Jakarta, JMI - Para pakar menemukan koridor rahasia sepanjang 9 meter di bagian utara Piramida Giza, Mesir. Apa gunanya lorong di kuburan raksasa tersebut?
Piramida Giza dibangun atas perintah Fir'aun Khufu yang memerintah sekitar 2551
SM hingga 2528 SM. Saat ini, Piramida Giza memiliki tinggi sekitar 139 meter
dan merupakan satu-satunya peninggalan masa kuno yang masih ada sekarang.
Melansir LiveScience, studi dari beberapa peneliti mengungkap adanya terowongan
tersebut. Mereka menemukannya saat menganalisis pemindaian muons terhadap
Piramida yang telah berusia 4.500 tahun itu.
Muons sendiri berarti partikel
elementer bermuatan negatif yang terbentuk ketika sinar kosmik bertabrakan
dengan atom di atmosfer Bumi.
Partikel berenergi tinggi itu secara konsisten turun ke Bumi namun berinteraksi
secara berbeda dengan batu daripada air.
Dalam beberapa dekade terakhir, para ilmuwan telah menggunakan detektor muons
untuk mencari kamar tersembunyi di Piramida Giza.
"Sejauh pengetahuan kami, studi ini adalah karakterisasi pertama terhadap
posisi dan dimensi sebuah ruangan yang dideteksi muons sinar kosmik dengan
sensitivitas hanya beberapa centimeter," tulis para pakar tersebut dalam
studinya.
Lebih lanjut dalam pernyataannya, para pakar menambahkan ground-penetrating
radar (GPR) juga digunakan untuk mengumpulkan informasi soal koridor tersebut.
Sebetulnya, para pakar telah mengetahui ada sesuatu yang tersembunyi di balik
bagian utara Piramida Giza. Pada 2016, mereka menemukan ruang kosong sepanjang
30 meter yang berlokasi di 'galeri utama' Piramida Giza.
Akan tetapi, analisis rinci terhadap ruangan tersebut belumlah tuntas.
Di sisi lain, baru sekarang inilah para pakar dapat mengungkap keberadaan
koridor sepanjang sembilan meter tersebut.
Mantan Menteri Urusan Barang Antik Mesir, Zahi Hawass, mengatakan koridor ini
dibuat sepertinya untuk melepaskan tekanan dari berat material bangunan
Piramida Giza.
Hal itu karena koridor tersebut terletak di balik struktur berbentuk chevron
(mirip huruf 'V') yang berguna untuk mendistribusikan beban. Pendapat Hawass itu
disepakati oleh salah satu peneliti yang terlibat, Sebastien Procureur.
"Jika saya harus menebak, saya akan bilang bisa saja itu menjadi tes
pertama terhadap struktur chevron tersebut yang kemudian digunakan di bagian
yang lebih tinggi dari Piramida tersebut," kata Procureur.
Sementara itu, pakar soal Mesir Swansea University, Reg Clark menyebut, koridor
itu mungkin berperan sebagai kamar pelepas terhadap pintu masuk utama Piramida
Giza.
"Sepertinya, penemuan koridor ini tidak akan menuntun kepada penemuan
besar di dalamnya," kata Clark yang tidak terlibat dalam studi ini.
Para pakar yang terlibat dalam studi ini sudah mempublikasikan hasil penelitian
mereka di jurnal Nature. Di dalamnya, mereka menyebut telah menggunakan film
emulsi nuklir (Nuclear emulsion film) untuk melacak trajektori dari partikel
yang berubah.
"Film emulsi nuklir adalah detektor fotografi bertipe film yang dapat
merekam trajektori dari partikel bermuatan tanpa dipasok listrik. Metode ini
sangat sesuai untuk ruang yang sempit seperti di koridor turunan, karena
berukuran ringkas dan ringan" tulisnya dalam jurnal berjudul Precise
characterization of a corridor-shaped structure in Khufu's Pyramid by
observation of cosmic-ray muons.
(lth)
Sumber CNNIndonesia
0 komentar :
Posting Komentar