JAKARTA, JMI -- Warga Desa Tanjung Baru, Baturaja Timur, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan dibuat geger dengan 5 ekor harimau yang masuk perkebunan. Harimau masuk saat masyarakat sedang panen durian.
"Kemarin masyarakat, khususnya petani durian di OKU sempat geger karena ada 5 ekor harimau masuk kebun. Informasi sementara 3 dewasa dan 2 masih kecil," ujar Kepala Unit Seksi III BKSDA Sumsel, Herman, Jumat (18/1/2018).
Baca juga: Relawan Jokowi Pertanyakan Istilah Prabowo 'Korupsi Nggak Seberapa'
Berdasarkan laporan yang telah diterima BKSDA di Baturaja, kawanan harimau itu masuk saat petani sedang panen durian. Disebut-sebut harimau masuk bukan kali ini saja.
"Informasinya ada beberapa kali masuk perkebunan. Sekarang ini geger karena sedang musim durian, jadi semua yang berjaga di kebun siang malam khawatir," kata Herman.
Untuk mengantisipasi serangan, Herman mengaku sudah memasang kamera trap. Kamera trap dipasang selama 15 hari kedepan untuk mengetahui keberadaan sang raja hutan.
Selain kamera trap, petugas khusus dari BKSDA juga disiagakan di lokasi tempat harimau terlihat. Bahkan BKSDS sudah menelusuri lokasi yang disebut sebagai tempat 5 ekor harimau berkeliaran.
"Tim telah kita diterjunkan ke lokasi. Dari pantauan awal tidak ada jejak harimau di lokasi karena saat itu hujan gerimis, tapi memang terlihat daerahnya seperti jalur jelajah harimau," katanya.
Terkait hal itu, Herman sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Salah satunya memberi edukasi tata cara dan tindakan darurat bila bertemu harimau. Termasuk pada petani yang berjaga di perkebunan durian.
DTK
"Kemarin masyarakat, khususnya petani durian di OKU sempat geger karena ada 5 ekor harimau masuk kebun. Informasi sementara 3 dewasa dan 2 masih kecil," ujar Kepala Unit Seksi III BKSDA Sumsel, Herman, Jumat (18/1/2018).
Baca juga: Relawan Jokowi Pertanyakan Istilah Prabowo 'Korupsi Nggak Seberapa'
Berdasarkan laporan yang telah diterima BKSDA di Baturaja, kawanan harimau itu masuk saat petani sedang panen durian. Disebut-sebut harimau masuk bukan kali ini saja.
"Informasinya ada beberapa kali masuk perkebunan. Sekarang ini geger karena sedang musim durian, jadi semua yang berjaga di kebun siang malam khawatir," kata Herman.
Untuk mengantisipasi serangan, Herman mengaku sudah memasang kamera trap. Kamera trap dipasang selama 15 hari kedepan untuk mengetahui keberadaan sang raja hutan.
Selain kamera trap, petugas khusus dari BKSDA juga disiagakan di lokasi tempat harimau terlihat. Bahkan BKSDS sudah menelusuri lokasi yang disebut sebagai tempat 5 ekor harimau berkeliaran.
"Tim telah kita diterjunkan ke lokasi. Dari pantauan awal tidak ada jejak harimau di lokasi karena saat itu hujan gerimis, tapi memang terlihat daerahnya seperti jalur jelajah harimau," katanya.
Terkait hal itu, Herman sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Salah satunya memberi edukasi tata cara dan tindakan darurat bila bertemu harimau. Termasuk pada petani yang berjaga di perkebunan durian.
DTK
0 komentar :
Posting Komentar