
presiden xi jinping sekaligus sekertaris jendral Partai Komunis China (PKC). (beritasatu.com)
JAKARTA, JMI -- Presiden China sekaligus
Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) saat ini, Xi Jinping,
disebut-sebut menjadi pemimpin paling otoriter setelah Mao Zedong.
Di bawah Xi Jinping, pemerintah China kerap
melakukan sejumlah tindakan tegas dalam mengatasi masalah.
Beberapa di antaranya adalah penghilangan
selebritas, tindakan keras terhadap miliarder, penangkapan aktivis Hong Kong,
bahkan meluncurkan latihan militer di Taiwan.
Tak hanya itu, PKC juga meluncurkan resolusi
historis terkait kepemimpinan Xi Jinping. Xi mendapatkan otoritas yang sama
kala China dipimpin Mao Zedong dan Deng Xiaoping, dikutip dari ABC News.
Sebagaimana diberitakan CNN, Xi lahir pada 1953,
empat tahun setelah PKC berhasil mengalahkan partai Nasionalis China dan
membentuk Republik Rakyat China.
Xi adalah anak dari Xi Zhongxun, pahlawan revolusi
China yang sempat menjadi menteri propaganda dan edukasi di bawah pimpinan Mao
Zedong.
Xi Zhongxun juga menjadi wakil perdana menteri di
bawah pemerintahan Zhou Enlai, pun menjadi sekretaris jenderal Dewan Negara
China.
Melihat ayahnya yang adalah salah satu pejabat
ternama China, Xi tumbuh bak 'pangeran' di tengah lingkungan elite negara itu.
Xi juga hidup di perumahan mewah elite China di Beijing, dikutip dari
Britannica.
Namun, kehidupan Xi berubah drastis setelah
ayahnya disingkirkan dari pemerintahan China pada 1962. Xi Zhongxun diketahui
sering tak disukai oleh PKC dan pemerintah China, khususnya sebelum dan kala
Revolusi Kultural berlangsung.
Sementara itu, Xi dan 30 juta masyarakat lain
dipaksa untuk pergi dari kota dan tinggal di pedesaan sebelum Revolusi
Kebudayaan terjadi.
Sejak 1969 hingga 1975, atau kala Revolusi
Kebudayaan berlangsung, Xi menjadi buruh tani di Liangjiahe, Provinsi Shaanxi.
Pernah Hidup di Gua
Sebagaimana diberitakan CGTN, Xi hidup
bersama penduduk Liangjiahe di gua, pun tidur di kasur yang dibuat dari batu
bata dan tanah liat.
"Masyarakat hidup dalam kemiskinan. Mereka
bisa saja hidup berbulan-bulan tanpa daging. Yang paling ingin saya lakukan
bagi penduduk desa itu adalah tak hanya sesekali makan daging, tetapi bisa
sering memakan daging," kata Xi.
Revolusi Kebudayaan merupakan langkah Mao untuk menjaga
kekuasaannya di China dengan mengeliminasi musuh politiknya dan menghidupkan
kembali semangat revolusioner di negara itu.
Dalam program ini, Mao ingin membersihkan China
dari 'perwakilan borjuis' yang menyusup ke PKC, pemerintah, militer, dan elemen
lain. Mao juga menghancurkan ide lama, tradisi lama, budaya lama, dan kebiasaan
lama yang dikenal dengan nama 'Four Olds', dikutip dari History.
Britannica melaporkan pemerintah Mao kala itu
mencoba menghancurkan nilai tradisional China. Banyak lansia dan kaum
intelektual yang disiksa dan meninggal dunia kala program ini berlangsung.
Menurut Guo Yanjun, kepala dari Media CNHK, pengalaman
Xi Jinping menjadi buruh tani membawa pengaruh positif bagi pemimpin China itu.
"Bahkan setelah dia [Xi] menjadi pemimpin, ia
menolong para petani," tutur Guo.
Mao Zedong meninggal dunia pada 1976, sementara
ayah Xi sempat menjalani rehabilitasi dan menjadi Sekretaris PKC di Guangdong.
Xi sendiri lalu mengambil jurusan teknik kimia di
Universitas Tsinghua dan lulus pada 1979.
Setelah itu, Xi Jinping menjadi sekretaris teman
ayahnya, Geng Biao. Dari sana, karir Xi terus berkembang hingga menjadi
pemimpin Negeri Tirai Bambu saat ini.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar