JAKARTA, JMI -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menargetkan dapat menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) mikro sebesar Rp80 triliun kepada para petani yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan jumlah petani yang tergabung dalam HKTI saat ini mencapai sekitar 4 juta orang. Pihaknya pun berharap bisa mengucurkan kredit mikro kepada masing-masing petani sebesar Rp20 juta.
"Ini potensi luar biasa. Kami berharap dengan kerja sama ini petani-petani yang belum sejahtera bisa semakin sejahtera," tutur Suprajarto usai menandatangani kerja sama dengan HKTI, Jumat (18/1).
Melalui kerja sama ini, Suprajarto optimistis porsi penyaluran KUR mikro di sektor produktif bisa meningkat menjadi 60 persen dari total KUR. Saat ini, kontribusi KUR di sektor produktif perseroan masih belum dominan, yakni hanya sekitar 43 persen.
Tahun lalu, BRI menyalurkan KUR sebesar Rp80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dari total tersebut, penyaluran KUR produktif hanya mencapai Rp30 triliun.
"Kami ini suka kesulitan mencari yang produktif, anggota HKTI pasti produktif. Pemerintah minta kan KUR sektor produktif 60 persen, dengan kerja sama ini jadi tidak sulit lagi," terang dia.
Tak hanya soal KUR, lanjut Suprajarto, kerja sama ini juga terkait program kewirausahaan pertanian. Artinya, perusahaan pelat merah ini ikut terjun dalam membantu petani mengurus hasil panennya.
"Banyak hal bisa dilakukan untuk mengangkat pendapatan petani melalui wirausaha pertanian ini," imbuh Suprajarto.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua HKTI Moeldoko mengklaim kerja sama ini akan memberikan keringanan bagi petani di dalam negeri. Masalahnya, petani selama ini memiliki masalah mengenai luasan lahan, permodalan, teknologi, manajemen, dan market.
"Kalau kami bersinergi target BRI yang mau menyalurkan KUR sektor produktif 60 persen bisa terlampaui. Masyarakat petani di Indonesia menjadi lebar, sekarang senyumnya pahit," ucap Moeldoko.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan jumlah petani yang tergabung dalam HKTI saat ini mencapai sekitar 4 juta orang. Pihaknya pun berharap bisa mengucurkan kredit mikro kepada masing-masing petani sebesar Rp20 juta.
"Ini potensi luar biasa. Kami berharap dengan kerja sama ini petani-petani yang belum sejahtera bisa semakin sejahtera," tutur Suprajarto usai menandatangani kerja sama dengan HKTI, Jumat (18/1).
Melalui kerja sama ini, Suprajarto optimistis porsi penyaluran KUR mikro di sektor produktif bisa meningkat menjadi 60 persen dari total KUR. Saat ini, kontribusi KUR di sektor produktif perseroan masih belum dominan, yakni hanya sekitar 43 persen.
Tahun lalu, BRI menyalurkan KUR sebesar Rp80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dari total tersebut, penyaluran KUR produktif hanya mencapai Rp30 triliun.
"Kami ini suka kesulitan mencari yang produktif, anggota HKTI pasti produktif. Pemerintah minta kan KUR sektor produktif 60 persen, dengan kerja sama ini jadi tidak sulit lagi," terang dia.
Tak hanya soal KUR, lanjut Suprajarto, kerja sama ini juga terkait program kewirausahaan pertanian. Artinya, perusahaan pelat merah ini ikut terjun dalam membantu petani mengurus hasil panennya.
"Banyak hal bisa dilakukan untuk mengangkat pendapatan petani melalui wirausaha pertanian ini," imbuh Suprajarto.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua HKTI Moeldoko mengklaim kerja sama ini akan memberikan keringanan bagi petani di dalam negeri. Masalahnya, petani selama ini memiliki masalah mengenai luasan lahan, permodalan, teknologi, manajemen, dan market.
"Kalau kami bersinergi target BRI yang mau menyalurkan KUR sektor produktif 60 persen bisa terlampaui. Masyarakat petani di Indonesia menjadi lebar, sekarang senyumnya pahit," ucap Moeldoko.
0 komentar :
Posting Komentar