WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Adakan Dua Kirab Tradisi Malam Selikuran Ramadhan 2024

SURAKARTA, JMI - Tradisi turun temurun berupa Malam Selikuran menyambut Lailatul Qodar di bulan Ramadhan kembali di gelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada, Minggu 30/03/2024 seusai Shalat Tarawih.

Untuk malam Selikuran kali ini ada pelaksanaan Dua kirab yang di ikuti dari Keluarga Keraton, untuk kirab pertama di Pimpin langsung Raja Surakarta Sri Susuhunan Paku Buwono XIII dan kirab ke Dua di Pimpin Gusti Kanjeng Ratu Wandansari yang lebih akrab dengan nama panggilan Gusti Moeng yang juga merupakan Putri dari Pasangan Sri Susuhunan Pakubuwono XII dengan Kanjeng Raden Ayu Praadapaningrum.

Malam Selikuran merupakan tradisi unik yang digelar dalam rangka menyambut datangnya Lailatul Qodar di Keraton Surakarta, bagi umat Islam, Lailatul Qodar adalah momen yang di nantikan saat berpuasa karena disebut lebih mulia dari seribu bulan yang jatuh pada malam-malam ganjil di 20 hari terakhir bulan Ramadhan.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari

Tradisi malam Selikuran digelar pada 20 Ramadhan atau malam 21 Ramadhan setiap tahunnya. Awalnya ritual ini dikembangkan oleh Sultan Agung, namun dalam perjalanannya sempat mengalami pasang surut di masa Pemerintahan Pakubuwana IX, tradisi ini dihidupkan kembali dan mengalami masa puncaknya di masa Pakubuwana X.

Kirab pertama yang di Pimpin langsung oleh Pakubuwana XIII yang dimulai pukul 20:30 WIB,meliputi seluruh Kerabat dari Keraton, Ratusan Prajurit, Sentana, Abdi Dalem, Petinggi Keraton dengan membawa berbagai ugo rampe seperti lambang kebesaran Keraton serta adanya arak arakan kirab lampu ting(lampu minyak) juga 1.000 tumpeng yang di bawa keluar dari kiri Kamendungan (pintu utama) menuju Siti Hinggal Bangsal Sewayana hingga pagelaran Sasana Sumewa yang kemudian menuju Alun-alun utara hingga finish di Taman Sriwedari.


Sepanjang jalan yang dilewati rombongan kirab,warga masyarakat Surakarta (Solo) sangat antusias sekali untuk melihat prosesi jalannya kirab Malam Selikuran,juga tentunya untuk keamanan sendiri dari gabungan petugas TNI Polri,Satpol PP serta unsur ormas selalu siap siaga agar prosesi kirab berjalan dengan lancar.

Pengarang Perintah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Harya Dipo kusumo menyampaikan bahwa malam ini merupakan hajar dalem (kemauan raja) dengan pengertian memperingati tumuruning Lailatul Qodar. Awit saking kepareng dalem Sampeyan Sahandap ingkang Sinuhun Paku Buwono XIII, Keraton Surakarta melestarikan tata cara tradisi ini. Ujar KGPH Dipo kusumo

Untuk kirab ke dua dilaksanakan sekitar pukul 10:00 WIB yang di pimpin langsung oleh Gusti Kanjeng Ratu Wandansari dengan  start dari Kori Kamendungan Keraton kemudian belok ke kanan mengelilingi komplek Keraton atau Kelurahan Baluwarti dengan finish terakhir menuju Masjid Gede(Masjid Agung) rombongan kirab kedua pun sama  juga dengan yang di lakukan rombongan kirab pertama termasuk adanya lampu ting, nasi tumpeng yang di bawa abdi dalem berjumlah seribu yang berisi nasi gurih yang di bentuk tumpeng kecil dan di lengkapi kedelai hitam, rambak, mentimun, telur, dan cabai hijau yang nantinya sampai di masjid di doakan ulama dan kemudian dibagikan warga masyarakat.


Sementara itu Gusti Kanjeng Ratu Wandansari kepada Jurnal Media Indonesia menyampaikan bahwa, kegiatan ini merupakan wilujeng anak dengan tumpeng sewu (seribu) yang dibawa dari Keraton yang nantinya di doakan di masjid agung (Masjid gede) dan ini sudah lakukan rutin sejak eyang Sultan Agung menetapkan sebagai Kerajaan Mataram Islam dan semua hari-hari besar Islam di peringati. Ujar GKR Wandansari

Kirab sendiri sama seperti yang dilaksanakan yang pertama tadi,cuman karena kita ada banyak komunitas yang tersebar di kabupaten kota yang dulu adalah merupakan wilayah kerajaan Mataram dan mereka tergabung dalam Pokoso(paguyuban Kawulo Surokarto) dan juga organisasi lain dalam Keraton seperti Putri natoandoyo. Ujarnya

Selain itu GKR Wandansari juga menyampaikan bahwa awal mulanya kegiatan kirab seperti ini dulunya di mulai dari Keraton menuju Masjid Gede (Masjid Agung) walaupun pernah dari PB X membikin Kebun Rojo di Sriwedari yang juga ada maleman termasuk prosesi lainnya, namun semenjak tahun 2024 dengan adanya permasalahan pihak Kasunanan termasuk keturunanya dengan Pemkot Surakarta makanya untuk kegiatan kirab kita adakan seperti dulu lagi yang cukup finis di Masjid Agung. Pungkasnya


Dalam kirab Seribu Tumpeng Sambut malam Lailatul Qodar yang di adakan Keraton Kasunanan Surakarta selalu tidak lepas dengan hadirnya Keluarga besar dari Ki Ageng Selo termasuk Laskar Kasepuhan Wijaya Kusumo Grobogan, sepanjang perjalanan rombongan selalu melantunkan sholawatan yang di iringi dengan tabuhan robana yang sesekali juga di iringi gending-gending jawa seperti lir ilir juga gending jawa lainnya.

Sementara itu menurut Panglima Laskar Kasepuhan Wijaya Kusuma Rudy Rus Supriyanto,SE atau lebih dikenal di kalangan keraton sendiri dengan raja selpie yang selalu mendapat undangan untuk mengikuti setiap acara yang di gelar Keraton, bahwasannya kita baik dari Kasepuhan maupun Laskar Wijaya Kusuma selalu menghadiri undangan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat termasuk kirab pada malam hari ini,dan kita dari Keluarga Ki Ageng Selo ada kurang lebih sekitar 50 peserta,Alhamdulilah dari awal kirab dari Keraton hingga selesai kirab di Masjid Agung semua berjalan dengan lancar. Ujar Rudy

 

Pewarta: Heru gun

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Prof H Amran Suadi Optimis Kaspudin Nor Lolos Menjadi Dewas KPK

JAKARTA, JMI – Sebanyak 146 calon Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dinyatakan lolos pada seleksi admi...