WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Presiden Xi Jinping ke Hong Kong, Perdana Keluar China Daratan Sejak Pandemi

gambar hanya ilustrasi presiden Xi Jinping saat mengunjungi hong kong

JAKARTA, JMI
--  Hong Kong siaga menjelang kunjungan Presiden ChinaXi Jinping, yang disebut akan berkunjung ke wilayah itu pada hari ini, Kamis (30/6).

Ini merupakan kali pertama bagi Xi Jinping keluar dari China daratan sejak pandemi Covid-19. AFP melaporkan bahwa Hong Kong mempersiapkan keamanan secara ketat, bahkan menutup taman rekreasi.

Xi sendiri diperkirakan akan berada di Hong Kong selama dua hari, dari Kamis hingga Jumat (1/7). Kunjungan ini berkaitan dengan peringatan penyerahan kembali Hong Kong dari kekuasaan Inggris ke China.

Nantinya, ia akan menginap di Shenzhen, kota China yang berbatasan dengan Hong Kong.

Saat ini, pemerintah Hong Kong sudah menutup sebagian kota. Polisi mengumumkan penutupan jalan dalam skala besar di Hong Kong dan melarang penerbangan drone di seluruh kota demi keamanan.

Mereka juga menutup sejumlah lokasi di Hong Kong, terminal kereta berkecepatan tinggi, tempat pertunjukan opera Tiongkok, dan Taman Sains Hong Kong.

Sejumlah pekerja di Taman Sains mengaku belum mengetahui soal kunjungan Xi. Namun, mereka mendapat imbauan untuk bekerja dari rumah mulai Kamis.

Menurut pemerintah setempat, warga antusias menyambut perayaan ini. Mereka sudah mulai memasang bendera Hong Kong dan China.

Namun, di suatu gedung, pemasangan bendera itu memicu keluhan dari salah satu penduduk Hong Kong, Chan. Ia mengeluh karena bendera kecil ditempatkan di luar setiap lantai.

"Itu tak perlu dan terlalu banyak," kata Chan.

Sementara itu, pekerja bangunan bernama Tony menilai pemasangan bendera tersebut akan terasa lebih jika atas kemauan sendiri, bukan karena keharusan.

"Apakah kita benar-benar menganut ideologi ini? Orang mungkin akan melepasnya jika acara sudah selesai," kata dia.

Di sisi lain, pihak berwenang juga melarang sejumlah jurnalis untuk meliput acara peringatan ini. Mereka hanya mengizinkan jurnalis tertentu yang lolos persyaratan demi keamanan.

"[Keputusan itu] untuk menyeimbangkan antara kebutuhan kerja media dan persyaratan keamanan," demikian pernyataan pemerintah.

Asosiasi Jurnalis Hong Kong menyesalkan pembatasan itu. Mereka menegaskan reporter telah melakukan karantina dan tes.

Tak hanya membatasi jurnalis, Hong Kong juga menahan sembilan orang dalam rangka pencegahan hal-hal tak terduga selama peringatan.

Sementara itu, salah satu kelompok oposisi pemerintah di Hong Kong, Liga Sosial Demokratik, menyatakan tak akan menggelar demonstrasi pada 1 Juli.

China akan memperingati 25 tahun penyerahan Hong Kong dari kekuasaan Inggris. Biasanya, ribuan warga Hong Kong akan turun ke jalan menggelar aksi damai untuk memperingatinya.

Namun, perkumpulan massa di Hong Kong kini tak lagi sebebas dulu, terutama usai pemerintah mengeluarkan undang-undang keamanan pada 2019.

 

Sumber : CNN Indonesia

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Ormas Pejuang Marhaenis PMN Kabupaten Grobogan Serahkan SK PKK Ke-19 Kecamatan

GROBOGAN, JMI - Ormas Pejuang Marhaenis Nusantara Kabupaten Grobogan mengadakan rapat koordinasi (Rakor) serta penyerahan Surat...