sumber foto; Detikhealth
JAKARTA, JMI -- Dalam rangka HUT ke-54 BPJS Kesehatan pada 15 Juli 2022 nanti,
Direksi dan Dewan Pengawas akan turun langsung memberikan pelayanan informasi
seputar JKN. Layanan informasi tersebut dilakukan di 14 kabupaten/kota terluar
atau perbatasan Indonesia.
Ke-14
kabupaten/kota tersebut meliputi Sabang, Nias, Natuna, Sebatik, Kepulauan
Talaud, Rote, Merauke, Entikong, Malinau, Morotai, Atambua, Jayapura, Sumba,
dan Sumbawa.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengatakan meski
Program JKN telah sewindu berjalan, namun upaya edukasi kepada masyarakat
mengenai manfaat, hak, kewajiban, hingga prosedur layanan Program JKN tak henti
dilakukan.
Ia menegaskan bertambahnya jumlah peserta JKN juga harus
diiringi dengan kemudahan akses informasi dan penanganan pengaduan.
Saat ini, BPJS Kesehatan sudah menyediakan beragam kanal layanan
informasi, administrasi dan penanganan pengaduan tanpa tatap muka. Seperti
melalui BPJS Kesehatan Care Center 165, Aplikasi Mobile JKN, Chat Assistant JKN
(CHIKA), Voice Interactive JKN (VIKA), Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp
(PANDAWA), hingga dengan cara mengirimkan direct message di media sosial resmi
BPJS Kesehatan.
'Namun
harus kita pahami bahwa tidak semua orang bisa mengakses kanal tersebut karena
terkendala kondisi jaringan komunikasi, tidak semua orang familiar menggunakan
smartphone, dan sebagainya. Untuk itu, kami juga berupaya memberikan kemudahan
layanan informasi dan penanganan pengaduan bagi masyarakat dan peserta JKN
secara tatap muka," kata Ghufron dalam keterangan tertulis, Rabu
(13/7/2022).
Ghufron
mengatakan selain melalui Kantor Cabang, layanan informasi dan pengaduan juga
bisa diakses melalui Mall Pelayanan Publik (MPP), Kader JKN, hingga Mobile
Customer Service (MCS) yang siap menjemput bola hingga daerah pelosok atau yang
terkendala akses geografis.
Di
waktu yang sama, BPJS Kesehatan juga menggelar Pekan Senam Prolanis bagi
Peserta JKN Serentak (Pekan Semangat) di 5.400 titik. Senam Prolanis ini pun
berhasil menyabet Rekor MURI sebagai pelaksanaan senam bagi peserta penyakit
kronis dengan titik lokasi pelaksanaan terbanyak se-Indonesia.
Menurut
Ghufron, pada tahun 2021 biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik
mencapai Rp 17,915 triliun atau 24,11% dari total biaya pelayanan kesehatan
tingkat lanjutan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, pihaknya
berupaya menjaga masyarakat tetap sehat melalui berbagai program promotif
preventif.
Sementara
bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes
melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya
promotif preventif perorangan peserta JKN.
"Berbagai
penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup
sehat. Melalui kegiatan senam ini, kami ingin mempromosikan betapa murahnya dan
mudahnya menjalankan hidup sehat. Dampak jangka panjangnya diharapkan bisa
menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia," jelas
Ghufron.
BPJS Kesehatan juga menggelar aksi donor darah yang melibatkan
partisipasi seluruh pegawai BPJS Kesehatan di penjuru Indonesia.
Ghufron
menuturkan aksi kemanusiaan tersebut jadi upaya dalam membantu masyarakat yang
membutuhkan. Sebelum mendonorkan darah, Duta BPJS Kesehatan wajib menjalani
skrining kesehatan terlebih dahulu untuk memastikan memenuhi kualifikasi
sebagai calon pendonor darah.
Ghufron
menjelaskan selain untuk menambah stok ketersediaan kantong darah bagi Palang
Merah Indonesia (PMI), donor darah juga punya manfaat lain, seperti mencegah
risiko terkena penyakit jantung, kolesterol, hingga kanker, menurunkan berat
badan, serta bisa mendeteksi penyakit serius.
"Donor
darah juga mendorong proses peremajaan sel-sel darah, artinya darah di dalam
tubuh kita akan digantikan oleh darah baru yang lebih baik dan sehat, sehingga
tubuh bisa menjadi lebih bugar dan produktif," ujar Ghufron.
Sumber : Detikhealth
0 komentar :
Posting Komentar