Jakarta Timur, JMI - Berbagai usaha dilakukan orang untuk mencari nafkah, memenuhi kebutuhan hidup yang tidak pernah habis bahkan semakin bertambah berat terutama untuk masyarakat bawah. Mencari celah dan kesempatan untuk berusaha dalam mencari rupiah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Dari sekian usaha salah satunya adalah berjualan minuman dan makanan ringan. Bagi yang punya modal tentu bukan hal yang sulit, hanya tinggal mencari lokasi lalu sewa tempat. Tapi bagi yang bermodal kecil bahkan pas-pasan tentu harus berupaya mencari celah dan kesempatan dengan baik. Pasti kita sering bertemu dan melihat penjual minuman seperti kopi, teh dan sejenisnya berkeliling di jalan-jalan, dengan sepeda gayung juga ada yang motor. Mencari tempat-tempat yang strategis dimana banyak orang berkumpul atau tempat tongkrongan orang istirahat.
Sebagian pedagang juga tidak semua dapat berkeliling seperti itu dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada harus mencari tempat tetap meski bukan dalam artian permanen.
Jika kita melintas di flyover ( jembatan layang ) Klender, Jakarta Timur jika melihat kiri kanan jalan tepatnya di trotoar akan kita jumpai para pedagang berjualan yang hampir semua menjual minuman dingin, panas dari kopi,teh sampai minuman kemasan dan sachet.
Ditambahi pula dengan menjual makanan ringan. Beberapa ada juga pedagang bakso dan sejenisnya. Para pedagang itu ada yang menggunakan gerobak , sepeda bahkan ada yang hanya meja. Hal itu karena pedagang itu warga yang tidak jauh dari flyover Klender.
Pedagang-pedagang itu mulai berjualan dari sore dari 19.00an sampai tengah malam. Dengan alas untuk pembeli duduk dibentangkan tikar bahkan banyak yang dari spanduk-spanduk bekas di trotoar. Berderet-deret seakan-akan para pedagang sudah hafal dengan " wilayahnya" sendiri.
Semakin malam semakin banyak pembeli yang berdatangan. Banyak juga pemotor yang pulang kerja mampir sekedar istirahat ngopi setelah menembus kemacetan dari kantor atau tempat bekerja. Jika agak sedikit malam biasanya pembeli yang sengaja "ngopi" mencari angin melihat suasana malam. Minum kopi serta makan makanan ringan sambil menikmati kendaraan lalu-lalang memang mempunyai keasyikan sendiri.
Pak Abdul ( 60 tahun ), salah satu pedagang mengatakan bahwa dirinya sudah hampir 8 tahun berjualan kopi disitu. Dengan sepeda gayungnya yang dibelakang dipasang gerobak kecil untuk membawa segala macam sachet produk minuman juga kemasan, termos air panas dan gelas-gelas plastik.
" Saya sudah lama jualan disini, ya...sabar saja karena hanya begini mampunya " ujarnya.
Lebih lanjut Pak Abdul mengatakan bahwa berjualan disitu sangat ditentukan kondisi cuaca, mengingat tempat terbuka pinggir jalan. Saat hujan atau cuaca tidak bersahabat, nyaris tidak ada pembeli. Tapi semua dihadapi dengan sabar. " Mau bagaimana lagi ?!" sambung Pak Abdul.
Bu Wati ( 56 tahun ) pedagang kopi dan gorengan mengatakan senada dengan Pak Abdul.
" Ya sabar intinya, kadang kalau setelah hujan, pembeli juga tidak ada. Mungkin orang enggan dengan kondisi alas duduk yang basah juga banyak genangan air di jalan" kata Bu Wati.
Meski begitu bukan berarti saat cerah pasti banyak pembeli, sekarang tidak seperti dulu sebelum covid, lanjut Bu Wati.
Memang kalau dilihat,pedagang juga banyak , tentunya juga berbagi pembeli.
" Ngopi disini sih asyik aja,santai,jenuh dirumah " kata Ardi salah seorang pembeli.
Beberapa remaja juga mengatakan hal yang sama dengan ardi.
" Bisa berlama-lama main game " celetuk seorang remaja.
" Kalau dirumah,dimarahin ayah" ,lanjutnya.
Hampir setiap akhir pekan memang ramai tentu saat cuaca cerah.
" Oh..gak ada pungutan apa-apa,yang penting sebelum pulang kita bersihkan dari sampah " ,kata Pak Abdul setelah ditanyakan soal pungutan
Lebih lanjut Pak Abdul mengatakan hanya saat wabah covid dulu selalu dibubarkan Satpol PP karena memang aturannya begitu.
Sebenarnya sesuai peraturan daerah, berjualan di trotoar tidak diperbolehkan. Jika sampai saat ini belum ada larangan dari pihak terkait mungkin ada kebijaksanaan dalam hal ini karena bagaimanapun juga para pedagang adalah warga yang memenuhi tuntutan mencari nafkah.
Dan tentunya Pak Abdul dan para pedagang bersyukur dapat berusaha mencari nafkah di flyover tersebut
Pewarta: Bayu NPLUS
0 komentar :
Posting Komentar