WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Barat Endus Retakan di Tembok Putin

Moskow, JMI - Ukraina dan negara-negara Barat mencium kesempatan dalam pemberontakan yang dilakukan pasukan tentara bayaran Wagner terhadap pemerintahan di Moskow. Kejadian yang mengguncang Rusia itu sejauh ini merupakan tantangan terbesar terhadap pemerintahan Presiden Vladimir Putin.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada Ahad (25/6/2023), peristiwa itu telah mengungkap rekahan baru dalam kekuatan kepemimpinan Putin. Blinken dan anggota Kongres AS mengatakan, kekacauan di Rusia telah melemahkan Putin dengan cara yang dapat membantu serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia. 

"Saya kira kita belum melihat tindakan terakhir," kata Blinken setelah pemberontakan dibatalkan oleh pasukan yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin pada Sabtu (24/7/2023).

Menurut Blinken, ketegangan yang memicu aksi tersebut telah meningkat selama berbulan-bulan. Kondisi itu menambahkan ancaman kekacauan internal dapat mempengaruhi kemampuan militer Moskow di Kiev.

"Kami telah melihat lebih banyak retakan muncul di fasad Rusia. Terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat ke mana arahnya, dan kapan mereka sampai di sana. Namun yang pasti, kami memiliki segala macam pertanyaan baru yang harus dijawab Putin dalam minggu dan bulan ke depan," kata Blinken dalam program "Meet the Press" NBC.

Blinken menggambarkan gejolak itu sebagai masalah internal bagi Putin. "Fokus kami tegas dan tanpa henti pada Ukraina, memastikan bahwa dia memiliki apa yang diperlukan untuk mempertahankan diri dan merebut kembali wilayah yang direbut Rusia," katanya.

Pejabat AS berharap untuk mengetahui lebih banyak tentang peristiwa yang terjadi di Rusia. Salah satu yang menarik perhatian adalah rincian kesepakatan dengan Prigozhin yang dimediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang membuat para pejuang Wagner kembali ke pangkalannya. "Mungkin Putin tidak ingin merendahkan dirinya sendiri hingga level bernegosiasi langsung dengan Prigozhin," kata Blinken.

Pasukan yang dipimpin oleh mantan sekutu Putin itu telah melakukan pertempuran paling berdarah dalam perang 16 bulan Rusia di Ukraina. "Sejauh orang-orang Rusia terganggu dan terbagi, hal itu dapat membuat penuntutan agresi mereka terhadap Ukraina menjadi lebih sulit," kata Blinken.

Ketua Komite Intelijen House of Representatives Mike Turner mengatakan, tindakan Putin di masa depan di Ukraina dapat dihambat oleh pernyataan Prigozhin. Pemimpin Wagner ini menyatakan sebelumnya, bahwa alasan untuk menyerang Ukraina didasarkan pada kebohongan.

“Mencabut premisnya membuat Putin jauh lebih sulit untuk terus berpaling kepada rakyat Rusia dan berkata, kita harus terus mengirim orang untuk mati,” kata Turner dalam program “Face the Nation” di CBS.

Pensiunan Jenderal Angkatan Udara AS Philip Breedlove mengatakan, gejolak tersebut menunjukkan penurunan kemampuan Rusia. "Salah satu hasil, saya percaya, dari 36 jam terakhir, mungkin 48 jam, adalah bahwa institusi yang telah lama kami anggap sangat aman di Rusia perlahan-lahan terurai," kata Breedlove dalam sebuah wawancara. "Seluruh institusi militer sekarang, penampilan militer Rusia, jauh berkurang," ujarnya.

Senator AS Ben Cardin mengatakan, gejolak akhir pekan di Rusia tidak mengurangi kebutuhan AS untuk terus membantu Ukraina. "Ini adalah waktu kritis bagi Ukraina. Serangan balasan ini akan menentukan di mana kita akan berada dalam satu atau dua tahun ke depan," kata anggota Demokrat yang duduk di Komite Hubungan Luar Negeri Senat.

Mantan jenderal Angkatan Udara AS yang duduk di Komite Angkatan Bersenjata House Don Bacon mengatakan, penurunan Putin akan menguntungkan tetangga Rusia termasuk Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania, dan Polandia. "Akan berbeda jika Putin ingin menjadi tetangga yang damai. Namun ternyata tidak," kata Bacon. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, telah membahas kekacauan di Rusia dalam panggilan telepon dengan para pemimpin AS, Kanada, dan Polandia pada Ahad (25/7/2023). Dia menilai, kemunculan pemberontakan pada akhir pekan itu menunjukan kelemahan pemimpin Istana Kremlin Vladimir Putin yang telah terbuka.

"Peristiwa kemarin mengungkap kelemahan rezim Putin," kata pernyataan Zelenskyy. Percakapan telepon terjadi setelah pemberontakan oleh bos tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin gagal pada Sabtu (24/6/2023). Peristiwa itu menimbulkan pertanyaan tentang cengkeraman kekuasaan Putin saat Ukraina menekan serangan balasan di selatan dan timurnya.

“Kami membahas jalannya permusuhan dan proses yang terjadi di Rusia. Dunia harus menekan Rusia sampai tatanan internasional pulih,” kata Zelenskyy setelah melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden.

Zelenskyy mengatakan, dia dan Biden juga telah membahas perluasan kerja sama pertahanan lebih lanjut. Poin-poin yang disinggung termasuk senjata jarak jauh, koordinasi menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Vilnius bulan depan, dan persiapan untuk KTT Perdamaian Global yang dipromosikannya.

Dalam pernyataan serupa, Zelenskyy mengatakan, telah memberitahu Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau melalui telepon. Dalam pembicaraan itu, dia menjelaskan tentang situasi yang mengancam di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang diduduki Rusia.

Zelenskyy memperingatkan awal pekan ini, bahwa Rusia sedang mempertimbangkan untuk melakukan tindakan terorisme yang melibatkan pelepasan radiasi di pabrik tersebut. Namun tuduhan ini dibantah oleh Rusia. "Mitra Ukraina harus menunjukkan tanggapan yang berprinsip, khususnya pada KTT NATO di Vilnius," kata Zelenskyy.

Dukungan ke Rusia

Sementara itu, negara-negara yang dekat dengan Rusia meremehkan dampak pemberontakan. Cina mendukung Rusia dalam mempertahankan stabilitas nasionalnya. Pemberontakan oleh kelompok tentara bayaran bersenjata Wagner berhasil dibatalkan berkat perantara Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pada Sabtu (24/6/2023).

“Pihak Cina menyatakan dukungan atas upaya kepemimpinan Federasi Rusia untuk menstabilkan situasi di negara itu sehubungan dengan peristiwa 24 Juni dan menegaskan minatnya untuk memperkuat kohesi dan kemakmuran Rusia lebih lanjut,” Kementerian Luar Negeri Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko mengadakan pembicaraan di Beijing pada Ahad. Dalam pertemuan itu membahas tentang isu-isu internasional.

Kementerian Luar Negeri Cina awalnya hanya mengatakan bahwa Rudenko telah bertukar pandangan dengan Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang tentang hubungan Cina-Rusia. "Serta masalah internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama," ujar pernyataan lembaga itu.

Kemudian Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan, Cina mendukung Rusia dalam menjaga stabilitas nasionalnya. Beijing menilai, peningkatan ketegangan baru-baru ini di Moskow adalah urusan dalam negeri negara tersebut.

"Cina akan mendukung Rusia sambil menekankan tidak ada campur tangan dalam urusan dalam negerinya," kata pakar militer Cina terkemuka dan komentator televisi Song Zhongping. "Prigozhin menyadari bahwa sulit mencapai hasil yang diinginkan melalui pemberontakan ini," ujar Song merujuk kepada pemimpin pasukan Wagner Yevgeny Prigozhin.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan, mendukung supremasi hukum di Federasi Rusia. Iran adalah sekutu utama Rusia dan telah dituduh oleh negara-negara Barat memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina. 

Iran pun telah berulang kali membantah klaim tersebut. Teheran mengatakan, pihaknya menentang perang di Kiev dan mendukung kedua pihak yang bertikai untuk mengakhiri permusuhan jangka panjang melalui dialog.

Pejabat Iran mengatakan, hubungan antara kedua belah pihak didasarkan pada prinsip-prinsip bertetangga dan kepentingan bersama. Teheran sementara menolak pasokan perangkat keras militer ke Moskow.

 

Sumber : Republika.com

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Ormas Pejuang Marhaenis PMN Kabupaten Grobogan Serahkan SK PKK Ke-19 Kecamatan

GROBOGAN, JMI - Ormas Pejuang Marhaenis Nusantara Kabupaten Grobogan mengadakan rapat koordinasi (Rakor) serta penyerahan Surat...