WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Kurang Perhatian Dinas Pertanian Kab.Cilacap Pasangan Batu Pembangunan RPJIT DI Cienteng Ciruyung Tanpa Pasir

Cilacap, JMI - RPJIT dalam konteks pertanian merujuk pada Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier ini adalah program Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsi serta kondisi infrastruktur jaringan saluran irigasi di tingkat tersier atau lapangan. 

Tujuan dan Manfaat RPJIT Pertanian adalah, Program RPJIT memiliki beberapa tujuan dan manfaat utama seperti mendukung Budidaya Pertanian,dan air adalah merupakan faktor pokok dalam pertanian, sehingga manajemen air yang baik sangat penting.

Meningkatkan Produktivitas dengan pasokan air yang stabil melalui jaringan irigasi yang berfungsi optimal, produktivitas tanaman dan indeks pertanaman dapat meningkat.

Menjamin pasokan air, dan memastikan ketersediaan pasokan air yang stabil ke lahan pertanian, terutama saat musim kemarau sehingga memulihkan lahan membantu mengairi lahan pertanian yang sebelumnya mungkin rusak atau tidak terawat akibat masalah irigasi.

Ketahanan Pangan: Berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dengan menjaga stabilitas produksi pangan di daerah.

Secara singkat, RPJIT adalah inisiatif penting pemerintah untuk memastikan sistem irigasi berfungsi optimal, yang secara langsung berdampak positif terhadap hasil panen dan kesejahteraan petani, namun ada pula yang memanfaatkan program tersebut guna meraup keuntungan hanya untuk kepentingan pribadi.

Seperti yang diduga proyek Pertanian RPJIT P3A Lestari 2 Desa Ciruyung Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap yang di kerjakan oleh CV Rexza Karya dengan pagu anggaran sebesar Rp 173.065.000 (Seratus Tujuh Puluh Tiga juta Enam Puluh Lima Ribu Rupiah) diduga anggaran sebesar itu dimanfaatkan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk kepentingan pribadi, terbukti pasir dan batu yang didapat dari sungai setempat diduga tidak sesuai spesifikasi.

Hasil investigasi wartawan dilapangan terlihat adukan untuk pasangan batu seperti anak-anak sedang bermain tanah/belet, adukan seperti tanpa pasir itu dipakai untuk pasangan batu.

Atas dasar itu Tim ingin penjelasan dari seorang pelaksana pembangunan tersebut, namun tidak bisa di jumpai alias tidak ada di tempat.

Salah seorang pekerja proyek tersebut mengatakan bahwa Pelaksana proyek datangnya tidak tentu kadang datang kesini dan kalau yang selalu datang mandornya pak,”katanya.

Bahkan menurut informasi yang didapat, dari pihak-pihak terkait ketika menginginkan dokumen untuk laporan ke dinas pertanian Kabupaten Cilacap selalu meminta kepada mandor tanpa ada yang datang ke lokasi.

Keberadaan pelaksana dari sebuah CV tentunya sangat penting untuk merencanakan dan mengkoordinasikan aktivitas tim proyek untuk memastikan tujuan proyek tercapai. Menetapkan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek, karena anggaran biaya sebesar itu dari hasil pajak yang dibayarkan rakyat Kabupaten Cilacap.

Bahkan seorang pelaksana harus memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Memastikan anggaran proyek sesuai dengan alokasi yang telah disetujui.

Atas adanya informasi kasus proyek tersebut menuai tanggapan dari berbagai kalangan dan berharap PPK dari Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap dan tim jangan tutup mata atau pura- pura tidak tahu.

" Dengan pekerjaan proyek seperti itu, jelas sudah merugikan masyarakat, maka kami sebagai masyarakat berharap dinas pertanian Kabupaten Cilacap untuk segera turun tangan mengecek langsung serta mengevaluasi bagi CV penyedia jasa yang melakukan kecurangan untuk dipertimbangkan kembali,”Harapnya.

Pewarta: Giso Eko
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar