Ilustrasi |
SEPULUH botol plastik disulap menjadi alat pembayaran untuk mengakses layanan kesehatan. Pembayaran pengobatan yang unik di Desa Sukasari Kecamatan Cilaku itu, akhirnya menjadi jalan keluar bagi setiap warga yang seringkali terkendala biaya berobat.
Adalah gagasan seorang dokter bernama Yusuf Nugraha, yang mengabdikan diri di sebuah klinik mandiri Harapan Sehat sejak beberapa tahun lalu. Cara pembayaran berobat yang lain dari biasanya itu, dikembangkan Yusuf setelah melihat kondisi perekonomian di perkampungannya yang tidak merata.
”Tidak semua warga tergolong dalam kategori warga mampu. Makanya, saya kelola klinik kecil ini dengan berbagai program untuk mendorong warga agar mau berobat ketika sakit,” ujar Yusuf, beberapa waktu lalu.
Salah satu program yang saat ini dikenal warga adalah ‘Gratis Berobat Tanpa Syarat’, ditujukan bagi kalangan tidak mampu yang tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan maupun Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Yusuf menjelaskan, ia menjalankan program tersebut dengan sistem subsidi silang dari pasien yang mampu. Ia bersyukur, metode itu mampu menutupi kebutuhan klinik yang dibukanya dengan modal awal Rp 700 ribu. Menurut dia, 10 botol plastik dapat ditukarkan dengan 1 voucher untuk berobat gratis.
”Kami bekerjasama dengan pengepul yang menyediakan lahan untuk menyimpan botol-botol plastiknya. Bisa dibilang, program ini juga erat kaitannya dengan lingkungan,” ucapnya di tempat praktiknya, di kawasan Jalan Cilaku-Cibeber.
Terdapat dua manfaat yang ditargetkan dalam program berbasis lingkungan tersebut, selain untuk merangsang warga agar menjaga kesehatan dengan berobat, ia pun mengharapkan optimalnya perilaku masyarakat untuk menjaga kondisi lingkungan. Apalagi, semakin hari Yusuf semakin miris dengan kondisi lingkungan sekitar yang terus memburuk.
Ide tersebut, rupanya membuahkan hasil positif, karena masyarakat begitu antusias. Tidak terasa, selama 3 tahun program berjalan, hingga saat ini sudah terkumpul sekitar 50 ribu botol plastik hasil penukaran dengan voucher berobat.
”Sekarang, setiap harinya tidak kurang dari 20 pasien datang ke klinik untuk berobat. Semuanya merupakan warga kurang mampu yang benar-benar memanfaatkan voucher layanan gratis, dengan menukar 10 botol,” kata Yusuf.
Tak hanya sukses menggarap ide pengobatan unik tersebut, Yusuf pun menjalankan sejumlah program sosial lainnya untuk berobat. Program itu, ialah mengaji 1 juz bagi pengantar pasien, agar pasien yang dibawa dapat berobat gratis, serta ada pula program gratis berobat bagi anak yatim piatu.
Program-progam tersebut, diakui mendapat perhatian luar biasa dari masyarakat sekitar. Pasalnya, banyak jalan yang dapat dipilih untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma. Hal tersebut pun, akhirnya berhasil membuat Yusuf diganjar sejumlah penghargaan dari pemeritah.
Penghargaan klinik terbaik se-Kabupaten Cianjur menjadi penghargaan yang terakhir kali diraih Yusuf. Ia bahkan mewakili Provinsi Jawa Barat dalam perlombaan di tingkat nasional.
”Di klinik ini, selain ada program gratis berobat, ada juga program pasti dan mudah. Jadi, pasien bisa bayar biaya berobat dengan mencicil, tanpa ditagih kekurangan pembayarannya. Kami hanya mengandalkan kesadaran mereka (membayar) saja,” ujarnya.
Yusuf pun akan terus melakukan program tersebut, untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan masyarakat sekitar. Bersamaan dengan program-program untuk fasilitas gratis itu, Yusuf pun rutin melaksanakan khitanan massal dan sejumlah kegiatan sosial lainnya.
PR/RED
0 komentar :
Posting Komentar