![]() |
Tingkatkan pendepatan lokasi parkir elektronik diperbanyak di Jakarta |
“Minimnya pengadaan parkir elektronik lebih banyak disebabkan oleh minimnya anggaran,” ujar Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Andri Yansyah, Kamis (23/2/2017). Meski demikian, pihaknya akan terus mengajukan anggaran untuk pengadaan mesin berikut juru parkirnya.
Meski tergolong minim, kata Andri, namun pendapatan dari sektor retribusi parkir sudah meningkat tajam. “Seiring dengan penambahan titik parkir elektronik, maka pendapatannya naik signifikan,” jelas Andri.
Pada tahun 2016 pendapatan dari parkir elektronik sekitar Rp 48 miliar. “Sedangkan tahun ini targetnya Rp 111 miliar yang artinya meningkat lebih dari dua kali lipatnya,” paparnya.
Namun berdasarkan pantauan di lapangan, masih cukup banyak ditemukan pelanggaran di sejumlah kawasan parkir elektronik. Salah satu contohnya adalah di Jalan Sabang, Jakpus, masih banyak pengendara mobil ataupun motor yang membayar parkir pakai uang tunai kepada juru parkir.
Apalagi kalau malam, maka transaksi parkir di kawasan kuliner itu tidak ada yang menggunakan sistem elektronik. Semua juru parkir dengan terang-terangan menerima pembayaran tunai, bahkan sambil menenteng beberapa lembar uang.
(joko/sir)
0 komentar :
Posting Komentar