WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Baligho Besar di Pasang di Depan Pintu Masuk TWA Gunung Tangkuban Parahu oleh Masyarakat Adat

Baligho yang terpasang di depan Pintu Masuk TWA Gunung Tangkuban Parahu.
SUBANG, JMI -- Masyarakat Adat Gunung Tangkuban Parahu, memasang sebuah baligho besar di Jalan Raya Lembang-Subang, tepatnya di depan pintu masuk Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu, Minggu (1/9/2019) kemarin.

Isi tulisan dalam baligho besar itu berupa sebuah himbauan kepada masyarakat dan wisatawan agar tidak memaksakan diri untuk berkunjung ke TWA Tangkuban Parahu, karena kondisinya masih berstatus waspada level II, sehingga dapat membahayakan bagi masyarakat yang mendekat ke kawah ratu Tangkuban Parahu.

Pemangku Masyarakat Adat Gunung Tangkuban Parahu Budi Raharja menyatakan, pemasangan baligho ini sebagai upaya penolakan terhadap rencana pengelola TWA Tangkuban Parahu PT Graha Rani Putera Persada (GRPP) yang memaksakan kehendaknya untuk membuka kembali TWA Tangkuban Parahu tersebut pada 3 September 2019 besok.

"Pemasangan baligho ini, merupakan penolakan kami dari Masyarakat Adat Gunung Tangkuban Parahu, yang rencananya akan dibuka Rabu besok oleh PT GRPP selaku pengelola, maka kami himbau masyarakat untuk tidak mengunjungi tangkuban parahu, karena masih erupsi waspada level II, yang tentunya membahayakan masyarakat pengunjung," tegas Budi kepada wartawan di Lembang, Senin (2/9/2019).

Masih menurut Budi, rencana PT GRPP untuk membuka kembali TWA Tangkuban Parahu ini, dengan alasan mengakomodir para pedagang. Namun kata Budi, masyarakat pedagang sendiri masih kebingungan, karena saat bertanya kepada petugas PVMBG, bahwa kawah ratu tangkuban parahu sampai saat ini masih erupsi waspada level II.

"Semestinya kondisi alam ini bisa dijadikan introspeksi kita terhadap alam, kita tidak bisa melawan kudratinya, biarkan alam melakukan kehendaknya, tanpa campur tangan manusia, dan kita selaku manusia tidak bisa memaksakan kehendak sendiri, dan kami menolak apapun alasannya, sebelum PVMBG mengeluarkan informasi status tangkuban parahu itu kembali aman," ucapnya.

Budi juga menyebutkan, penolakan yang dilakukan Masyarakat Adat Gunung Tangkuban Parahu ini murni, demi keselamatan masyarakat pengunjung, dan masyarakat pedagang.

"Maka saya harap, semua pihak untuk bisa menahan diri, tidak mengambil langkah sepihak, dan mentaati imbauan yang dikeluarkan PVMBG dan pemerintah daerah," tegas Budi.

Sementara itu pemasangan baligho besar yang berisi imbauan tersebut dikatakan Budi, di pasang di dua titik yaitu, di pertigaan Jalan Grand Hotel Lembang, dan di dekat pintu masuk TWA Tangkuban Parahu.

AGUS HAMDAN/JMI/RED
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar