WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Tren dan Bisnis Batu Akik Yang Meredup. *Batu Akik, Apa Kabarmu Kini ?.*

JMI.Com - Fenomena booming batu akik pernah melanda masyarakat Indonesia sekitar tahun 2010 sampai 2015. Meski sebelumnya tahun-tahun sebelumnya juga pernah tapi tidak sebooming tahun 2010 sampai 2015. Batu akik merupakan salah satu mineral yang terbentuk dari proses yang panjang. Beberapa jenis batu akik yang populer di Indonesia itu mulai dari batu bacan, safir, zamrud, ruby, giok, kecubung, virus dan banyak lagi.

Sejatinya batu akik sebagai perhiasan sudah digunakan manusia purba pada zaman logam sekira 3000-2000 SM. Menurut Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia Volume 1, mereka membuat manik-manik (perhiasan kalung) dari bermacam-macam bahan dengan berbagai bentuk dan warna, antara lain batu akik (komalin), kaca dan tanah liat yang dibakar.
Di Indonesia, batu akik mulai populer pada era 1970-an hingga 1980-an dan kembali booming pada 2010-an. Kala itu, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari dan mengoleksi batu akik dengan harapan mendapatkan keberuntungan atau sebagai koleksi yang bernilai tinggi. Sebagaian penggemar akik masih punya anggapan bahwa batu akik merupakan benda bertuah.
Hal ini tidak lepas dari kepercayaan turun temurun masyarakat Indonesia terutama penggemar batu akik.

Pada masa Kerajaan Nusantara  Hindu-Budha, batu akik merupakan salah satu benda yang dikuburkan dalam candi. Menurut arkeolog R. Soekmono dalam Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, yang dikuburkan (cinandi) di situ bukanlah mayat atau pun jenazah, melainkan bermacam-macam benda, seperti potongan-potongan berbagai jenis logam dan batu-batu akik, yang disertai dengan saji-sajian.

 *Sentra Batu Akik Jakarta Gems Center (JGC). Jatinegara, Jakarta Timur.* 

Booming batu akik di era 2010-2015 tidak lepas dari keberadaan sentra perdagangannya di Jakarta Gems Center (JGC) atau Pusat Penjualan Batu Mulia Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur.
Awalnya, lokasi JGC merupakan pasar tradisional seperti pada umumnya yang dikelola oleh PD Pasar Jaya.
Namun di dalam area pasar terdapat ruang kosong. Lantas pihak PD. Pasar Jaya mengisi ruang kosong itu dengan meja-meja untuk pedagang batu akik yang memajang batu-batu akik dagangannya. Sejak saat itu pedagang batu akik menempati Pasar Jaya sekitar tahun 1984. Seiring waktu pedagang batu akik semakin bertambah lantas menggeser pedagang sayur dan pedagang lainnya.

Ternyata aktivitas jual beli batu akik mendapat pengamatan dan perhatian dari Pemerintah. Ditambah pula Presiden SBY waktu itu baru mengetahui bahwa batu akik yang dibeli di luar negeri ternyata dari Indonesia.

SBY lantas mengumpulkan asosiasi pedagang dan pengrajin batu dari seluruh Indonesia di Ciputat. SBY menyatakan akan membangun sentra batu itu di kawasan tersebut. Akan tetapi banyak usulan dari pedagang batu akik juga asosiasi pedagang dan pengrajin batu akik yang menghendaki pembangunan sentra penjualan batu akik lebih di Rawa Bening, Jatinegara, Jaktim. Akhirnya dibangun gedung sentra pemasaran batu akik dan batu mulia di Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta seperti yang ada sekarang ini. Gedung JGC diresmikan tahun 2007.

 *Booming Bisnis Batu Akik di Indonesia.* 

Rentang waktu tahun 2010 sampai 2015 batu akik mengalami booming luar biasa. Setiap hari perbincangan tentang batu akik dimasyarakat semakin menaikkan viralnya batu akik. Bisnis batu akik semakin ramai dan diminati. Banyak orang yang terjun ke bisnis batu akik yang menggiurkan.

Tak pelak JGC semakin riuh, sebagai pusat perdagangan batu akik di Jakarta JGC satu-satunya tempat potensial bagi penggemar baty akik dan pedagang batu akik.

Seperti diceritakan Handoko, pedagang batu akik yang dulu sempat menikmati masa booming batu akik di JGC.
Handoko mengatakan, boomingnya batu akik menyebabkan omzet pedagang meningkat hingga 400%. Handoko sendiri sebagai pengrajin dan penjual batu akik, turut merasakan kenaikan omzet yang signifikan dari bisnis batu akik.

" Saat itu omzet sehari bisa Rp 20 (juta) sampai Rp 30 (juta) sehari. Sebulan bisalah sampai Rp 100 juta, Rp 200 juta," tambahnya.

Batu-batu akik yang dijual Handoko memang memiliki kualitas bagus dan ia selalu menyediakan batu akik - batu akik yang tengah viral seperti bacan, ruby, dan lain-lain.

Pedagang batu akik lain juga mengakui pada waktu juga mengalami hal yang sama. Omzetnya memang tak sebesar yang didapatkan di tempat Handoko. Hal itu lantaran kiosnya memang kecil dan hanya menjual batu akik murah. Tapi omzet yang dia dapatkan saat itu bertambah hingga 4 kali lipat dibanding sebelumnya.

Bardi salah satu pedagang di JGC juga mengatakan saat masih booming beberapa jenis batu akik yang dibanderol di atas Rp 1 juta pun laris manis dibeli kolektor batu akik.

"Saat masih ramai, paling banyak dicari itu yang motif Sulaiman atau garis-garis panjang. Kemudian motif bentuk angka 8. Sekarang rata-rata Rp 500.000, dulunya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta," jelad Bardi.

Pedagang batu akik JGC lainnya, Abdul, mengungkapkan hal yang sama. Saat masih demam batu akik, sejak buka pukul 08.00 WIB, dirinya baru bisa menutup tokonya hingga jam 22.00 WIB.

"Dari booming hampir semua orang suka, dulu 1 biji titanium (ikatan batu cincin) dijual Rp 700.000_ laku keras ," jelas Udin.

Banyak lagi cerita-cerita para pedagang batu akik saat wabah fenomenal batu akik. Bahkan banyak juga pedagang batu akik dadakan karena melihat begitu menguntungkan berdagang batu akik.

 *Tren Batu Akik Kini Meredup.* 

Selepas tahun 2015 booming dan tren batu akik mulai redup. Tahun-tahun berikutnya sampai saat ini tren batu akik telah meredup. JGC yang dulunya hiruk pikuk para pemburu batu akik, kini telah lengang. Kalau pun ada pembeli dan pemburu batu akik hanya beberapa saja. Hanya memang betul-betul penggemar dan kolektor batu akik. Tentu saja saat ini harga batu akik juga terjun bebas.

Bahkan menurut beberapa pedagang harga sudah diturunkan 50% tetap tidak berpengaruh mendongkrak penjualan Batu akik yang saat booming berharga jutaan kini hanya ratusan ribu itupun lama laku.

“ Harga diturunkan masih 50% lebih itu saja masih ditawar lagi. Contohnya saja batu Kalimaya, sekarang Rp 500 ribu, dulunya Rp 1,5 juta ,"  kata salah satu pedagang batu akik di JGC, Senin (10/2/2025).

" Pedagang yang jual batu akik di tempat ini sudah banyak yang kerja lain, entah kemana. Banyak lapak batu akik sudah ditutup ," ujar Ali, saat ditemui JMI di kawasan Jatinegera, Jakarta Timur, Senin (10/2/2025).

Banyak faktor yang membuat meredupnya bisnis batu akik. Apalagi ditambah beberapa tahun lalu saat wabah covid melanda. Tingkat ekonomi masyarakat menurun. Masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan-kebutuhan yang penting misalnya biaya sekolah, hidup sehari-hari dengan naiknya beberapa bahan kebutuhan pokok, hingga akhirnya mengenyampingkan hobby dan kegemaran akan batu akik salah satunya.

“ Sekarang jangan ditanya berapa pemasukan tiap bulan. Pernah dalam sehari enggak ada pembeli sama sekali ,” ungkap Ali.

Ali juga menceritakan teman-temannya sesama penjual batu akik, penjualan sehari hanya sebesar Rp15.000, tidak cukup untuk digunakan untuk biaya makan sehari. Situasi sulit macam itu dan risiko yang harus ditanggung pedagang, menurutnya menjadi alasan utama mereka gulung tikar.

Saat ini pedagang batu akik yang masih bertahan karena mereka sudah bertahun-tahun memang bekerja sebagai pedagang batu akik sehingga tidak dapat bekerja lainnya.
Harapan mereka semoga batu akik kembali booming seperti beberapa tahun lalu.

 *Mungkinkah Tren Batu Akik Kembali Booming?.* 

Memang saat ini tren akik sedang menurun, penggemar fanatik masih akan terus mencari dan berburu dengan batu-batu akik. Secercah peluang kembali tren batu akik masih terbuka. Mungkin kondisi sulit ini yang mempengaruhi, itu berarti suatu saat ketika ekonomi membaik tentu ada peluang batu akik kembali booming.

Apalagi jika para penggemar fanatik batu akik dan asosiasi-asosiasi yang berhubungan dengan batu akik dapat menemukan cara-cara agar batu akik kembali booming, misalnya dengan pameran-pameran atau kontes-kontes,  serta pengrajin batu akik lebih kreatif lagi dalam mengolah batu akik untuk dijadikan perhiasan, aksesoris, dengan model mengikuti jaman.


Pewarta: Bayu N'Plus.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Tak Hanya Andalkan APBD, Pemkab Majalengka Gandeng Industri Perbaiki Infrastruktur Jalan

MAJALENGKA, JMI - Pemerintah Kabupaten Majalengka (Pemkab Majalengka) terus berinovasi dalam meningkatkan infrastruktur jalan de...