WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Perkuat Lobi, Berharap Indonesia Jadi Eksportir Buah Utama ke Tiongkok

Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu II Desa Dukuh, Sujono menunjukkan buah manggis yang baru dipetik dari kebun milik para petani, di wilayah hutan Perhutani di Kabupaten Trenggalek. 
JAKARTA, JMI -- Kebijakan pemerintah memperluas peluang ekspor komoditas buah-buahan ke Tiongkok dinilai merupakan terobosan yang baik untuk meningkatkan penerimaan devisa negara. Komoditas buah-buahan merupakan salah satu produk unggulan Indonesia yang potensi pengembangannya masih terbuka Lobi pemerintah ke Tiongkok diharap bisa menaikkan kuota impor Manggis dari Vietnam dan Thailand ke negeri Tirai Bambu ini.

“Selama ini Indonesia cukup kuat untuk produk makanan minuman, tembakau, tekstil, dan juga produk-produk pertanian dan perkebunan. Ini tentunya menjadi komoditas unggulan untuk bisa melakukan menegosiasi ekspor kita ke sana,” kata Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal kepada wartawan, Jumat (26/7).

Potensi ekspor ke Tiongkok, tercermin dari membaiknya ekspor Manggis ke negara tersebut. Ia pun meyakini ekspor komoditas ini manggis dapat membaik seperti sebelum Negeri Tirai Bambu itu membatasi impor Manggis dari Indonesia.

Saat ini Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tengah melakukan serangkaian langkah lobi ke Tiongkok. Langkah ini diambil guna mendongkrak ekspor ke salah satu ekonomi terbesar di dunia tersebut. Komoditas yang diharapkan menjadi pendongkrak neraca perdagangan Indonesia adalah CPO, buah-buahan dan Sarang Burung Walet.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Manggis ke Tiongkok pada 2018 tercatat sebesar 38,83 ribu ton, tumbuh 324 persen dibandingkan ekspor pada 2017 yang hanya mencapai 9,16 ribu ton. Nilai ekspor manggis pada 2018 pun tercatat sebesar Rp 474 miliar atau tumbuh 778 persen dari nilai ekspor pada 2017 yang sebesar Rp 54 miliar.

Ekspor manggis ke negeri Tirai Bambu pernah mencapai USD 36 juta pada 2012. Namun, angkanya turun drastis menjadi USD 96 ribu di 2013, menyusul larangan impor manggis dari Indonesia yang diberlakukan negara tersebut.

Ekonom Indef, Rusli Abdullah, menyebutkan kekayaan alam berupa buah-buahan yang beraneka ragam menjadi kekuatan Indonesia. Hal ini menciptakan peluang bagi Indonesia untuk mengekspor buah-buah tropis ke negara empat musim, salah satunya Tiongkok.

“Tiongkok itu empat musim, Indonesia dua musim, punya buah-buah tropis yang kalau dijual ke Tiongkok laku banget,” katanya.

Menurutnya, buah-buahan yang cukup potensial seperti Manggis, Salak, Durian, maupun Nanas berpeluang terus diekspor ke Tiongkok karena cenderung tahan lama. Sementara, buah seperti pisang meskipun produksinya cukup banyak namun kurang tahan lama.

Total perdagangan Indonesia-Tiongkok periode 2018 tercatat sebesar USD 72,67 miliar atau naik 23,48 peren dari total perdagangan 2017 yang sebesar USD 58,84 miliar. Adapun total perdagangan Indonesia-Tiongkok pada periode Januari-April 2019 telah mencapai USD 22,4 miliar.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Bupati Subang Reynaldy Tinjau Alun-Alun Subang, Akan Ditata Menjadi Ruang Publik

SUBANG, JMI – Bupati Subang Reynaldy Putra Andita meninjau Alun-Alun Subang untuk melihat persiapan Agenda Coklat Kita Ngabubur...