WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

2021, Akankah Perekonomian Indonesia Membaik ?


JURNALMEDIAIndonesia
-- Telah memasuki 2021 tetapi COVID-19 belum berakhir sejak diumumkannya kasus pertama pada bulan Maret tahun 2020, COVID-19 telah memberikan dampak dan perubahan besar yang dirasakan secara langsung oleh semua orang diberbagai bidang, termasuk negara ini dibidang perekonomian.

Perekonomian Indonesia awalnya baik dan akan terus meningkat namun dikabarkan mengalami Resesi dikarenakan COVID-19. Hal tersebut terjadi dikarenakan aktivitas perekonomian Indonesia menurun dan terjadi penurunan produk dosmestik bruto (PDB) selama setidaknya 2 kuartal secara berturut-turut sejak pandemic ini melanda.

Hal tersebut ditandai dengan Output Riil di Indonesia menurun, penggangguran meningkat karena banyaknya pekerja di Indonesia di PHK, dan tekanan Inflasi berkurang.

Resesi bukanlah hal yang buruk bagi sebuah negara karena akan selalu ada peningkatan atau penurunan ekonomi disebuah negara, namun resesi ini menjaid hal buruk apabila resesi tersebut terjadi berkepanjangan dan lamban ditangani. Hal yang dapat terjadi jika sebuah negara negara mengalami resesi adalah deflasi.

Deflasi adalah penurunan harga secara umum dan kenaikan nilai uang sebuah negara. Tentunya hal tersebut dapat berakibat buruk bagi sebuah negara. Namun apakah Indonesia akan terus mengalami resesi sehingga akan terjadi Deflasi ?

Pada tanggal 28 Desember 2020, Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui laman media sosialnya (@pusdiklatap) membagikan infografis dengan tajuk “Ekonomi Indonesia Bergerak Menuju Pemulihan” dijelaskan beberapa indikator perekonomian yang bergerak menuju pemulihan. 

Indikator tersebut yaitu:

1. Purchasing Market Index Manufaktur (PMI Manufaktur) di Indonesia yang ditampilkan pada postingan tersebut menjelaskan Aktivitas industri Indonesia mulai menggeliat dan Kembali ke level ekspansi (lebih dari 50)

Sebelumnya, PMI Manufaktur Indonesia mengalami penurunan dikarenakan jumlah kasus COVID-19 terus meningkat menyebabkan penurunan permintaan terjadi dan aktivitas manufaktur mengalami penurunan yang tajam. Jadi, dengan meningkatnya PMI manufaktur tersebut dapat berdampak pada pasar saham dan pasar forex di Indonesia serta akan menarik investor dan meningkatkan investasi. 

2. Impor Barang Modal yang membaik mengindikasikan adanya pola pemulihan investasi, semulanya impor barang modal berada pada titik -24,7% dan tumbuh sampai dengan -2,4%

3. Indikator Konsumsi dimana Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menunjukan perbaikan, naik pada seluruh kategori tingkat pengeluaran dan seluruh kelompok usia. Persepsi konsumen saat ini juga terpantau membaik dengan menunjukan persepsi positif

4. Surplus neraca perdagangan, bersumber pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) surplus tersebut terjadi karena posisi ekspor Indonesia lebih tinggi dari pada Impor.

Jika hal-hal tersebut terus mengalami peningkatan, perekonomian Indonesia akan ikut meningkat dan resesi yang terjadi akan teratasi. Namun, selain hal-hal yang telah di bagikan tersebut, upaya lain yang dapat dilakukan Indonesia untuk dapat keluar dari resesi perekonomian yang berkepanjangan ini dan memulihkan keadaan perekonomian saat ini yaitu dengan meningkatkan aktifitas ekonomi dan Produk Domestic Bruto (PDB) selama setidaknya 2 kuartal secara berturu-turut ditahun 2021 saat ini, hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan meningkatkan output rill Indonesia dan mengurangi tingkat pengangguran.

Jadi, diharapkan perekonomian Indonesia yang saat ini belum membaik akan sedikit demi sedikit meningkat sampai menuju ke fase kemakmuran dan COVID-19 di Indonesia segera teratasi.

OPINI OLEH :
HADI HUSNA TARIGAN
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

MOU dengan perusahaan Dubai, PERUMDA Tirta Rangga Subang Suplai Air ke pelabuhan Patimban

SUBANG, JMI– Badan usaha milik Daerah (BUMD ) Perumda Tirta Rangga Subang  (TRS) melaksanakan MoU sengan perusahaan Dubai, Uni ...