WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Sikap Diam Ratna, Bagian Drama Lain yang Masih Misteri

Pegiat tagar #2019GantiPresiden, Ratna Sarumpaet mengajukan permintaan menjadi tahanan kota ke Polda Metro Jaya dalam kasus penyebaran kabar bohong.
JAKARTA, JMI -- Aktivis Ratna Sarumpaet menggegerkan republik karena mengaku dianiaya namun nyatanya mengalami luka karena gagal operasi plastik.

Berita hoaks yang dilontarkan mantan anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bahkan bisa mengalahkan pemberitaan utama terkait gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah.

Jajaran tokoh dan aktivis, terutama dari kalangan oposisi secara berjamaah kena tipu. Wakil Ketua DPR Fadli Zon salah satunya. Dia mengecam seoarang aktivis seperti Ratna bisa dipukuli oleh orang pengecut.

"Saya jenguk Mbak @RatnaSpaet saat proses recovery dua hari lalu. Tindakan penganiayaan ini memang sungguh keji," cuitnya, melalui akun Twitter @fadlizon, pada Selasa (2/10) yang disertai unggahan foto dirinya berdiri bersama Ratna dengan muka lebam.

Tak hanya Fadli, Prabowo yang merupakan mantan Danjen Kopassus juga ikut termakan drama yang dimainkan Ratna. Lewat jumpa pers, Prabowo saat itu menyebut peristiwa pemukulan terhadap perempuan berusia 69 tahun hingga babak belur itu melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Kali ini polisi juga tak seperti biasanya. Tanpa berbekal aduan dan tak sampai 24 jam, kedok si bintang utama --yang oleh Hanum Rais disebut sebagai Cut Nyak Dien masa kini-- dibongkar Polda Metro Jaya. Lebam Ratna diketahui karena dampak operasi sedot lemak pipi yang ia jalani di RS Bina Estetika Menteng Jakarta.

Usai dramanya terbongkar, Ratna meminta maaf kepada semua pihak yang sudah terperdaya serta mengakui dirinya pelaku hoaks terbaik tahun ini. Drama Ratna tak berhenti sampai di situ. Ratna kemudian dibekuk polisi saat akan bertolak ke Santiago, Chile dengan menumpang pesawat Turkish Airlines.

Saat dibekuk, Ratna bahkan masih sempat menelpon salah satu stasiun televisi dengan memasang wajah garang. Tak ada wajah trauma seperti yang dilontarkan Fadli Zon yang terlihat dari ibu kandung artis Atiqah Hasiholan itu.

Ratna memang terkenal garang dan berani bersuara. Masih segar di ingatan saat Ratna menantang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di depan keluarga korban tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun di Medan.

Kini, usai menjalani serangkaian pemeriksaan, wajah garang pelakon teater senior yang pernah terkenal lewat pementasan monolog Marsinah Menggugat di zaman Orde Baru itu menghilang.

Publik kini bertanya-tanya. Sisi Ratna yang bungkam dan terlihat penuh tekanan itu menyisakan misteri di balik drama yang belum juga terpecahkan.

Psikolog asal Universitas Gadjah Mada (UGM) Koentjoro, menyebut Ratna adalah pribadi yang tangguh dan ahli bermain peran. Sangat lucu menurutnya jika Ratna yang garang tiba-tiba ciut nyalinya hanya karena dipukuli fisiknya.

"Memang sudah aneh dari awal, kejadian 21 September, tapi diam saja dan baru diungkap 2 Oktober. Jedanya panjang. Ratna bukan jenis pribadi yang mudah gentar," kata Koen, Jumat (12/10).

Bahkan kata Koentojoro, sikap diam Ratna saat ini, ketika dia menjalani hari-hari di sel yang dia tampilkan di layar kaca adalah salah satu bentuk pertahanan diri dan peran yang sedang dia mainkan.

"Ratna ahli, dia jago memasang kedok berperan sebagai apapun. Sikap diamnya, wajah menunduknya saat ini bukan bentuk depresi melainkan salah satu bentuk peran yang sedang dia jalani," kata Koen.

Sebagai pemain teater, kata Koen, Ratna tentu memiliki sejuta kemampuan mengubah ekspresi wajah. Bagi Koen Ratna saat ini sedang bermain peran lain dalam teater kecil yang dia mainkan.

"Kenapa, karena tak ada tampak perasaan depresi atau menyesal di air mukanya. Bahkan pun ketika dia mengungkapkan kebohongannya pada 3 Oktober lalu," kata dia.

Koentjoro pun mengulas kembali peristiwa 3 Oktober lalu, saat Ratna mengungkapkan kebohongannya ke depan publik. Meski hanya melihat dari layar kaca, Koen merasa Ratna tak benar-benar menyesali perbuatannya.

"Entah memang raut mukanya begitu, tapi saya kira dia sama sekali tak menyesal," kata Koen.

Pengakuan Ratna kata Koen, bisa jadi didasari oleh penemuan sejumlah bukti oleh aparat kepolisian yang merujuk pada kebohongan terkait kisah penganiayaan Ratna di Bandung.

Koen pun menyebut bukan tidak mungkin sikap Ratna adalah sebuah grand design yang sebenarnya sudah dibentuk jauh-jauh hari. Ratna bisa jadi tak benar-benar merasa apa yang dia lakukan adalah kebohongan.

"Karena orang yang sering berbohong akan membuat kebohongan lain, kemudian berujung pada dirinya yang menganggap kebohongan itu benar-benar terjadi, seperti Ratna," katanya.

Terlepas dari itu, bagi Koentjoro sikap diam Ratna saat ini lebih mirip peran lain, ketimbang perasaan bersalah.

"Ratna bukan aktivis, dia adalah seorang pemain teater, sikap diam dia adalah peran lain yang sedang dia mainkan," katanya.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

"Kampanye Karna Sobahi dan Koko Suyoko: Wujudkan Majalengka Maju, Cerdas, dan Religius di Enam Desa!"

Majalengka, JMI – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, Karna Sobahi dan Koko Suyoko, kembali menyita perhatian ...