WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Historis 7 Presiden di Negeri ini, Selalu Ada Orang Dekat Berpengaruh

Boy Tanaya P
Editorial Oleh: BOY TANAYA P

Kasus Luhut-Said Didu Menuntut Sikap Tegas Jokowi Soal Kebenaran Jangan Pandang Bulu

- Beda Orde Lama , Orde Baru dan Orde Reformasi , Era kepemimpinan jaman Now , Orde Pengusaha , dinasty para produsen Industrialisasi

- Kompetensi jabatan yg menggoda kepentingan pribadi selaku pelaku usahawan

- Jokowi dituntut tegas menyikapi jika mmg Luhut bersalah dlm intervensinya kpd APBN

- Badan atau lembaga pengawasan hrs lbh proaktif mengawasi secara personality , sdh konsekwensi para pejabat yg sekaligus notabenenya para pengusaha, seperti OJK , BPK termasuk KPK dll

- Waspadai , Kabinet hampir dominan disekelilingi para pengusaha/konglomerat yg rawan antara tugas dg kepentingan pribadi .

Masih terasa hangat mencuatnya kasus Luhut Binsar Panjaitan/LBP berseteru dengan Said Didu mantan Sekretaris kementerian BUMN hingga berujung LBP mau melaporkan Said Didu ke Polisi jika dalam hitungan Sabtu kemarin tidak meminta maaf secara langsung maupun lewat sosmed.

Persoalan tudingan bahwa LBP adalah negarawan yang sudah tidak lagi memikirkan kemashalatan bangsa, yang ada dibenaknya cuma uang dan uang sudah menjadi viral diberbagai media. Sehingga situasi Covid-19 tidak menjadi skala prioritas, dan dia telah mengusik menteri Keuangan Sri Mulyani yang ditengarai harus menambah hutang pihutang APBN. Karena Luhut memperingatkan jangan ganggu dana pembentukan Ibukota Negara yang baru di Kalimantan, padahal Covid-19 suatu musibah dadakan yang tidak terencana dan membutuhkan anggaran besar pula untuk mengantisipasinya. 

Negara sudah selayaknya memprioritaskan kepentingan kesehatan rakyatnya dari ancaman kematian yang setiap hari Covid-19 fakta ancaman secara nasional. Jika ini benar Presiden Jokowi tidak boleh ragu dan pandang bulu untuk mengambil langkah tegas menindak LBP sedekat apapun hubungan mereka demi kepentingan bangsa dan negara atau minimal Jokowi mewarning agar LBP sadar kembali ke Sapta Marga Prajurit," sitir Said Didu.

Histories singkat negeri ini telah dipimpin 7 presiden, hampir semuanya mempunyai orang terdekat berpengaruh, mungkin sudah menjadikan kodrat pemimpin presiden kita selalu ada orang khusus terdekat. Tidak menjamin dia itu pemangku jabatan ataupun siapapun selera dan sejarah latar belakang kedekatan khusus itu, cuma miris terkadang justru pembisik pribadi yang membawa kejatuhan hingga lengsernya presiden kita sepanjang sejarah hingga kini.

Orde lama awal Presiden Soekarno, Aidit dan beberapa gembong PKI ternasuk adalah orang-orang dekat Soekarno saat itu, diujungnya adalah kejatuhan sang proklamator itu dari tampuk kekuasaan presiden.

Orde baru Presiden Soeharto dengan gaya otoriternya harus lengser akibat orang terdekatnya Harmoko. Di saat Soeharto ingin menyudahi kepemimpinannya, namun Harmoko ketika itu meyakinkan pak Harto, bahwa rakyat Indonesia masih sangat membutuhkan beliau, alhasil dihitungan 32 tahun dari rencana 35 tahun, tepatnya 1998 harus lengser di demo oleh para reformis rakyat dan mahasiswa, pak Harto pun harus menelan pil pahit dari orang terdekatnya sendiri yaitu bung Harmoko.

Orde Reformasi selang Habibi Presiden ke 3 dalam tampuk singkatnya hanya setahun digantikan dengan Gusdur yang konon lengser juga dengan teman-teman terdekatnya Amin Rais dan Megawati, Bahkan salah satu orang terdekat gusdur tukang pijatnya Soewondo sempat berulah hingga nyaris Gusdur dilibatkan dalam salah satu skandal korupsi Bulog saat itu tapi keburu ketahuan akibat perbuatan tukang pijatnya.

Lepas Gusdur lengser , Megawati berselang duduki tampuk presiden ke 5, lanjut Soesilo Bambang Yudhoyono/SBY sebagai presiden ke 6 pilihan langsung rakyat lewat pemilu, walaupun mulus perjalanan presidennya sampai dua periode, tapi SBY dikotori oleh skandal mega korupsi yang datangnya justru dari orang-orang terdekat nya yang berpengaruh, sebut saja saat itu Anas Urbaningrum bak anak emas dalam sikap SBY terhadapnya, tetapi diujung nya adalah Koruptor mega proyek nasional, bersama bendaharawan partai Demokrat Nazarrudin.

Beda dengan Jokowi kedekatannya dengan LBP sudah terbina sejak di Solo dulu, dimana LBP membantu pengembangan investasinya Jokowi disektor indusri Mebel, hingga prediksi bagusnya LBP menggiring Jokowi dalam kiprah politiknya ke Jakarta. Bersama Megawati sukses diraih hingga saat ini menjalani priode kedua presiden RI 2019-2024, makanya sulitlah dibayangkan betapa hubungan LBP dengan Jokowi sedekat apa. Sulit untuk dipisahkan. Tetapi tdk ada pilihan presiden harus tegas. Jika bersalah harus berani ambil sikap tegas tak terkecuali terhadap LBP

Kita sadar saat ini negeri NKRI tercinta ini sudah mengalami pergeseran orde jauh sejak reformasi, kini sudah dominan pengusaha konglomerat tajir pun duduk disusunan kabinet, juga ada dibeberapa lembaga negara BUMN maupun badan-badan, sebut saja Erick Tohir konglomerat muda, sebelumnya Wapres JK dan beberapa menteri lainnya yang notabene nya adalah pengusaha sukses. Maka sangat rentan jikalau muncul kasus terdahulu seperti listrik dan tabung gas hijau 3 kg pernah menuai sumbang posisi JK.

Kembali pada mental pemangku jabatan sekarang yang sekaligus pengusaha harus mau fair dan memilah kepentingan bangsa dan negara jangan sampai dicampuri oleh kepentingan pribadi, apalagi yang berkaitan denga kepentingan usaha pribadinya. Oke kita percaya itu semua menuju kebaikan, selamat tunaikan tugas negara denga kebaikan-kebaikan di bangsa dan negara tercinta NKRI ini. 

Boy Tanaya P
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Peringatan Hari Santri 2024, Tingkat Kabupaten Subang Bertempat di Alun-alun Subang

Subang, JMI  - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Subang, H. Asep Nuroni, S.Sos., M.Si., didampingi oleh Ketua Dharma Wanita Pe...