SUBANG, JMI - Juru Bicara tim gugus Tugas percepatan penanganan (TGTPP ) Covid-19 kabupaten Subang Dr.Maxi menerangkan dalam konferensi persnya di depan para awak media bahwa Pasien positif Covid-19 di Subang kembali bertambah menjadi 29 orang. Tambahan satu kasus positif kali ini merupakan salah seorang karyawan BUMN asal Subang yang bekerja di Jakarta.
Bertempat di jln Aria wangsa Goparana, Subang,senin siang,11/5/2020 .
Dikatakan Dr.maxi Saat ini yang bersangkutan sudah diisolasi di salah satu Rumah Sakit di Jakarta.
Untuk mencegah penularan pasien baru positif Covid -19 asal Kecamatan Subang tersebut kata dr.Maxi, pihaknya sudah melakukan tracing kepada keluarganya.
"Yang kami tracing ada tiga
tiga orang yang melakukan kontak erat langsung dengan yang bersangkutan. Ketiganya sudah dilakukan rapid tes dan hasilnya negatif,"jelasnya.
Untuk Pasien dalam pengawasan (PDP) lanjut dr.Maxi, perhari ini ada penambahan tiga orang, dari sebelumnya 43 orang menjadi 46 orang.
"Yang sudah selesai sembuh 29 orang.Masih dalam pengawasan yang kini diisolasi di RSUD Subang 10 orang. Dan meninggal 7 orang,"imbuhnya.
Kemudian, untuk Orang dalam pemantauan (ODP) dari total 4.725 orang yang selesai pemantauan 3.878 orang. 1 orang meninggal dunia. Yang masih dalam pemantauan 847 orang.
"Hari keenam PSBB di Subang menunjukan dampak positif. Terlihat dari jumlah ODP yang sampai saat ini stagnan. Dan Orang tanpa gejala (OTG) 159 orang,"tambahnya.
Selain itu, lanjut dr.Maxi, pihaknya akan segera melakukan rapid tes mobile tidak hanya di wilayah kerja puskesmas dan Kecamatan. Dengan menyasar beberapa tempat yang menjadi pilihan, pertama pasar, baik pasar tradisional maupun modern, pusat perkantoran, kemudian tempat ibadah dan pabrik.
Adapun pasar tradisional, pertama tersebar di 5 Kecamatan, yaitu Pasar Pujasera, Pasar panjang, Pamanukan, Ciasem, dan Jalancagak. Kemudian 4 tempat ibadah yang ada di Jalan Cagak dan 1 tempat ibadah di Subang dan Sukasari
"Jadi totalnya ada 11 tempat dengan masing-masing tempat diagendakan 60 orang yang akan menjalani rapid tes.
Mudah-mudahan bisa berjalan dengan lancar . Hal ini bertujuan untuk mendeteksi penyebaran Covid-19. Jadi jangan sampai masyarakat takut, karena kalau kita ingin rapid tes sendiri harganya paling murah Rp.500.000 sampai Rp.800.000,"pungkasnya.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar