WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Perempuan dari Pamekasan yang Menyulap Pekarangan Menjadi Ladang Emas Selada Impor


PAMEKASAN, JMI
— Di balik jalan poros Desa Ceguk, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, tersembunyi sebuah kisah inspiratif tentang kegigihan dan inovasi. Bukan di dataran tinggi, melainkan di kawasan dataran rendah yang panas dan gersang, seorang ibu rumah tangga bernama Alfina Haula (48) berhasil menyulap pekarangan rumahnya menjadi kebun hijau yang sejuk dan menguntungkan.

Senin (02/06/2025), pemandangan hijau segar dari deretan selada impor yang tumbuh subur dengan sistem hidroponik langsung memikat siapa pun yang melintas. Dengan dukungan suaminya, Rokib Wibowo (43), Alfina menantang batas-batas geografis dan membuktikan bahwa ketekunan bisa mengubah apa yang tampak biasa menjadi luar biasa.

Berawal dari Tekad Membantu Suami

Cerita bermula pada tahun 2018. Dengan tujuan sederhana untuk menambah pendapatan keluarga, Alfina mulai bereksperimen menanam selada di halaman rumah. Ia memilih metode hidroponik, sistem pertanian tanpa tanah yang menggunakan larutan nutrisi dan air.

Namun, jalan menuju sukses tidak selalu mulus. Kualitas air yang kurang baik hampir menggagalkan mimpinya. "Airnya tidak mendukung, waktu itu sempat bikin saya ragu," kenangnya.

Tapi Alfina bukan tipe yang mudah menyerah. Ia terus belajar secara otodidak, membaca, menonton video, dan mencoba berbagai cara untuk memperbaiki sistem tanamnya. Hingga akhirnya, ia menemukan metode filtrasi air yang efektif. Dengan sistem saringan, kualitas air meningkat dan selada mulai tumbuh subur.


Dari Pekarangan Menjadi Bisnis Skala Kabupaten

Seiring berjalannya waktu, hasil panen seladanya menarik perhatian banyak orang. Permintaan mulai berdatangan—dari tetangga, katering, hingga hotel. Tahun 2019 menjadi titik balik: ia memperluas lahan tanam menjadi dua petak, dan kini telah mencapai 700 meter persegi.

Setiap hari, Alfina bisa menjual 20 hingga 30 kilogram selada, dengan harga Rp 30.000 per kilogram untuk skala besar, dan Rp 6.000 per bungkus untuk kemasan rumah tangga. Pendapatan bulanannya mencapai Rp 18 juta hingga Rp 20 juta, bahkan pernah menerima satu pesanan hingga 100 kilogram.

“Awalnya cuma bantu suami. Tapi sekarang pelanggan datang dari berbagai kabupaten seperti Sumenep, Sampang, dan Bangkalan,” ujarnya bangga.

Tantangan di Balik Kesuksesan

Di balik gemerlap keberhasilannya, Alfina juga menghadapi tantangan berat. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah pemadaman listrik, yang membuat pompa air dan sistem irigasi hidroponik tidak bisa berfungsi. Dampaknya bukan main: tanaman bisa mati, dan kerugian pun menghantui.

“Kalau air macet karena lampu padam, ya tanaman bisa rusak. Pernah juga kerugian karena itu,” katanya.

Tak hanya mengandalkan tangan sendiri, Alfina kini juga mempekerjakan empat orang karyawan, dengan gaji antara Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per bulan. Mereka bertugas merawat tanaman, memasang pupuk dan vitamin, membersihkan instalasi, hingga mengantar pesanan ke pelanggan.

Dukungan Pemerintah dan Harapan yang Lebih Luas

Melihat potensi besar dari usaha ini, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan, Indah Kusuma Sulistiorini, memberikan apresiasi penuh. Ia menyebut apa yang dilakukan Alfina sejalan dengan program pelatihan pemanfaatan pekarangan yang rutin diberikan oleh dinas.

“Kami berharap semakin banyak warga mengikuti jejak Bu Alfina. Metode hidroponik ini cocok sekali untuk wilayah seperti Pamekasan yang lahan pertaniannya terbatas,” ujar Indah.

Membuktikan Bahwa Inovasi Tak Harus Jauh dari Rumah

Dengan modal total sekitar Rp 250 juta, Alfina telah menciptakan sebuah sistem pertanian modern yang tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga ramah keluarga. Ia membuktikan bahwa dengan inovasi, ketekunan, dan kemauan belajar, siapa pun bisa mengubah keterbatasan menjadi kekuatan.

“Yang penting mau belajar dan mencoba. Budidaya ini tidak capek, bisa dilakukan di rumah, dan hasilnya nyata,” tutupnya.

 

 

 

Sumber: KOMPAS.com

Editor: Kurnia Sapri 

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar