WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Hamas Tuntut Jaminan Tertulis dari AS Sebelum Setujui Usulan Damai: Warga Gaza Butuh Kepastian, Bukan Sekadar Janji


Teheran, Jurnal Media Indonesia
— Di tengah upaya internasional untuk meredakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menegaskan bahwa mereka membutuhkan jaminan tertulis yang konkret dari Amerika Serikat terkait penghentian total perang oleh Israel.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Hamas, Jihad Taha, dalam sebuah pernyataan resmi pada Sabtu (31/5/2025) seperti dilaporkan IRNA dan dikutip dari Pusat Informasi Palestina. Taha mengungkapkan bahwa Hamas, bersama dengan kelompok-kelompok perlawanan Islam lainnya, tengah menelaah secara serius proposal damai yang diajukan oleh Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

“Kami menginginkan jaminan tertulis dan serius dari pihak mediasi, khususnya Amerika Serikat, bahwa perang akan dihentikan sepenuhnya,” ujar Taha.

Namun, Taha menambahkan bahwa dalam draf proposal yang diterima saat ini, belum terdapat jaminan eksplisit maupun mekanisme bertahap untuk menghentikan agresi militer Israel dan menarik pasukan dari Gaza. Hal ini membuat Hamas menilai bahwa usulan tersebut belum cukup untuk menjamin keamanan dan masa depan warga sipil Palestina.

Sikap Hamas: Terbuka tapi Tegas

Meskipun kritik disampaikan, Hamas tetap menunjukkan sikap terbuka terhadap setiap bentuk diplomasi atau inisiatif internasional yang bertujuan mengakhiri penderitaan warga Gaza.

“Kami tidak menutup pintu bagi inisiatif apapun yang membawa harapan bagi rakyat Gaza, tetapi harus jelas: gencatan senjata total dan penarikan penuh pasukan Israel adalah syarat mutlak dalam setiap kesepakatan,” tegas Taha.

Taha juga menyerukan peran aktif lembaga-lembaga internasional, termasuk PBB dan organisasi kemanusiaan global, untuk menetapkan status darurat kemanusiaan di Gaza. Ia menekankan bahwa kondisi saat ini sudah sangat kritis dan membutuhkan tindakan global yang nyata.

Bencana Kemanusiaan di Gaza

Menurut laporan terbaru dari kantor berita Wafa, konflik yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 54.321 korban jiwa dan melukai sedikitnya 123.770 orang lainnya. Angka ini belum termasuk kerusakan besar pada infrastruktur, rumah sakit, sekolah, serta kelangkaan kebutuhan dasar seperti air bersih dan obat-obatan.

Gaza kini berada di ambang kehancuran total, dan masyarakat internasional semakin mendesak adanya solusi diplomatik yang konkret, bukan hanya janji politik tanpa kepastian.

 

 

Sumber: ANTARA

Editor: Kurnia Sapri 

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar