WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Iman dari Sudut Pandang Ilmu Tasawuf (Ilmu Keruhanian)

Oleh: Arif Ibnu Irham (Pimpinan Majelis ilmu & dzikir Fiamanillah - Pusakajaya Subang) 


JURNALMEDIAIndonesia
- Iman dari sudut pandang Ilmu Keruhanian adalah saat hati/ruhani sudah beserta/hubungan kepada Allah melalui Malaikat, Rasul, dan orang orang Mukmin Pewaris Rasulullah SAW.

Sehingga Iman disini bukan sekedar Ucapan dilisan akan tetapi sudah diperbuatan Ruhani (beserta/hubungan kepada Allah) yg tercermin dari perbuatan zahir (ucapan dilisan).

Karena sang Ruhani sudah besrta /Hubungan dengan Zat Yang Maha Segalanya,naka terhimbas pula sifat sifat dari Allah tersebut kepada Ruhani/hati kita, sehingga terlihat dari perbuatan/perilaku zahir kita (perbuatan yang baik baik tentunya)

Contoh secara ilmiyah :

Sebuah paku besi yg dihubungkan dengan sebuah magnet, maka otomatis paku tersebut akan terhimbas sifat magnet tersebut yaitu bisa menarik paku yang lainnya. Akan tetapi sekuat apapun sifat magnet dalam paku tersebut, paku tetaplah paku tidak berubah menjadi magnet.

Kenapa hanya Ruhani yang bisa beserta/hubungan kepada Allah ? Karena hanya sesuatu yang berasal dari Zat Allah itu sendiri yang bisa sampai kepadanya. dan unsur Ruhani itulah yg berasal dari Zat Allah langsung.

Seperti dalam satu keterangan yang berbunyi :

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan "Kutiupkan kepadanya ruh-Ku"; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya”.(Q.S. 38:72)

Dengan keterangan diatas sudah jelas hanya sang Ruhani yang bisa hubungan/beserta kepada Allah, Oleh karena itu maka timbul sebuah Ilmu yang dinamakan Ilmu keruhanian yang populer dinamakan Ilmu Tasawuf dan metodologi atau cara praktek Ilmu Keruhanian tersebut disebut Thariqat.

Contoh secara Ilmiyah :

Bila kita ingin berhubung dengan Matahari, bagaimana caranya ? karena tiada satu benda pun yang bisa sampai ke matahari karena belumlah sampai dia ke matahari pasti sudah hancur lebur.

Jadi apa yang bisa sampai kepada Matahari ? tentu saja harus yang berasal dari matahari itu sendiri yg bisa sampai kematahari tersebut.

Apa yang sampai ke bumi dari matahari tersebut ? itulah cahaya matahari dan cahaya matahari itu berasal dari matahari sendiri.

Hubungkan kita dengan cahaya matahari tersebut, detik itu juga kita sudah terhubung dengan matahari tanpa kurang satu apapun.

Sangat Ilmiyah bukan ? Itulah ilmu dari Islam yang Haq !

Pantas saja Rasulullah menyuruh kita untuk bisa beserta/hubungan kepada Allah SWT seperti dalam salah satu Sabdanya:

"Jadikanlah dirimu beserta Allah, apabila kamu tidak bisa beserta Allah, jadikanlah dirimu beserta orang yang dia sudah beserta Allah, itulah caramu beserta dengan Allah." ( HR. Abu Daud )

Siapakah orang yang sudah beserta Allah tersebut ? tentu saja Baginda Yang Agung Kangjeng Nabi Muhammad SAW dan diturunkannya Ilmu tersebut kepada Para Sahabat Beliau dan turun temurun sampai kepada Al Ulama Warisyatulambya sebagai Pewaris Rasulullah (pewaris Ilmu Rasulullah tentunya). dan itu juga ditegaskan oleh Rasulullah :

Al-Ulama'u Warishatul Ambiya. Sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi (HR. Muslim)

Maka dari itu, carilah sang Ulama Warisyatulambya tersebut dengan sedaya upaya, agar kita bisa mendapatkan Ilmu yg bisa menyelamatkan kita dari dunia ini sampai akhirat kelak ! 

 

Panji DS/JMI/Red

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Prof H Amran Suadi Optimis Kaspudin Nor Lolos Menjadi Dewas KPK

JAKARTA, JMI – Sebanyak 146 calon Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dinyatakan lolos pada seleksi admi...