WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Protes Imigrasi Memanas di Los Angeles, 400 Orang Ditangkap: Jam Malam Diberlakukan, Pasukan Militer Dikerahkan

Personel Kepolisian Los Angeles mengerahkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran (Getty Images via AFP/JIM VONDRUSKA)


Los Angeles, JMI — Ketegangan sosial akibat kebijakan imigrasi kembali memuncak di Amerika Serikat. Sejak Sabtu (7/6), hampir 400 orang ditangkap atau ditahan oleh Kepolisian Los Angeles (LAPD), menyusul rangkaian aksi protes yang berujung bentrok di berbagai titik di kota terbesar kedua di AS tersebut. Protes yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi ricuh, memicu pemberlakuan jam malam terbatas dan pengerahan ribuan pasukan militer.

Rinciannya: Migran Tanpa Dokumen dan Tuduhan Kekerasan

Mengutip laporan BBC News, dari total penangkapan, 330 orang diidentifikasi sebagai migran tanpa dokumen, sementara 157 orang lainnya ditahan karena tuduhan penyerangan dan menghalangi petugas. Banyak dari mereka diduga terlibat dalam aksi bentrok dengan aparat, termasuk pelemparan benda keras dan upaya mencegah pembubaran massa.

Situasi memuncak pada Selasa malam (10/6), ketika jam malam diberlakukan untuk pertama kalinya. Menurut LAPD, 203 orang ditangkap karena menolak meninggalkan lokasi unjuk rasa, dan 17 orang ditangkap karena melanggar jam malam yang telah ditetapkan otoritas kota.

Kebijakan Jam Malam sebagai Respons atas Kerusuhan

Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, mengumumkan pemberlakuan jam malam terbatas mulai Selasa pukul 20.00 waktu setempat hingga Rabu pukul 06.00 pagi, menyusul kejadian penjarahan dan vandalisme yang terjadi pada Senin malam (9/6).

Menurut Bass, meskipun protes yang berlangsung siang harinya relatif damai, kerusuhan yang terjadi pada malam hari telah merusak puluhan toko dan fasilitas umum di pusat kota. Keputusan untuk memberlakukan jam malam, kata Bass, diambil untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan menjaga keamanan publik.

Presiden Trump Kirim Ribuan Pasukan: Gubernur dan Pejabat Lokal Menolak

Langkah pemerintah pusat pun menuai kontroversi. Presiden Donald Trump, dalam tanggapan tegas terhadap kerusuhan, memerintahkan pengerahan lebih dari 4.000 personel Garda Nasional dan sekitar 700 Marinir aktif ke wilayah Los Angeles.

Namun, kebijakan ini mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk Gubernur California Gavin Newsom dan sejumlah pejabat lokal. Mereka menilai pengerahan militer aktif ke wilayah sipil sebagai langkah yang berlebihan dan dapat memperkeruh suasana.

“Los Angeles membutuhkan ketenangan dan keadilan, bukan dominasi militer,” ujar seorang senator negara bagian California yang menolak disebut namanya.

Pengunjuk rasa diamankan oleh petugas polisi di depan Los Angeles Federal Detention Center di Los Angeles, California, Amerika Serikat pada 8 Juni 2025. (Antara/Xinhua/Qiu Chen)

Latar Belakang Protes: Krisis Imigrasi yang Terus Memburuk

Aksi protes ini merupakan respons terhadap pengetatan kebijakan imigrasi yang diberlakukan oleh pemerintah federal dalam beberapa bulan terakhir. Termasuk di antaranya adalah peningkatan deportasi, penyisiran area permukiman oleh petugas imigrasi, dan pemisahan keluarga migran di perbatasan.

Isu ini semakin memanas ketika beredar laporan penahanan imigran tanpa dokumen secara massal di wilayah California Selatan. Banyak komunitas migran, termasuk dari Amerika Latin dan Asia, turun ke jalan menuntut perlindungan hukum dan penghentian praktik yang mereka anggap tidak manusiawi.

Hak Asasi dan Keseimbangan Keamanan

Pengamat hak asasi manusia menyuarakan keprihatinan atas pendekatan represif yang digunakan dalam penanganan demonstrasi ini. Mereka menekankan pentingnya menjaga hak konstitusional untuk berkumpul dan menyampaikan pendapat, sembari tetap menjaga keamanan dan ketertiban.

“Negara demokratis harus mampu membedakan antara unjuk rasa damai dan tindak kriminal. Pemberlakuan jam malam dan penangkapan massal harus dikaji secara transparan,” ujar Sarah Caldwell, peneliti dari Human Rights Watch.

 

 

 

 

Sumber: ANTARA

Editor: Kurnia Sapri 

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar