sumber foto (detiksport)
JAKARTA, JMI -- Pengujung musim 2020/2021, tepatnya pada
akhir 2020 hingga awal 2021, menjadi periode yang sangat sulit buat Barcelona.
Tidak hanya soal peforma tim utama Blaugrana di atas lapangan, tragedi juga
menimpa klub asal Katalunya itu dalam aspek pengelolaan klub.
Borok manajaemen klub yang dipimpin oleh Joseph Maria Bartemou
mulai terbuka. Ujungnya, Bartemou mengundurkan diri dari kursi Presiden Barcelona pada
27 Oktober 2020. Kepergian Bartemou tidak serta merta menyelesaikan masalah
Blaugrana. Eks tangan kanan Presiden Barcelona sebelumnya,
Sandro Rossel, itu meninggalkan Barca dalam lilitan utang. Dalam laporan
keuangan pada tahun anggaran 2020, Barcelona diketahui memiliki utang sebesar
1,35 miliar euro. Sebagian besar utang
Barcelona ini diketahui berupa hutang kepada bank, yang
mencapai 673 juta euro.
Joan Laporta, yang terpilih
sebagai pengganti Bartemou pada Maret 2021, tidak bisa berbuat banyak. Sosok
yang pernah memimpin Barcelona pada 2003 hingga 2010 akhirnya harus menyusun
strategi baru untuk bisa membawa Blaugrana keluar dari krisis keuangan. Empat
bulan berselang usai ditunjuk sebagai Presiden Barcelona, Laporta langsung
mengumbar optimisme.
''Barcelona akan bisa bangkit dalam satu satu setengah tahun
mendatang. Saya mulai bisa menatap, kondisi keuangan klub ini akan kembali
sehat,'' ujar Laporta seperti dikutip Reuters,
Agustus tahun lalu.
Krisis keuangan yang dialami Barcelona pada awal musim lalu seolah sudah menjadi rahasia umum di panggung industri sepak bola Eropa. Banyak pihak yang memprediksi, Barcelona masih akan kesulitan untuk bisa membangun tim yang kompetitif pada musim 2022/2023, terutama via perekrutan pemain bintang pada awal musim ini. Namun, Barcelona terbukti masih bisa menggeliat di jendela transfer musim panas kali ini.
Bahkan, juara Coppa del Rey musim 2020/2021 itu
masih bisa mendatangkan salah satu penyerang paling subur di pentas Eropa dalam
tiga musim terakhir, Robert Lewandowski.
Penyerang asal Polandia itu direkrut Barcelona dari Bayern
Muenchen dengan nilai transfer mencapai 50 juta euro. Perekrutan Lewandowski
itu melengkapi keberhasilan Barca mendatangkan bintang Leeds United, Raphinha,
dengan nilai transfer mencapai 59 juta euro. Hanya berselang kurang dari satu
tahun setelah dinyatakan terlilit utang yang sangat besar, Barcelona justru
mampu menghabiskan dana sebesar 109 juta euro untuk mendatangkan pemain
anyar.
Kondisi ini belum termasuk dengan besaran gaji yang harus dibayarkan Barcelona terhadap dua pemain tersebut, ditambah dua pemain yang didatangkan secara gratis, Franck Kessie dan Andreas Christensen.
Pun dengan besaran gaji
dalam kontrak baru yang telah ditandatangani oleh winger asal Prancis, Ousmane
Dembele. Pernyataan terbuka pelatih Bayern Muenchen, Julian Nagelsmann, yang
menyasar kemampuan Barcelona mendatangkan pemain-pemain bintang meski tengah
terlilit hutang seolah mewakili keheranan pada penggemar sepak bola.
''Klub yang disebut tengah berada dalam krisis, masih bisa
mendatangkan pemain yang mereka mau. Ini terlihat aneh sekaligus gila,'' kata
Nagelsmann.
Untuk berada di titik ini, Barcelona sebenarnya telah melakukan
berbagai langkah staregis, apabila tidak mau disebut pertaruhan, dalam upaya
menyuntikan dana segar ke keuangan klub. Tidak seperti Manchester City ataupun
PSG, yang bisa mendapatkan dana segar dari pemilik klub, Barcelona harus bisa
putar otak dalam upaya menyeimbangkan neraca keuangan klub.
Menjual 15 persen dari keuntungan hak siar di pentas La Liga
dalam 25 tahun mendatang kepada lembaga investasi asal Amerika Serikat, Sixth
Street, menjadi langkah teranyar Barcelona dalam mendapatkan dana segar, tengah
pekan lalu. Dari kesepakatan tersebut, Barcelona disebut-sebut akan mendapatkan
dana sebesar 300 juta euro.
Berdasarkan lansiran ESPN,
suntikan dana ini nantinya dapat digunakan Barcelona, tidak hanya soal peluang
menambah perekrutan pemain anyar, tapi juga untuk bisa lolos dari kemungkinan
pelanggaran batasan gaji La Liga pada musim depan.
''Dalam beberapa pekan terakhir, kami terus berkolaborasi dan
mencari kesepahaman dengan Sixth Street untuk mencapai target jangka panjang
dalam kerjasama ini,'' kata Laporta.
Ini menjadi kesepakatan kedua yang dicapai antara Barcelona
dengan Sixth Street. Pada awal bulan lalu, Barcelona sudah setuju melepas 10
persen keuntungan hak siar dari La Liga kepada Sixth Strett. Total, Sixth
Street telah memiliki 25 persen dari keuntungan hak siar yang didapat Barcelona
dari La Liga dalam 25 tahun mendatang dengan total nilai investasi mencapai
527,5 juta euro.
Pada musim 2020/2021, Barcelona diketahui mendapatkan pemasukan
hak siar di La Liga sebesar 165,6 juta euro. Dengan mengacu pada angka
tersebut, termasuk kemunkinan inflasi, Sixth Street akan mendapatkan sekitar
41,4 juta euro per musim. Ujungnya, selama 25 tahun, Sixth Street
digadang-gadang akan mendapatkan pemasukan lebih dari 1 miliar euro dari
kesepekatan itu. Ini bukan langkah pertama yang dilakukan manajemen Barcelona
dibawah kendali Laporta. Sebelumnya, Barcelona juga telah melepas 49,9 persen
dari Barca Licensing dan Merchandising (BLM), perusahaan yang menjual dan
memegang lisensi produk-produk dengan jenama Barcelona. Tidak hanya itu,
Barcelona juga telah mencapai kesepakatan sponsorhip dengan Spotify. Perusahaan
penyedia streming audio digital itu akan menjadi sponsor utama Barcelona dalam
empat tahun mendatang, termasuk dalam hak penamaan Stadion Camp Nou menjadi
Stadion Spotify Camp Nou.
Kabarnya, nilai kerjasama itu menyentuh angka 280 juta euro. Ambisi Laporta untuk bisa membuat kondisi keuangan klub bisa kembali sehat dalam satu setengah tahun sepertinya berada di trek yang tepat. Namun, dengan berbagai ancaman inflasi dan kondisi keuangan global pada masa mendatang, langkah yang diambil Barcelona itu tetap memiliki resiko tersendiri. Langkah ini bisa menjadi solusi jangka pendek, tapi ada resiko yang harus ditanggung Barcelona dalam jangka panjang.
''Pada dasarnya, Barcelona seperti menggadaikan
masa depannya sendiri. Mereka seolah berkata, 'Kami akan mendapatkan uang pada
masa mendatang. Jadi, kalian, para investor, sebaiknya memberikan kami uang
terlebih dahulu pada saat ini'. Ini bukan langkah yang buruk, tapi cukup
berisiko,'' tulis laporan ESPN.
Sumber : Republika.
0 komentar :
Posting Komentar