Jakarta JMI, Uji balistik soal tembakan yang menewaskan Brigadir J kini jadi sorotan Komnas HAM.
Apa sebenaranya yang terjadi di balik insiden tersebut?
Komisioner Komnas HAM RI Anam mengatakan pihaknya akan
meminta keterangan kepada Puslabfor Polri terkait uji balistik menyangkut peristiwa
tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam (Tribunnews.com/Gita Irawan) Anam menjelaskan permintaan keterangan tersebut diagendakan pada Rabu (3/8/2022) pekan ini.
Hal tersebut disampaikannya usai Komnas HAM meminta
keterangan terhadap Adc atau ajudan dan pengurus rumah Sambo terkait tewasnya
BrigadirJ.
Permintaan keterangan dan pernyataan Anam tersebut disampaikan
di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Senin (1/8/2022).
"Pekan ini hari Rabu kami minta Puslabfor yang
menangani soal balistik datang ke Komnas HAM memberikan keterangan," kata
Anam.
Anam menjelaskan dalam permintaan tersebut rencananya Komnas
HAM akan menanyakan sejumlah hal.
Sejumlah hal dimaksud di antaranya terkait penggunaan
senjata dalam insiden tersebut.
Pemakaman
Ulang Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) dilakukan secara kepolisian, Rabu
(27/7/2022). (Facebook)
"Pemeriksaan berikutnya hari Rabu terkait uji balistik.
Balistik ini memang untuk melihat ini senjatanya siapa, pelurunya karakternya
apa, dan lain sebagainya. Ini terkait penggunaan senjata," kata Anam.
Diberitakan sebelumnya tim khusus bentukan Kapolri Jenderal
Listyo Sigit Prabowo mengungkap tiga hal yang didalami saat uji balistik di
rumah Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Senin
(1/8/2022).
Diketahui, uji balistik itu dipimpin oleh Kabareskrim Polri
Komjen Pol Agus Andrianto, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen
Pol Andi Rian Djajadi dan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menuturkan bahwa uji
balistik kali ini merupakan pendalaman dari hasil uji balistik yang dilakukan
oleh Puslabfor Polri.
Adapun terdapat dua senjata yang ditemukan di Tempat
Kejadian Perkara (TKP).
Dua senjata yang ditemukan adalah Glock-17 dan HS. Dari uji
balistik ini, timsus mendalami tiga hal di Rumah Irjen Ferdy Sambo.
"Pengalaman yang dilakukan di TKP pada hari ini yaitu
untuk mengetahui yang pertama adalah sudut tembakan, yang kedua jarak tembakan,
kemudian yang ketiga adalah sebaran pengenaan," kata Dedi di Rumah Irjen
Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Senin (1/8/2022).
Ia menuturkan uji balistik itu juga turut melibatkan oleh
Labfor Polri, Inafis, Kedokteran Forensik hingga Penyidik. Kasus ini pun masih
teru didalami oleh pihak kepolisian.
"Karena timsus bekerja tetap mengedepankan satu
ketelitian, kecermatan, juga kehati-hatian. Karena kerja timsus nanti akan
diamampaikan secara komprehensif dan memiliki konsekuensi yuridis,"
pungkasnya.
Organ Tubuh Yosua Hilang
Kuasa Hukum Brigadir J
Kamaruddin terus mengumbar fakta ke publik soal kondisi jenazah kliennya.
Adapun kali ini fakta yang diungkap Kamaruddin Simanjuntak
yakni soal pankreas dan kantung kemih jenazah Brigadir J
yang ia sebut hilang.
Kamaruddin Simanjuntak menyebut hilangnya pankreas dan
kantung kemih tersebut diketahui saat autopsi ulang jenazah Brigadir J.
Menurut Kamaruddin, hal itu berdasarkan laporan dokter dan
tenaga kesehatan yang ikut menyaksikan autopsi ulang jenazah Brigadir J
di RSUD Sungai Bahar, Jamb, sebagai perwakilan keluarga.
Sebelumnya, ia mengungkapkan ke publik bahwa otak Brigadir J
dipindahkan ke dalam perut.
"Yang tragis, otaknya
almarhum Brigadir J pindah dari kepala ke bahu dan perut.
Kemudian pankreas bisa hilang atau tidak tampak, demikian juga kantung
kemih Brigadir J hilang. Kemana ini pankreas dan kantung
kemihnya?. Ini masih misteri," kata Kamaruddin, Senin (1/8/2022).
Karena hal itu, kata Kamaruddin, pihaknya berencana
melaporkan hilangnya pankreas dan kantung kemih jenazah Brigadir J
ke pihak berwenang.
Diduga hilangnya organ tubuh berupa pankreas dan kantung
kemih Brigadir J,
katanya terjadi saat autopsi pertama dilakukan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta
Timur.
"Kami juga berencana akan melakukan upaya hukum dengan
melaporkan orang-orang yang diduga menyebabkan hilangnya pankreas dan kantung
kemih Brigadir J," ujar Kamaruddin.
Sebab kata Kamaruddin hilangnya pankreas dan kantung kemih,
bisa jadi merupakan upaya sejumlah pihak untuk menutupi jejak pembunuhan
berencana yang terjadi pada Brigadir J.
Seperti diketahui hasil resmi autopsi ulang
jenazah Brigadir J oleh tim forensik gabungan, masih menunggu
hasil pemeriksaan sampel bagian jenazah yang diperiksa secara mikroskopik di
laboratorium RSCM.
Namun, pihak keluarga Brigadir J sudah
memiliki gambaran umum terkait hasil autopsi ulang tersebut.
Mengingat selain 7 dokter forensik yang melakukan autopsi
ulang jenazah Brigadir J di RSUD Sungai Bahar
Jambi, ada dua orang perwakilan keluarga yang dipersilakan ikut memantau dan
melihat jalannya autopsi ulang.
Syaratnya mereka haruslah orang yang ekspert di bidang medis
atau kesehatan.
Kamaruddin Simanjuntak mengatakan berdasarkan catatan dan
laporan dua orang perwakilan keluarga itu dipastikan bahwa penembakan
terhadap Brigadir J yang sebelumnya dikatakan polisi dilakukan
dari atas atau lantai dua rumah oleh Bharada E, sangat jelas telah
terbantahkan.
"Sebab dari 4 tembakan yang mengenai tubuh
korban Brigadir J semua peluru masuk secara datar dan garis
lurus. Bahkan tembakan dari leher tembus ke bibir, dilakukan dari agak ke bawah
ke atas," kata Kamaruddin kepada Wartakotalive.com,
Sabtu (30/7/2022) malam.
Hal itu kata Kamaruddin didapatnya dari catatan dan laporan
kedua orang perwakilan keluarga yang ditunjuk dan dipercaya melihat dan
memantau langsung proses autopsi ulang dilakukan.
"Kedua wanita luar biasa yang menjadi duta keluarga
dalam autopsi ulang itu, adalah Herlina Lubis magister kesehatan atau nakes,
dan dokter Martina Aritonang. Mereka diizinkan memantau dan melihat langsung
autopsi ulang dilakukan," kata Kamaruddin.
Menurut Kamaruddin, keduanya mencatat jalannya autopsi dan
apa saja yang dilakukan tim forensik atas jenazah Brigadir J.
"Catatan mereka sebagai wakil keluarga, sudah dibuat
dalam bentuk laporan dan sudah dinotariskan menjadi akte otentik, atau akte
legal," kata Kamaruddin dalam kanal Youtube Hendro Firlesso, Kamis
(28/7/2022) malam.
Kamaruddin mengatakan tanpa bermaksud mendahului penjelasan
dari tim dokter forensik, karena tim dokter baru dapat mengumumkan hasilnya
paling lambat 4 minggu ke depan, pihak keluarga sudah memiliki semacam gambaran
umum mengenai visum et repertum dan autopsi ulang jenazah Brigadir J.
Gambaran umum itu berdasarkan catatan dan laporan dari dua
wakil keluarga yang melihat dan memantau jalannya autopsi ulang, yakni Herlina
Lubis magister kesehatan atau nakes dan dokter Martina Aritonang.
"Yang dilaporkan oleh kedua wakil kita ini pertama
ketika kepalanya dibuka, otaknya sudah tidak ditemukan dan dibagian belakang
kepala seperti dilem. Setelah lem dibuka di situ ada lubang. Setelah disondek
lubang itu ke arah mata mentok dan disondek ke arah hidung, tembus. Jadi diduga
almarhum ditembak dari belakang kepala sehingga jebol sampai ke hidung depan,
itu tembak garis lurus. Karena datar ya, dari belakang kepala sampai hidung
depan," kata Kamaruddin.
Hal ini katanya juga membuktikan dugaan pihak keluarga
sebelumnya yang menyatakan luka di hidung seperti luka sayatan dan ada dia
jahitan tidak benar.
"Menurut pengamatan dari dua wakil kita itu, dokter dan
magister kesehatan, itu adalah diduga lubang peluru yang ditembakkan dari
belakang kepala," kata Kamaruddin.
Selain itu kata Kamaruddin di tengkorak
kepala Brigadir J ditemukan ada 6 retakan yang diduga akibat
tembakan tersebut atau mungkin akibat lain.
Untuk bagian otak Brigadir J katanya
ditemukan di bagian perut karena dipindahkan di sana oleh tim dokter forensik
sebelumnya.
"Setelah itu ditemukan juga luka diduga tembakan dari
bagian leher tembus ke arah bibir, nah itu luka tembakan kedua," ujarnya.
Yang ketiga katanya ditemukan pula luka tembakan di dada.
"Disondek juga tembus, jadi diduga itu juga luka
tembakan peluru," kata Kamaruddin.
Kemudian kata dia di tangan
kanan Brigadir J juga ditemukan luka tembakan yang lurus dan
tembus.
"Luka tembakan di tangan kanan lurus dan tembus, tidak
miring," katanya.
"Jadi itulah 4 lubang diduga akibat peluru," kata
Kamaruddin.
Selain itu tambah dia ditemukan luka terbuka di bahu yang
terkelupas.
"Luka di bahu ini yang selama ini kita bicarakan sesuai
gambar, belum bisa dipastikan luka atau lubang apa. Yang pasti saat disondek,
tidak ada lubang ke dalam. Jadi hanya luka terbuka yang diduga bukan akibat
peluru," kata Kamaruddin.
Bagian itu katanya sudah diambil sampelnya untuk diuji di
laboratorium RSCM, untuk memastikan penyebab luka.
"Kemudian ditemukan lagi di tangan sebelah kiri bagian
bawah patah. Di lengan itu kan ada tulang dua ya, dan itu patah. Patahnya
kenapa belum dapat disimpulkan, karena masih harus diteliti dokter forensik dan
sampelnya sudah dibawa ke RSCM," ujarnya.
"Namun pengamatan wakil kita dan disepakati dokter
forensik di sana, bahwa itu adalah patah tulang," kata Kamaruddin.
Lalu kata dia di bagian kelingking dan jari manis ditemukan
patahan jari dan terkelupas di seputar kuku.
"Itu juga dibawa sampelnya untuk dipastikan apa
penyebabnya," katanya.
Kemudian kata Kamaruddin, di punggung belakang
jenazah Brigadir J ada semacam memar atau luka dan diambil
sampelnya untuk diteliti penyebabnya.
"Lalu di bagian lutut sebelah kiri ditemukan semacam
memar, dan diambil sampling untuk diteliti dan diuji," kata Kamaruddin.
Untuk kaki kanan Brigadir J yang bengkok dan
tidak luruh, kata Kamaruddin juga diteliti dokter forensik.
"Kemudian di kaki kanan sebelah bawah yang ada jahitan
belum bisa dipastikan karena apa. Namun untuk sementara katanya diduga untuk
memasukkan formalin," kata Kamaruddin.
Hal hampir sama katanya ditemukan di pergelangan kaki kiri.
Di luar itu semua kata Kamaruddin, pihaknya juga meminta
dokter forensik memeriksa organ dalam tubuh Brigadir J atas
kemungkinan korban tewas diracun.
"Menurut dokter itu sulit karena jenazah sudah
dimasukkan formalin dua kali. Namun dari ginjal korban, ini sedang didalami
karena ginjal sensitif dan semoga itu bisa memastikan diracun atau tidak,"
kata Kamaruddin.
Terkait dugaan jeratan di leher, kata Kamaruddin, kedua
wakil keluarga menyatakan bahwa untuk otot leher tidak ada resapan darah, dan
dokter forensik memastikan tidak ada jeratan di leher.
"Yang ada bekas tembakan ketika dijahit jadi ketarik,
seperti garis, begitu informasinya, tapi itu belum pasti," katanya.
Sumber : tribunnews
0 komentar :
Posting Komentar