![]() |
Marcus Fernaldi Gideon (kanan) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) berselebrasi usai berhasil lolos ke babak perempat final Indonesia Open 2019 (Foto: Antara/Sigid Kurniawan) |
JAKARTA, JMI -- Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo berhasil mempertahankan gelarnya pada Blibli Indonesia Open 2019. Ini menjadi gelar ke-22 bagi ganda putra Indonesia sepanjang 37 tahun penyelenggaraan turnamen level super 1.000 tersebut.
Selain itu, Minions sebutan Marcus/Kevin menjadi pasangan pertama sejak 1999 yang berhasil mempertahankan gelar dua tahun berturut-turut. Ketika itu pasangan legendaris Ricky Subagja/Rexy Mainaky menjadi kampiun secara back-to-back pada 1998 dan 1999.
Ganda putra nomor satu dunia itu saat ini menjadi harapan utama Indonesia untuk mendulang emas dalam Olimpiade Tokyo 2020. Kali terakhir ganda putra memperoleh emas saat Olimpiade Beijing 2008 melalui pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan.
Saat ini sektor ganda putra memang yang paling kuat. Bahkan, ada tiga pasangan yang menduduki delapan besar dunia. Yakni, Marcus/Kevin (peringkat pertama), Hendra Setiawan/M. Ahsan (peringkat keempat), dan Fajar Alfian/M. Rian Ardianto (peringkat ketujuh).
Namun, hanya dua pasangan yang bisa lolos ke Olimpiade. ’’Kami punya tiga pasangan yang bagus. Jadi, biarkan mereka berebut (lolos) terlebih dahulu. Masih ada sepuluh bulan menuju Olimpiade,’’ ungkap Kabidbinpres PP PBSI Susy Susanti.
Terkait peluang lolos ke Olimpiade, PBSI menargetkan 10 wakil. Artinya, setiap sektor harus mampu menyumbangkan kuota maksimal. Namun, dilihat dari peta saat ini, hal itu cukup berat diraih. Terutama dari sektor putri. Gregoria Mariska Tunjung harus bisa kembali menembus peringkat 16 besar. Saat ini dia terlempar ke ranking ke-19. Sementara itu, Fitriani malah menempati urutan ke-30.
Susy mengakui hal itu cukup sulit. ’’Tunggal putri masih berjuang. Minimal bisa meloloskan satu wakil. Dengan sisa waktu ini, bagaimana caranya bisa memasukkan dua nama,’’ kata peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut.
Sementara itu, sektor lain yang cukup aman adalah tunggal putra. Mereka menempatkan dua wakil dalam delapan besar. Untuk ganda putri dan ganda campuran, hanya ada satu wakil yang berpeluang. ’’Tentu kami ingin wakil yang sebanyak-banyaknya. Tunggal putra sudah cukup bagus, tapi belum bisa stabil. Sedangkan sektor lain harus dipertahankan, jangan sampai peringkatnya turun lagi. Ini yang jadi PR kami,’’ katanya.
PBSI memiliki waktu hingga April 2020 untuk mengejar kualifikasi Olimpiade. Untuk itu, mereka memilah turnamen yang bergengsi dan besar agar pengumpulan poin bisa lebih efektif. Sebut saja Kejuaraan Dunia di Swiss Agustus nanti, All England 2019, serta Kejuaraan Asia 2020.
Di sisi lain, besarnya harapan ganda putra menyumbang emas pada Olimpiade 2020 menjadi motivasi tersendiri bagi Kevin. Yang terdekat, dia mengincar gelar Kejuaraan Dunia, sebuah trofi yang belum pernah dia dapatkan. Kemudian, meneruskan tradisi emas Olimpiade.
’’Saya rasa semua punya peluang yang sama. Setiap pertandingan, setiap pemain punya kesempatan menang. Olimpiade juga masih setahun lagi. Jadi, kita lihat saja nanti. Harapannya tentu bisa mendapatkan emas,’’ kata Kevin.
Hal itu juga didukung Hendra. Dia berharap bisa mengulang memori manis seperti yang dia lakukan dengan Markis Kido lebih dari satu dekade silam. ’’Sekarang ganda putra memang sedang bagus. Ada ranking satu, ada saya dan Ahsan, ada Fajar/Alfian. Semoga ke depan performa kami bisa stabil dan bisa menyumbang emas Olimpiade,’’ ungkap Hendra.
JAWAPOS/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar