SUBANG, JMI -- PT DAHANA (Persero) dan PT Balai Pustaka (Persero) menjalin kerjasama dalam penyusunan dan pemasaran buku putih Dahana. Kerjasama tersebut dituangkan dalam acara penandatanganan perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak yang dilaksanakan pada 4 Juli 2019 di Café Sastra Balai Pustaka Jakarta. Perjanjian kerjasama tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT DAHANA (Persero) Budi Antono dan Direktur Utama PT Balai Pustaka (Persero) Achmad Fachrodji serta dihadiri para milenial Balai Pustaka.
Jasmerah! Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah adalah semboyan yang terkenal diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966. Sejarah mengajarkan banyak hal untuk para penerus. Bagaimana kejayaan di bangun. Bagaimana kemapanan dipertahankan. Bagaimana kemunduran diantisipasi.
Seperti halnya PT DAHANA (Persero), BUMN yang bergerak di bidang bahan peledak ini memiliki buku putih, sebutan lain untuk buku sejarah Dahana yang berjudul "From Nothing To Be Something". Buku yang pernah dirilis pada 2015 ini rencananya akan dimutakhirkan dengan perkembangan Dahana hingga 2019.
Buku yang memotret perjalanan Dahana mulai kelahiran dari embrio TNI Angkatan Udara di Tasikmalaya pada 1966, masa suram tragedi ledakan pada 1976, era monopoli bahan peledak dan masa-masa sulit krisis hingga akhirnya bisa bangkit dengan transformasi perusahaan pada era 2000an.
Dahana menggandeng Balai Pustaka dalam penyusunan buku ini. Dalam sambutannya, Achmad Fachrodji menuturkan bahwa buku sejarah ini penting sebagai bahan pembelajaran Bersama.
“Kita tidak hanya sekedar mencetak buku kemudian memasarkannya, lebih dari itu, buku ini penting sebagai bahan untuk belajar bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan dan mampu melewati krisis,” ungkapnya.
Sementara itu, Budi Antono mengamini apa yang disampaikan Dirut Balai Pustaka. Menurutnya, perjalanan Dahana penuh liku-liku. Tragedi ledakan pada 1976 sempat memaksa Dahana vakum beberapa tahun karena tidak memperoleh izin hingga akhirnya dapat beroperasi kembali setelah bergabung dengan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS).
“Banyak pelajaran yang bisa diambil dari sejarah yang ditulis dibuku ini. Bagaimana kami bangkit dari ‘nothing’ menjadi ‘something’ dengan kinerja terus bertumbuh. Dari pendapatan 300 milyar hingga saat ini tembus di 2T,” tutur Budi Antono.
Buku sejarah Dahana Chapter 2 ini rencananya sudah ada di pasaran pada Oktober 2019 berbarengan dengan peringatan HUT DAHANA ke-53 yang jatuh pada 22 Oktober. PT Balai Pustaka (Persero) sendiri akan bertindak sebagai distributor melalui jaringan toko bukunya baik ritel maupun online. Pasca dipromosikan dalam Rakor BUMN di Belitung pada 2 April 2019, telah banyak BUMN yang memesan buku ini ke Balai Pustaka.
Sebagaimana diketahui, kerjasama Dahana dengan Balai Pustaka bukan kali ini saja. Sebelumnya, Balai Pustaka membantu realisasi program taman bacaan Dahana yang berada di Taman Canda Subang Jawa Barat. Taman Bacaan ini menyasar para pelajar dan masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan minat baca dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar