok peneliti dan engineering hebat yang tidak sedikit, baik di dalam maupun luar negeri.

Mohammad Nasir, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggii (Menristekdikti) akan meng­kebut industri teknologi di Tanah Air, berikut pernyataan M Nasir;

Tantangannya apa sih, kok sepertinya negara kita sulit sekali membangun industri teknologi?
Pertama, tantangannya adalah mengubah mindset para peneliti. Yang kedua, regulasi yang men­dukung. Yang ketiga adalah kerjasama antara peneliti dengan industri belum begitu baik. Ini lah yang akan segera kami laku­kan, terutama dengan industri. Yaitu Inventor inovator, Investor collaboration. Kalau nggak ada itu nggak mungkin.

Maksudnya?
Dulu kan pernah ada menteri yang menyampaikan harus ada link and match. Tapi tidak per­nah link, tidak pernah match. Karena nggak pernah kita laku­kan rekayasa, sekarang kita lakukan rekayasa dan kerjasama. Kami buatkan acara atau agenda. Yang itu pendampingan peneliti, kami undang industri terhadap kebutuhan ke depan. Sehingga, industri itu kita latih nanti riset­nya itu para peneliti harus pri­vate drivend dan demand driven. Jadi sesuai dengan kebutuhan pasar. Barulah nanti kita kom­ersialisasi.

Sudah berapa industri yang ikut?
Industri yang sudah masuk pada tahun ini adalah 49 yang sudah cukup baik. Dari 49 ini akan kami seleksi 15, untuk kami kirim ke Inggris. Yang 15 ini kita harapkan bisa masuk kelas dunia. Start-up company nya nnanti bisa masuk kelas dunia. Itu harapan kami. Mudah-mudahan di tahun 2017 nanti, ada yang masuk ke arah in­dustri.

Dan ke depan perusahaan-perusahaan pemula ini lah yang akan menjadikan perusahaan yang sangat kuat ke depan, dan bisa menghasilkan produk yang bermanfaat.

Bagaimana dengan transfer teknologi?
Makanya kemarin saya un­dang diaspora itu. Mereka di luar negeri sudah hebat-hebat. Bahkan ada yang sudah di­patenkan di Amerika. Nah ini langsung, nggak usah meneliti ulang, gitu. Langsung mereka kita undang ke Indonesia, trans­fer teknologinya. Jadi, reverse engineering menjadi penting.

Jadi di 2017 nanti harus meningkat. Jadi tidak lagi, contoh ini kemarin bio electrical engineering. Saya tanya, bapak penelitiannya berapa pak. Saya tiap tahun pub­likasinya 40, dan sekarang paten­nya sudah 30. Ini yang jadikan teknologi untuk kesehatan.

Masuk pada produksi dalam negeri, paten pada dia kita beri­kan. Kedua, di Amerika juga ada di megatronik, ini juga kami undang. Orang Indonesia juga. Itu contoh transfer teknologi, reverse engineering.

Kapan pesawat produksi da­lam negeri kita bisa terbang?
Saya harapkan pesawat ini, N219 kalau nanti kita bisa uji terbang di minggu kedua dan minggu keempat bulan Januari, harapan saya nanti ini adalah terbang perdana untuk N219.

Kalau produksinya?
Kalau nanti sampai 300 jam sudah sukses, nanti mulai diprod­uksi perdana. Ini sertifikatnya sudah hampir kelar semuanya. Untuk terakhir, pada landing kir, sama wing sayapnya. Ini harapannya.

Harganya berapa itu?
Kalau ini diproduksi, nanti harganya sangat kompetitif. Teknologinya sangat maju. Mudah-mudahan.

Kapan proses industrinya jalan?
Diharapkan di pertengahan 2017 nanti, proses industri su­dah jalan.

Bagaimana dengan izin atau sertifikatnya?
Dari Kementerian Perhubungan itu sudah juga mengelu­arkan sertifikat yang kaitannya untuk pengakuan kendaraan motor listrik bisa di operasikan di jalan nanti.

Apa ada yang sudah pe­san?
Ya, itu adalah produksi awal nanti ya, itu permintaan dari Telkom, PLN, PT Pos, dan dari pemerintah. Sudah mulai pesan. Ini kalau sertifikatnya sudah ke­luar, akan dilaksanakan. Karena apa, bahan bakarnya nanti akan lebih irit.

Mekanisme isi ulang power atau energinya bagaimana itu?
Saya kerjasama dengan PLN, sama Pertamina yaitu akan menyediakan trik-trik untuk di masing-masing SPBU. Dan menyediakan baterai untuk di masing-masing SPBU nanti. Ke depan harus sudah mulai kita jalankan ini. Untuk infrastruk­turnya, ini yang harus kita kem­bangkan nanti pada baterainya.

Contohnya seperti apa?
Seperti kalau kita lihat kayak apa itu... Cas melon yang kita kecilkan nanti langsung ambil, tukar, tukar gitu. Kedepan harus gitu. Nah ini sekarang sudah mulai infrastrukturnya disiapkan antara Pertamina dan PLN.

rmol
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar