WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Kesadaran Warga Rendah, Program Pramono Anung Tak Banyak Diketahui Publik Jakarta


Jakarta, JMI
- Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait evaluasi publik atas kinerja para gubernur di enam provinsi di Pulau Jawa, termasuk DKI Jakarta, setelah 100 hari masa kerja mereka. Hasil survei menunjukkan tingkat pengetahuan warga terhadap program-program Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tergolong rendah meskipun eksposur media dan media sosial di Ibu Kota sangat tinggi.

“Di DKI Jakarta rendah, masalah utamanya adalah rendahnya awareness publik terhadap program-program spesifik yang dijalankan Gubernur Mas Pramono,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparan survei yang digelar di Kantor Indikator, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025).

Salah satu contoh yang disorot adalah program perluasan dan perpanjangan jam layanan perpustakaan umum, yang hanya diketahui oleh sekitar sepertiga warga Jakarta.

Burhanuddin menilai hal ini sebagai sebuah ironi, mengingat Jakarta merupakan wilayah dengan penetrasi media dan media sosial tertinggi di Indonesia.

“Artinya, ini jadi otokritik penting bagi Pemprov DKI. Sosialisasi program harus lebih agresif dan kreatif, bukan hanya secara formal, tapi juga lewat kanal-kanal yang dekat dengan keseharian warga,” tuturnya Burhanuddin.

Adapun survei ini dilakukan pada 12–19 Mei 2025, melibatkan 500 responden di Jakarta dengan margin of error ± 4,5 persen. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan wawancara tatap muka langsung oleh enumerator terlatih.

Sementara itu, Direktur Riset Indikator Adam Kamil menyampaikan, meskipun beberapa program berupa job fair cukup dikenal warga, tetapi tingkat optimisme terhadap efektivitasnya masih rendah.

“Warga tahu, tapi respon mereka belum terlalu positif. Ini menunjukkan bahwa sosialisasi saja tidak cukup substansi dan pelaksanaan program juga harus dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat,” jelasnya.

Dibandingkan dengan provinsi lain yakni Jawa Barat, kinerja Gubernur Jakarta cenderung kurang menonjol dalam persepsi publik. Di Jawa Barat, tingkat kepuasan terhadap Gubernur Dedi Mulyadi jauh lebih tinggi.

“Di sana, warga melihat langsung kehadiran gubernurnya. Pak Dedi turun langsung ke masyarakat, dan punya kemampuan komunikasi publik yang sangat kuat, terutama di media sosial,” kata Burhanuddin.

Menurut Burhanuddin, keberhasilan komunikasi publik seperti yang ditunjukkan Dedi Mulyadi menjadi pembelajaran penting bagi kepala daerah lain.

“Dalam demokrasi, teknokrasi saja tidak cukup. Awareness dan kepercayaan publik itu dibangun melalui komunikasi dua arah yang aktif, dan itu harus jadi bagian integral dari kinerja seorang gubernur,” ujarnya.

Indikator menilai bahwa evaluasi publik terhadap 100 hari kerja gubernur penting sebagai umpan balik awal, baik untuk penyempurnaan program maupun dalam membangun keterhubungan dengan warga di era informasi terbuka saat ini.

 

 

Sumber: KOMPAS.com

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar