JMI.Com - Sejak program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan pemerintah sejak 2007 dalam rangka diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM khususnya minyak tanah. Awalnya Pemerintah memberikan paket gratis berupa kompor dan tabung LPG. Seiring waktu hingga saat ini pemakaian gas LPG sebagai pengganti BBM minyak tanah sudah merata ke seluruh pelosok Indonesia.
Ada beberapa kendala muncul yang berkenaan dengan tata kelola distribusi seiring berjalannya program konversi ini. Dari kelangkaan yang sering terjadi hingga harga yang belum seragam. Meski setiap daerah provinsi mengeluarkan keputusan peratutan gubernur tentang tata kelola gas LPG. Dari berbagai hal masalah yang sering terjadi adalah kelangkaan si melon gas LPG 3kg.
Beberapa hari lalu terjadi lagi kelangkaan gas LPG 3kg yang berakibat harga jadi naik berkisar Rp.1000,_ sampai Rp.5000,_ di berbagai daerah. Hal ini sering terjadi ketika mendekati momen-momen hari besar seperti hari raya Idul Fitri dan sebagainya. Lalu bagaimanakah tata kelola distrusi dan harga sebanarnya dari Pemerintah.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani baru-baru ini kaget saat tahu harga gas LPG 3 kg di masyarakat mencapai Rp 20.000 bahkan lebih. Pasalnya, harga dari pemerintah sendiri Rp 12.750. Sri Mulyani mengungkapkan bahwa harga asli Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg tanpa subsidi mencapai Rp42.750 per tabung.
Melalui akun Instagram resminya, @smindrawati, Rabu (8/1/2025), Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, “Lalu, siapa yang menanggung kelebihan Rp30.000 per tabung LPG 3kg? Pemerintah, melalui Belanja APBN dari pajak yang Anda bayar.”
Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, harga elpiji subsidi 3 kg di pasaran seharusnya sebesar Rp 12.750 per tabung.
Sebab, pemerintah telah memberikan subsidi sebesar Rp 30.000 per tabung. Tanpa subsidi dari pemerintah, harga asli atau harga normal elpiji 3 kg bisa mencapai Rp 42.750 per tabung.
"Manfaat APBN yang langsung dinikmati oleh masyarakat termasuk harga BBM, elpiji, listrik, dan pupuk yang lebih terjangkau karena subsidi pemerintah," ujarnya dalam konferensi pers APBN 2024 di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Hitungan harga gas LPG 3kg sampai ke masyarakat menjadi membengkak dimungkinkan karena pendistribusian dari Pertamina ke agen lalu ke pangkalan dan terakhir ke toko kelontong dimana masyarakat lebih banyak melakukan pembelian. Tentunya masing post tersebut ada biaya-biaya dan keuntungan yang didapat.
Sejumlah konsumen di wilayah DKI Jakarta menyebut harga elpiji melon 3kg berkisar antara Rp 20.000-Rp 21.000 per tabung di warung-warung dan Rp 18.000 di agen resmi.
"Harga elpiji 3kg Rp 20.000-21.000 di warung-warung Madura. Kalau di agen resmi Rp 18.000, kemarin saya beli dua langsung, tapi sekarang stoknya sedikit," kata Yogi penjual gorengan, warga Penggilingan, Jakarta Timur.
Sementara itu, Iwan pedagang toko kelontong warung madura mengatakan menjual gas melon LPG 3kg Rp.20.000,_ per tabung.
" Saya menjual masih Rp.20.000'_ per tabung. Sudah lama sih harga ini. Dulunya Rp.19.000,_ ", kata Iwan lebih lanjut pada JMI.
Melihat harga dari Pemerintah hanya Rp. 12.750,_ per tabung 3kg idealnya harga tertinggi dari pangkalan adalah Rp 18.000. Namun kondisi di lapangan berbeda, masyarakat membeli gas LPG dari toko kelontong di bawah agen pangkalan resmi, sehingga harga akhir ditentukan sendiri oleh penjual eceran
Pewarta: Bayu N'Plus
0 komentar :
Posting Komentar